Bagan Mtbs Tahun 2016

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Jakarta, MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN Mememeriksa Tanda Bahaya Umum………………………………………… Kemudian Tanyakan Keluhan Utama Apakah anak menderita batuk atau sukar bebernapas ? …………. Apakah anak menderita diare ? …………………………………………… Apakah anak demam ? ………………………………………………………. Klasifikasikan Demam ……………………………………………………… Klasifikasikan Campak …………………………………………………….. Klasifikasikan Demam Berdarah Dengue……………………………. Apakah anak mempunyai masalah telinga ……………………………. Memeriksa Status Gizi ……………………………………………………….. Memeriksa Anemia …………………………………………………………….. Memeriksa status HIV ………………………………………………………… Memeriksa status Imunisasi ………………………………………………… Pemberian Vitamin A ………………………………………………………….. Menilai Masalah / Keluhan Lain ……………………………………………

Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun. Pemberian Cairan Tambahan Untuk Diare dan Melanjutkan Pemberian Makan / ASI PENGOBATAN Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah Antibiotik Oral …………………………………………………………………… Kotrimoksasol Oral …………………………………………………………….. Parasetamol ……………………………………………………………………… Obat Cacingan ………………………………………………………………….. Zat Besi ……………………………………………………………………………. Vitamin A ………………………………………………………………………… Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah Antimalaria Oral untuk Malaria Falciparum ………………… Antimalaria Oral untuk Malaria non Falciparum ………….. Antimalaria Oral untuk Infeksi Campuran ………………….. Mengajari Ibu Cara Mengobati Infeksi Lokal di Rumah Mengobati Infeksi Mata dengan tetes/Salep Mata………………….. Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap…………………….. Mengobati Luka di Mulut dengan Antiseptik mulut…………………… Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan dengan Bahan yang Aman …………………………………………………..

Pengobatan Untuk Wheezing Salbutamol Nebulasi ………………………………………………………….. Salbutamol MDI dengan Spacer ………………………………………….. Epinefrin Subkutan …………………………………………………………….. Pemberian Bronkodilator Oral ……………………………………………… Pemberian Cairan Tambahan Untuk DBD dan Gizi Buruk Pemberian Cairan Pra Rujukan Untuk Demam Berdarah Dengue ………………………………………………….. Tindakan Pra Rujukan untuk Anak Gizi Buruk Disertai Diare ………………………………………………………… KONSELING BAGI IBU Makanan Menilai Cara Pemberian Makan ………………………………………….. Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit …………………… Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan ……………….. Cairan Menasihati ibu untuk Meningkatkan Pemeberian Cairan Selama Anak Sakit …………………………………………………..

26

Kapan Harus Kembali Pemberian Pengobatan di Klinik Antibiotik Intramuskular ……………………………………………………… Diazepam Untuk Menghentikan Kejang ………………………………… Suntikan Artemeter Untuk Malaria Berat ………………………………..

Rencana Terapi A : Penanganan Diare di rumah ……………………. Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan / Sedang dengan Oralit ……………………………………………. Rencana terapi C : Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat ………………………………………………………………….. Kunjungan Ulang ………………………………………………………………. Kapan Harus Kembali Segera …………………………………………….. Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya ……………….. Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan Malaria ………………………………………………… PELAYANAN TINDAK LANJUT Pneumonia ……………………………………………………………………….. Diare Persisten …………………………………………………………………. Disentri……………………………………………………………………………… MALARIA (Daerah Endemis Tinggi atau Endemis Rendah)……… Demam Mungkin Bukan Malaria (Daerah Endemis Tinggi atau atau Endemis Rendah Malaria)…………………………….. Demam Bukan Malaria……………………………………………………….. Campak dengan Komplikasi Pada Mata atau Mulut………………… Mungkin DBD / Demam Mungkin Bukan Demam Berdarah Dengue…………………………………………………………………………….. Infeksi Telinga Akut atau Kronis …………………………………………… Masalah Pemberian Makan ………………………………………………… Gizi Kurang ………………………………………………………………………. Gizi Buruk Tanpa Komplikasi ………………………………………………. Anemia …………………………………………………………………………….. PELAYANAN TINDAK LANJUT UNTUK ANAK DIDUGA HIV…….. SISTEM SKORING GEJALA dan PEMERIKSAANPENUNJANG TB di FASYANKES ……………………………………………………………….

