Cara Meningkatkan Shooting dalam Basket (Berdasarkan Pengalaman dan Banyak Kesalahan!)

1. Form Itu Segalanya (Dan Gue Dulu Sering Salah!)

Jujur aja, dulu gue asal nembak. Pegang bola seenaknya, loncat sembarangan, dan berharap masuk. Dan tebak? Itu bikin akurasi gue buruk banget. Sampai akhirnya ada senior yang bilang, “Kalau form lu jelek, lu cuma bakal jago nembak hoki.”

Kunci shooting yang bagus itu ada di B.E.E.F.:

  • Balance – Pastikan kaki selebar bahu, stabil sebelum tembakan. Jangan asal lompat kayak kanguru.
  • Elbow – Siku harus sejajar dengan ring, jangan melebar kayak mau lempar batu.
  • Eyes on Target – Fokus ke target, bukan ke bola atau tangan sendiri.
  • Follow-through – Tangan harus tetap dalam posisi “gooseneck” setelah menembak. Kalau lo nggak tahu “gooseneck”, bayangin tangan lo kayak leher angsa nunduk setelah nembak.

Kesalahan terbesar gue? Gue dulu nggak pernah ngecek form. Setelah latihan di depan cermin dan rekam tembakan sendiri, baru sadar betapa berantakannya shooting gue. Jadi, coba rekam video saat lo latihan. Dijamin bakal kaget ngelihat kebiasaan buruk yang nggak disadari!

2. Power dari Kaki, Bukan Cuma Tangan

Dulu gue pikir shooting itu cuma soal tangan. Makanya banyak tembakan gue yang kurang tenaga atau malah over-shooting. Sampai akhirnya gue sadar, daya tembak itu berasal dari kaki, bukan cuma tangan.

Coba perhatiin shooter top kayak Steph Curry atau Ray Allen. Mereka pakai tenaga dari kaki, naik dengan kontrol, dan baru melepas tembakan di puncak loncatan. Ini ngebantu tembakan lebih smooth dan nggak terlalu mengandalkan kekuatan tangan doang.

Latihan yang bantu banget:

  • Form Shooting dari Dekat: Berdiri di bawah ring, tembak pakai form yang benar, fokus ke follow-through.
  • Spot Shooting: Tembak dari berbagai titik, pastikan semua tembakan konsisten.
  • One-Motion Shooting: Latih perpindahan tenaga dari kaki ke tangan tanpa jeda yang kaku.

3. Latihan dengan Intensitas Game (Bukan Cuma Santai-Santai)

Gue dulu sering latihan shooting sendiri, tapi dengan tempo santai. Pas main beneran? Akurasi anjlok. Kenapa? Karena shooting pas latihan beda jauh sama shooting pas game yang penuh tekanan.

Mulai dari situ, gue ubah cara latihan:

  • Latihan dalam kondisi lelah – Nembak saat capek jauh lebih sulit. Jadi, tambahkan sprint sebelum shooting drill.
  • Pakai shot clock mental – Bayangin ada waktu tersisa 3 detik sebelum buzzer, lalu coba tembak dengan cepat tapi tetap form yang benar.
  • Simulasi situasi pertandingan – Jangan cuma latihan dari satu titik. Lakukan pull-up shooting, catch-and-shoot, dan tembakan setelah dribble.

Kesalahan yang sering dilakukan? Banyak yang latihan dengan terlalu nyaman. Kalau lo mau akurasi meningkat dalam game, lo harus latih shooting dengan kondisi yang mirip game juga.

4. Konsistensi = Kunci Segalanya

Ini mungkin tips paling membosankan, tapi juga paling benar. Kalau lo nggak latihan rutin, jangan harap shooting lo bisa meningkat drastis.

Banyak pemain berpikir kalau sehari latihan 500 tembakan, besoknya bakal langsung jago. Padahal yang lebih penting itu konsistensi.

Lebih baik latihan 100 tembakan tiap hari selama sebulan daripada sekali latihan 1000 tembakan lalu libur seminggu. Muscle memory lo bakal berkembang lebih cepat kalau latihannya stabil.

Perbaiki Form, Gunakan Kaki, Latihan Seperti di Game, dan Konsisten!

Kalau gue bisa simpulin dari semua kesalahan yang pernah gue buat: perbaiki form dulu, gunakan tenaga dari kaki, latih shooting dalam kondisi game, dan jangan malas latihan tiap hari.

Shooting itu bukan soal bakat, tapi soal kebiasaan yang lo bangun. Kalau lo nerapin tips di atas, dalam beberapa minggu aja lo bakal lihat akurasi meningkat.

Sekarang giliran lo. Apa kesalahan terbesar lo dalam shooting?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *