Cabe Inilah Cara Menanamnya

Sumber Gambar : Google.com

Cabai, jenis tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak maupun untuk keperluan yang lain, seperti untuk bahan ramuan obat tradisional. Ia juga dapat bermanfaat untuk kerja pencernaan dalam tubuh manusia. Cabai mengandung semacam minyak asiri, yaitu capsicol. Minyak ini dapat dimanfaatkan untuk menggantikan fungsi minyak kayu putih yang bermanfaat mengurangi rasa pegel, reumatik, sesak napas dan gatal-gatal.

Walaupun mudah untuk mendapatkan cabai, akan tetapi tidak ada salahnya, bila ingin menanam cabe untuk keperluan konsumsi keluarga. Untuk usaha bisnis, sangat dibolehkan. Inilah cara menanamnya. Menanam cabe tidak sembarang tanam. Agar menghasilkan cabai dengan produksi tinggi,. Jarak tanam yang umumnya digunakan 50 s.d 60 cm dan jarak antar barisan 60 s.d 70 cm. Pola tanam pada tanaman cabai sebaiknya dilakukan dengan sistem monokultur, sehingga fungsi mulsa plastik dapat berfungsi maksimal.

Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggali tanah di bagian mulsa yang telah dilubangi. Tanah digali denga alat bantu yang terbuat dari bambu. Lakukan penggalian tanah secara hati-hati agar bagian sisi mulsa tidak rusak. Kedalaman lubang tanam cabai kira-kira 8 s.d 10 cm. Ukuran diameter lubang tanam cabai disesuaikan dengan ukuran polybag agar mulsa tidak rusak. Lubang pada mulsa harus sedikit lebih besar dari ukuran diameter polybag.

Benih yang akan ditanam harus sehat dan bebas dari penyakit. Cara penanaman dilakukan dengan membuka media, jangan sampai bongkah tanah pecah. Kemudian bibit cabai masukkan kedalam lubang tanam yang telah disiapkan . Kedalaman pembenaman bibit dalam lubang tanam sebatas leher akar media semai. Bibit jangan terlalu dalam terkubur dalam tanah.

Bibit yang baru ditanam tidak semuanya dapat bertahan dan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Bibit yang mati harus diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas. Waktu penyulaman, yaitu minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman. Saat penyulaman melewati minggu ketiga setelah tanam mengakibatkan perbedaan pertumbuhan yang menyolok antara tanaman pertama dan tanaman sulaman.

Penyiangan tanaman bertujuan untuk membuang semua jenis tanaman pengganggu atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman cabai. Walaupun permukaan bedeng pertanaman ditutup mulsa plastik, kegiatan penyiangan tetap dilakukan pada daerah kosong diantara bedeng pertanaman, tanggul pembatas dan pada lubang tanaman. Lakukan pembumbunan bila tanah sekitar tanaman cabai terkikis karena hujan atau terkena air siraman, sehingga perlu ditutup dengan tanah agar akar tidak kelihatan.

Bagian-bagian atau tunas yang tumbuh pada ketiak daun perlu dihilangkan dengan menggunakan tangan. Daun-daun yang berada di bawah cabang utama karena telah tua dan tidak produktif lagi perlu dihilangkan. Penghilangan daun tadi dapat dilakukan pada saat tanaman minimal telah berumur 75 hari setelah tanam ( hst ) didataran rendah dan sedang serta 90 hst di dataran tinggi.

Pupuk yang diberikan melalui daun adalah pupuk daun majemuk yang banyak mengandung unsur Nitrogen (N). Untuk tanaman cabai yang sehat interval pemberian pupuk daun cukup 10 s.d 14 hari sekali. Pada umur 35 hst tanaman cabai telah mencapai pertumbuhan generatif yang ditandai dengan pembentukan bunga an buah. Untuk menunjang pertumbuhan generatif perlu dipupuk dengan unsur P dan K tinggi Pemupukan dapat juga melalui akar dilakukan dengan pupuk utuh/kristal, misalnya campuran dari ZA, Urea,TSP, KC dengan perbandingan 1:1:1:1 dosis pemberiannya sebesar 10 gram/tanaman. Umur tanaman untuk pemupukan ini adalah pada umur 50 s.d 65 hst dan pada umur 90 s.d 115 hst.

Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari, karena pada saat itu mulut daun (stomata) telah membuka, sehingga butiran semprotan pestisida dapat digunakan secara optimal. Penyemprotan dalam luasan tertentu sebaiknya diselesaikan dalam sehari, agar hama dan penyakit tidak sampai pindah ke areal yang tidak disemprot.

Sumardi

Sumber : Ditjen Hortikultura, 2016