33

PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK ………………………………………… BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN PENILAIAN KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri ………………………………………………………………….. Memeriksa Ikterus …………………………………………………………………… Apakah Bayi Diare …………………………………………………………………… Memeriksa Status HIV ……………………………………………………………… Memeriksa kemungkinan Berat Badan Rendah dan Masalah Pemberian ASI…………………………………………………………………………. Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah dan / atau Masalah Pemberian Minum Pada Bayi Yang Tidak mendapat ASI …. TINDAKAN/PENGOBATAN Tindakan/Pengobatan Untuk Bayi Muda Yang Memerlukan Rujukan Segera (Tindakan Pra Rujukan) ………………………………………………… Tindakan / Pengobatan Untuk Bayi Muda Yang Tidak Memerlukan Rujukan ……………………………………………………………….. Asuhan Dasar Bayi Muda …………………………………………………………. KONSELING BAGI IBU / KELUARGA ……………………………… Mengajari Ibu Menyusui dengan Baik dan Cara Memerah ASI ……… Mengajari Ibu untuk Menjaga Bayi Berat Badan Rendah tetap hangat …………………………………………………………………………………… Alternatif Pemberian Minum ……………………………………………………… Masalah Pemberian ASI pada Bayi…………………………………………….. Masalah Pemberian ASI pada Ibu ……………………………………………… PELAYANAN TINDAK LANJUT Infeksi Bakteri Lokal ………………………………………………………………… Ikterus ……………………………………………………………………………………. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Diare Tanpa Dehidrasi…………………. Berat Badan Rendah menurut Umur ………………………………………….. Masalah Pemberian ASI …………………………………………………………… Luka atau Bercak Putih (Thrush) di Mulut …………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN FORMULIR – FORMULIR PENCATATAN : BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN GRAFIK BB/U, BB/PB, BB/TB, PB/U, TB/U. DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA Tanyakan apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut. Ÿ Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian sesuai bagan berikut. Ÿ Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut

GEJALA

MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM TANYAKAN: Ÿ Ÿ

Ÿ

Apakah anak bisa minum atau menyusu ? Apakah anak memuntahkan semua makanan dan/atau minuman ? Apakah anak pernah kejang selama sakit ini ?

LIHAT dan DENGAR : Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Apakah anak rewel atau gelisah, letargis atau tidak sadar ? Apakah anak mengalami kejang saat ini ? Apakah terdengar stridor* ? Apakah anak tampak biru (sianosis) ? Apakah ujung tangan dan kaki pucat dan dingin ?

Perlu penanganan SEGERA

Terdapat salah satu atau lebih tanda berikut :

Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ

Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA, selesaikan seluruh penilaian secara cepat dan lakukan penanganan pra rujukan segera, sehingga rujukan tidak tertunda.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ Bila sedang kejang beri diazepam Ÿ Bila ada stridor pastikan tidak ada sumbatan jalan napas

Ÿ

Ÿ Ÿ

* Untuk memeriksa stridor, anak harus dalam keadaan tenang

KLASIFIKASI

Ÿ

Tidak bisa minum atau menyusu. Memuntahkan semua makanan dan/atau minuman Pernah atau sedang mengalami kejang Rewel atau gelisah. Letargis atau tidak sadar Ada stridor Tampak biru (sianosis) Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin

Ÿ Bila ada stridor, sianosis, dan ujung tangan dan kaki

PENYAKIT SANGAT BERAT

pucat dan dingin berikan oksigen liter/menit melalui nasal prong dengan perangkat oksigen standar (tabung O2 dan humidifier) Ÿ Cegah agar gula darah tidak turun Ÿ Jaga anak tetap hangat Ÿ RUJUK SEGERA

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas ? JIKA YA, TANYAKAN : Berapa lama?

LIHAT, DENGAR, dan PERIKSA : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Umur anak : 2 bulan –
Klasifikasikan BATUK atau SUKAR BERNAPAS

Hitung napas dalam 1 menit * Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam Lihat dan dengar adanya wheezing Periksa dengan pulse oxymeter (jika ada) untuk menilai saturasi oksigen

ANAK HARUS TENANG

Napas cepat apabila : 50 kali atau lebih per menit 40 kali atau lebih per menit

Ÿ Ÿ

GEJALA

Ÿ

Tarikan dinding dada ke dalam ATAU

Ÿ

KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ

PNEUMONIA BERAT

Ÿ Ÿ

Beri Oksigen maksimal 2-3 liter/menit dengan menggunakan nasal prong. Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai RUJUK SEGERA **

Saturasi Oksigen
Ÿ Napas cepat

PNEUMONIA

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri Amoksisilin 2x sehari selama 3 hr atau 5 hari *** Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman Obati wheezing bila ada Apabila batuk > 14 hari atau wheezing berulang, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari

* Hitung nafas dengan menggunakan ARI sound timer * * Jika rujukan tidak memungkinkan, tangani anak sesuai dengan pedoman nasional rujukan pneumonia atau sebagaimana pada Buku Saku Tatalaksana Anak di RS *** Pemberian amoksisilin oral untuk 5 hari dapat digunakan pada pasien dengan pneumonia disertai klasifikasi terpajan HIV, diduga terinfeksi HIV atau infeksi HIV terkonfirmasi. Dimaksud dengan RUJUK disini adalah ke Dokter Puskesmas, Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit Tatalaksana wheezing pada pneumonia berat dilakukan di fasilitas kesehatan rujukan, kecuali untuk rujukan yang membutuhkan waktu yang lama.

