6 Penyebab Mencret Yang Perlu Diketahui Pahami Cara Mengatasinya

Ilustrasi diare. ©Shutterstock.com/ Alliance Merdeka.com – Penyebab mencret atau diare bisa disebabkan karena berbagai faktor. Mulai dari makanan, infeksi, hingga faktor kebersihan. Diare atau mencret sendiri, merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar (BAB) dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses penderita diare juga cenderung lebih encer dibandingkan biasanya.

Ketika terkena diare, seseorang bisa mengalami buang air besar (BAB) hingga lebih dari 3 kali dalam sehari. Kondisi ini, tentu saja membuat rasa tidak nyaman karena harus membuat penderitanya bolak-balik ke kamar mandi.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, diare atau mencret menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Jumlah kasus diare seluruh Indonesia sekitar 7 juta, dengan kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 1,2 juta kasus.

Lantas, apa sajakah penyebab mencret yang perlu diketahui dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasan selengkapnya dilansir dari laman Healthline dan berbagai sumber:

Penyebab Diare atau Mencret
Intoleransi Terhadap Makanan

Penyebab diare yang paling umum ialah intoleransi terhadap suatu makanan. Orang yang memiliki alergi terhadap makana tertentu bisa mengalami diare ketika mengonsumsi makanan pencetus alergi tersebut.

Selain itu, mengonsumsi beberapa makanan yang tidak mudah dicerna baik oleh tubuh juga bisa menyebabkan diare pada seseorang. Contohnya saat mengonsumsi makanan pedas terlalu banyak, juga mengonsumsi susu (intoleransi laktosa).

Gangguan Saluran Pencernaan

Diare atau mencret juga bisa disebabkan karena adanya gangguan penyakit pada saluran pencernaan. Gangguan tersebut bisa disebut dengan irritable bowel syndrome, penyakit celiac, kolitis ulseratif, atau penyakit Crohn.

Infeksi

Infeksi virus, bakteri, dan parasit merupakan salah satu penyebab diare yang cukup sering terjadi. Diare yang disebabkan infeksi umumnya terjadi akibat konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi virus, kuman, atau parasit. Selain itu, diare akibat infeksi juga bisa terjadi akibat kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan atau memasak.

Diare atau mencret akibat infeksi bakteri bisa disebabkan oleh bakteri Eschericia coli, Salmonella, dan Shigella, sedangkan parasit yang dapat menyebabkan diare adalah amoeba penyebab disentri.

Efek Samping Obat-obatan
Diare atau mencret juga bisa disebabkan karena efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka panjang, seperti antibiotik. Tak hanya antibiotik, BAB cair juga dapat disebabkan oleh obat-obatan lainnya, misalnya kemoterapi, antasida, dan obat antiinflamasi nonsterois (OAINS).

Makanan Tinggi Gula

Salah satu penyebab diare kronis yang paling umum ialah kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula. Beberapa jenis gula atau pemanis tertentu dianggap bisa meningkatkan risiko diare kronis, terutama jika dilakukan setiap hari. Beberapa makanan yang mengandung sorbitol, manitol, dan fruktosa sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Mengidap Tumor

Seseorang yang mengidap tumor juga rentan mengalami diare kronis. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan gerakan usus meningkat dan menurunkan fungsi penyerapan makanan. Hal inilah yang menyebabkan penderita mengalami diare lebih dari 2 minggu.

Gejala Diare
Shutterstock/Krasimira Nevenova

Diare atau mencret memang bukan merupakan kondisi medis serius, namun jika diare berlangsung lama, bisa menjadi masalah kesehatan yang berbahaya. Gejala diare kronis bisa beragam, namun biasanya penderita akan mengalami beberapa kondisi seperti berikut:

* Berkeringat di malam hari
* Kram perut
* Sakit perut berat
* Demam
* Pucat
* Nyeri kepala
* Mual da muntah
* Penurunan berat badan karena kehilangan nafsu makan
* Haus terus-menerus
* Feses cair
* Feses berdarah (di beberapa kasus)

Sedangkan, gejala paling umum bagi penderita diare ialah dehidrasi. Bagi orang terutama anak-anak yang mengalami diare atau mencret biasanya akan ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air mata pada anak-anak. Diare yang terjadi berlanjut dan tidak segera ditangani akan menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya:

* Dehidrasi ringat hingga berat.
* Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena PH tinja yang asam.
* Malnutrisi yang berakibat menurunnya kekebalan tubuh terutama pada anak-anak
* Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.
* Ketidakseimbangan elektrolit, yang menyebabkan tubuh menjadi lemas, lumpuh, hingga kejang.

Cara Mengatasi Diare
Minum Cukup Air

Untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare, serta mencegah risiko terjadinya dehidrasi, penderita diare atau mencret dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih. Minumlah air putih setidaknya 8 gelas atau 2 liter sehari. Anda juga disarankan untuk mengonsumsi minuman elekterolit khusus untuk diare sehabis BAB atau muntah.

Pada bayi yang mengalami diare atau mencret, Ibu bisa memberikan ASI lebih sering dari biasanya. Jika parah, segeralah konsultasikan ke dokter atau mintalah resep minuman elektrolit untuk bayi.

Perhatikan Asupan Makanan

Untuk memudahkan pencernaan dan mencukupi kebutuhan energi, orang yang mengalami BAB cair disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bertekstur lunak dan rendah serat, seperti telur, nasi, atau daging ayam.

Hindari konsumsi makanan berlemak, berbumbu tajam, makana pedas, susu, dan makana berserat tinggi. Minuman tertentu, seperti kopi atau minuman berenergi yang tingg kafein dan minuman beralkohol, juga sebaiknya dihindari ketika diare.

Cobalah untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik untuk mempercepat pemulihan diare.

Istirahat Cukup

Bagi seseorang yang mengalami mencret, dianjurkan untuk melakukan istirahat dengan cukup. Sebab, aktivitas yang berlebihan bisa membuat tubuh semakin lemas sehingga berisiko terkena dehidrasi.

Cara Mengatasi Diare Kronis Secara Alami

Untuk seseorang yang mengalami diare sampai tahap kronis, sebaiknya segara berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, ada beberapa cara mengatasi diare secara alami yang bisa dicoba, di antaranya sebagai berikut:

* Perbanyak minum cairan.
* Minum teh jahe.
* Konsumsi makanan atau minuman probiotik.
* Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung gas.
* Menjaga pola makan sehat.
* Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat.

[khu]