3 Cara Sederhana Memulihkan Anosmia Akibat COVID19
“COVID-19 bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya, salah satunya hilangnya kemampuan indra penciuman atau anosmia. Hati-hati, anosmia bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Misalnya, menurunkan nafsu makan dan berat badan akibat tidak bisa merasakan makanan. Lantas, bagaimana cara mengatasi kondisi ini?
Bila kamu mengalami gejala anosmia berupa hilangnya kemampuan untuk mencium bau, terutama di tengah pandemi COVID-19, segeralah tanyakan pada doktermelalui Halodoc.
Halodoc, Jakarta – Pada mula-mula mewabah di tahun 2019 hingga awal 2020, gejala COVID-19 boleh dibilang hampir mirip dengan flu. Kala itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), gejala COVID-19 meliputi demam, batuk kering, kelelahan, produksi dahak, sesak napas sakit tenggorokan, sakit kepala, dan hidup tersumbat.
Namun, seiring bergulirnya waktu gejala COVID-19 semakin berkembang. Kini salah satu keluhan yang terbilang umum dialami oleh pengidapnya adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan indra penciuman (anosmia). Anosmia ini bisa memengaruhi hidup seseorang dengan berbagai cara. Misalnya, tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, sehingga tidak dapat mencium bau bahaya (asap, dll) dan hilangnya nafsu makan.
Lantas, bagaimana sih cara mengatasi anosmia akibat COVID-19?
Baca juga: 6 Jenis Makanan Penambah Imun yang Bisa Mencegah Corona
Cara Mengatasi Anosmia Akibat COVID-19
Pada dasarnya, cara mengatasi anosmia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya, anosmia disebabkan oleh infeksi virus, maka pengobatannya bisa melalui terapi dengan dekongestan. Terapi ini bertujuan untuk melancarkan pernapasan.
Selain itu, beberapa cara sederhana lainnya untuk mengatasi anosmia akibat COVID-19:
1. Bersihkan Bagian Dalam Hidung
Dilansir dari National Health Service (NHS) – UK, membersihkan bagian dalam hidung bisa membantu untuk mengatasi anosmia. Caranya tidak sulit, bilaslah bagian dalam hidung dengan larutan air garam. Cara ini membantu jika indra penciuman dipengaruhi oleh infeksi atau alergi.
Jika kamu tidak bisa membuat larutan air garam di rumah, beberapa apotek menjual sachet yang dapat digunakan untuk membuat larutan air garam. Kemudian, bilaslah hidung menggunakan laurat tersebut.
2. Melatih Indra Penciuman
Selain cara di atas, ada pula cara mengatasi anosmia yang bisa kita lakukan. Menurut studi di Journal of the American Medical Association (JAMA) – “Olfactory Dysfunction in COVID-19 Diagnosis and Management”, cara mengatasi anosmia akibat COVID-19 bisa dengan melatih indra penciuman.
Pelatihan penciuman melibatkan menghirup berulang-ulang dan sengaja mengendus satu set bau (biasanya lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih). Cara ini dilakukan selama 20 detik, masing-masing setidaknya dua kali sehari selama minimal 3 bulan (atau lebih lama jika memungkinkan).
Baca juga: Inilah yang Terjadi saat Indra Penciuman Hilang
Menurut studi, cara di atas telah menunjukkan perbaikan penciuman pada pasien dengan Olfactory Dysfunction/ OD (disfungsi penciuman) pasca infeksi.
Kata ahli dalam studi tersebut, pelatihan penciuman dapat dipertimbangkan untuk pasien COVID-19 dengan OD terkait COVID-19, karena terapi ini memiliki biaya rendah dan efek samping yang dapat diabaikan.
3. Berkonsultasi dengan Dokter
Cara mengatasi anosmia akibat COVID-19 juga bisa dengan berkonsultasi dengan dokter. Hal yang perlu ditegaskan, bila anosmia disertai dengan gejala lain, maka penting melakukan pemeriksaan dan mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Bila anosmia merupakan satu-satunya gejala yang dialami, buatlah janji dengan dokter untuk mendapatkan saran pemulihan, dan ikuti prokes yang disarankan oleh dokter.
Nantinya, dokter akan memberikan saran medis yang mungkin dapat membantumu untuk mengatasi anosmia akibat COVID-19. Namun, hingga kini sebenarnya masih diperlukan banyak penelitian untuk menjawab perawatan yang tepat terkait anosmia akibat virus corona, termasuk penggunaan vitamin dan omega-3.
Menurut studi di atas, vitamin A intranasal, diduga dapat bertindak untuk meningkatkan neurogenesis penciuman, dan omega-3 sistemik, yang dapat bekerja melalui fungsi neuroregeneratif (neuroregenerative) atau antiinflamasi (anti-inflammatory). Sayangnya, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa terapi tersebut efektif pada pasien anosmia terkait infeksi virus corona.
Baca juga: Anosmia, Benarkah Penyakit Ini Bersifat Genetik?
Nah, bagi kamu yang ingin berkonsultasi dengan dokter terkait anosmia akibat COVID-19, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
Journal of the American Medical Association (JAMA). Diakses pada 2021.Olfactory Dysfunction in COVID-19 Diagnosis and Management
National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2021. Smell – impaired
WHO. Diakses pada 2021. Report of the WHO-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Lost or changed sense of smell