7 Cara Menghilangkan Keputihan Bau Amis Yang Bisa Dilakukan
Keputihan termasuk hal yang normal dialami oleh perempuan. Namun, ada beberapa kondisi keputihan yang sebaiknya diwaspadai. Salah satunya adalah keputihan bau amis yang bisa membuat merasa tidak nyaman.
Cairan atau lendir dari vagina sejatinya berfungsi untuk menjaga vagina agar tetap bersih dan lembap. Pasalnya, cairan ini akan mengangkut bakteri maupun sel-sel mati keluar dari organ intim wanita.
Pada kondisi normal, cairan yang keluar vagina berwarna bening atau putih susu, tidak berbau tajam atau tidak sedap, memiliki konsistensi kental dan lengket, serta terasa licin dan basah.
Jumlah cairan keputihan pun bisa beragam, tergantung kondisi tubuh Anda, mulai dari kehamilan, hubungan seks, hingga penggunaan alat kontrasepsi. Kalau begitu, kapan seseorang wanita dikatakan mengalami keputihan yang tidak normal?
Gejala keputihan bau amis dan penyebabnya
Ketika cairan vagina mengalami perubahan konsistensi, warna, dan bau, itu bisa menjadi pertanda ada yang tidak normal dalam tubuh Anda. Masalah utama pada keputihan abnormal umumnya adalah infeksi bakteri. Vaginosis bakterialis (VB) dan trichomoniasis termasuk contohnya.
VB bisa terjadi dan memicu abnormalitas pada lendir vagina akibat oertumbuhan bakteri secara berlebihan. Ketika keputihan berbau amis, vaginosis bakteri akan menyebabkan lendir berwarna putih susu, abu-abu hingga kehijauan, gatal pada vagina, serta rasa panas seperti terbakar saat buang air kecil.
Sementara itu,trichomoniasis biasanya akan ditandai oleh cairan keputihan dengan bau amis yang menyengat dan konsistensi yang kental, cair atau berbuih, dan berwarna kuning kehijauan. Penyakit menular seksual ini juga bisa memicu gatal dan pembengkakan pada vagina, serta muncul rasa nyeri saat berhubungan intim dan buang air kecil.
Cara menghilangkan keputihan bau amis
Dalam kondisi normal, Anda sebetulnya cukup menjaga kebersihan area organ intim guna mencegah munculnya infeksi jamur dan bakteri di balik keputihan abnormal. Mulai dari membasuh vagina dengan lembut setiap Anda mandi atau menyekanya sehabis buang air kecil.
Namun, ingatlah untuk memilih produk pembersih dengan kandungan kimia yang ringan dan tanpa parfum. Jangan pernah menggunakan produk yang wangi sekalipun ada klaim bahwa produk tersebut dibuat khusus untuk perawatan area kewanitaan. Pasalnya, kandungan parfum berpotensi memicu iritasi pada vagina.
Anda juga bisa melakukan langkah-langkah mudah berikut ini di rumah untuk mempercepat kesembuhan sekaligus menghindari infeksi pada vagina:
1. Konsumsi makanan probiotik
Makanan probiotik bisa membantu tubuh untuk menyeimbangkan jumlah bakteri baik dan jahat dalam tubuh, termasuk di organ intim. Anda bisa mendapatkannya secara rutin, seperti yogurt, tempe, kimchi, maupun miso, atau mengonsumsinya dalam bentuk suplemen.
2. Makan bawang putih
Konsumsi bawang putih sudah terbukti membunuh bakteri jahat dalam sebuah penelitian. Penggunaannya bukan digosok ke vagina, melainkan dikonsumsi dalam bentuk bawang putih asli maupun suplemennya. Untuk suplemen yang dibeli di pasaran, ada baiknya juga berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi salah satunya.
3. Gunakantea tree oil
Dengan kandungan antibakteri dan antijamur di dalamnya, tea tree oil termasuk salah satu minyak yang dianjurkan sebagai pengobatan infeksi vagina. Dalam penggunaannya, jenis minyak ini perlu dicampur dengan minyak esensial lain, seperti minyak zaitun, minyak almond, atau minyak kelapa terlebih dulu.
Hanya saja, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak alergi terhadap tea tree oil maupun minyak lain yang menjadi campurannya. Anda bisa meneteskan sedikit minyak ke punggung tangan Anda. Bila tidak ada reaksi apapun selama 24—48 jam, berarti Anda tidak memiliki alergi dan aman menggunakan minyak tersebut.
4. Memakai celana dalam katun
Bahan katun memiliki sifat menyerap keringat, namun tidak pengap. Karena itu, celana dalam berbahan katun dapat mencegah vagina dari kondisi lembap. Celana dalam katun ini pun sangat disarankan untuk Anda yang suka mengenakan celana berbahan jeans
Hindari juga memakai celana dalam yang terlalu ketat karena akan membuat bagian vagina panas. Tidak ada salahnya juga membuka celana dalam Anda pada malam hari untuk membuat bagian tersebut lebih adem.
5. Jangan mencuci vagina dengan cara douching
Douching adalah salah satu cara membasuh vagina dengan alat khusus bernama douche dan umumnya menggunakan campuran air dan cuka. Sayangnya, cara ini justru bisa melukai vagina dan menghilangkan bakteri baik sehingga menyebabkan keputihan.
6. Hindari berganti pasangan seks
Gonta-ganti pasangan untuk melakukan hubungan intim dapat meningkatkan risiko infeksi pada organ intim Anda. Jadi, setialah pada pasangan Anda dan hindari berganti pasangan hanya untuk berhubungan seks.. Jangan lupa untuk membersihkan area kewanitaan setiap setelah melakukan hubungan intim.
7. Menyeka vagina dengan cara yang benar
Cara menyeka vagina yang benar adalah dari depan ke belakang, yaitu dari vagina ke arah anus dan bukan sebaliknya. Dengan cara ini, Anda akan terhindar dari timbulnya kontaminasi feses dari anus ke dalam vagina.
8. Menggunakan kondom
Apabila Anda hendak berhubugan intim, gunakanlah kondom sampai kondisi Anda dinyatakan sembuh oleh dokter. Pengggunaan kondom mencegan kondisi lebih parah dan menghindari penularan penyakit lain.
Baca juga: Ragam Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Vagina
Kapan harus pergi ke dokter?
Jika ada keputihan yang tidak normal dan sudah mulai mengganggu, Anda sebaiknya memeriksakan diri dan berkonsultasi ke dokter. Langkah ini akan membantu Anda untuk mendeteksi penyebabnya sehingga pengobatan bisa dilakukan dengan tepat.
Keputihan akibat vaginosis bakteri dan trichomoniasis hanya bisa diatasi dengan cara mengonsumsi obat antibiotik. Oleh karena itu, Anda harus ke dokter untuk mendapatkan obat tersebut.
Dokter akan memberikan jenis dan dosis antibiotik sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahan yang Anda alami. Pastikan Anda mematuhi anjuran dokter mengenai takaran dan durasi konsumsinya. Jangan berhenti minum obat antibiotik tanpa anjuran dokter meski kondisi Anda sudah terasa membaik. Hal ini bisa menyebabkan kekambuhan serta resistansi bakteri terhadap obat.
Baca juga: Mengenal Peranakan Turun yang Bisa Picu Rahim Melorot ke Vagina
Jika keputihan bau amis terus ada dan tidak kunjung sembuh meski telah melakukan perawatan sendiri di rumah, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Jangan sampai infeksi vagina mengganggu kenyamanan dan aktivitas Anda.