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Tidak ada tanda-tanda Pneumonia Berat maupun Pneumonia

BATUK BUKAN PNEUMONIA

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri peleda tenggorokan dan pereda batuk yang aman Obati wheezing bila ada Apabila batuk > 14 hari rujuk untuk pemeriksaan batuk karena sebab lain. Apabila batuk > 21 hari rujuk untuk pemeriksaan TB. Apabila wheezing berulang rujuk untuk pemeriksaan lanjutan. Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari jika tidak ada perbaikan

Apakah anak menderita diare ? GEJALA JIKA YA TANYAKAN : Ÿ Ÿ

Sudah berapa lama ? Adakah darah dalam tinja ?

KLASIFIKASI

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : LIHAT dan RABA :

Ÿ

Lihat keadaan umum anak : Apakah : Ÿ Letargis atau tidak sadar ? Ÿ Gelisah dan rewel/mudah marah?

Ÿ

Lihat apakah matanya cekung ?

Ÿ

Beri anak minum, Apakah : Tidak bisa minum atau malas minum ? Ÿ Haus, minum dengan lahap ?

Ÿ

Ÿ

Untuk DEHIDRASI

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Klasifikasikan DIARE

Ÿ

Ÿ

Ÿ

dan jika ada DARAH DALAM TINJA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Ÿ

DIARE DEHIDRASI BERAT

Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

dan jika DIARE 14 HARI ATAU LEBIH

Ÿ

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : Ÿ

Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah Kembalinya : Ÿ Sangat lambat (> 2 detik) ? Ÿ Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)

Letargis atau tidak sadar Mata Cekung. Tidak bisa minum atau malas minum. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.

TINDAKAN/PENGOBATAN

Gelisah, rewel / mudah marah. Mata cekung. Haus, minum dengan lahap. Cubitan kulit perut kembali lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang.

Dengan dehidrasi.

Ÿ

Tanpa dehidrasi.

Ÿ

Ada darah dalam tinja

DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG

Ÿ Ÿ

Ÿ

DIARE TANPA DEHIDRASI

Ÿ Ÿ

Jika Tidak ada klasifikasi berat lain : Beri cairan untuk dehidrasi berat dan tablet Zinc sesuai rencana terapi C Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain : Ÿ RUJUK SEGERA Ÿ Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan. Jika anak >2 Tahun dan ada wabah kolera di daerah tersebut, beri antibiotik untuk kolera.

Beri cairan, tablet Zinc dan makanan sesuai Rencana Terapi B Jika terdapat klasifikasi berat lain : Ÿ RUJUK SEGERA Ÿ Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan. Nasihati kapan kembali segera. Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan.

Beri cairan, tablet Zinc dan makanan sesuai Rencana Terapi A Nasihati kapan kembali segera. Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan.

Ÿ

Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain. RUJUK

DIARE PERSISTEN

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Nasihati pemberian makan untuk Diare Persisten. Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-turut Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 3 hari.

DISENTRI

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri antibiotik yang sesuai Beri tablet zinc selama 10 hari berturut-turut Nasihati kapan kembali segera. Kunjungan ulang 3 hari.

DIARE PERSISTEN BERAT

Ÿ

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Apakah anak demam ?

GEJALA

(berdasarkan anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu ≥ 37,5◦C * Ÿ

JIKA YA Ÿ Tentukan Daerah Endemis Malaria : Tinggi atau rendah atau non Endemis Ÿ Jika Daerah Non Endemis Malaria, tanyakan : riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam minggu terakhir, dan tentukan daerah risiko sesuai tempat yang dikunjungi.

Endemis Malaria Tinggi atau Rendah

Ÿ

Ÿ

Ada tanda bahaya ATAU Kaku kuduk

KLASIFIKASI Ÿ

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM

LIHAT dan PERIKSA : Ÿ Lihat dan periksa adanya kaku kuduk Ÿ Lihat adanya penyebab lain dari demam ** Ÿ Lihat adanya tanda-tanda CAMPAK saat ini: – Ruam kemerahan dikulit yang menyeluruh DAN – Terdapat salah satu tanda berikut: batuk, pilek, mata merah.

suhu ≥ 37,5 °C DAN Klasifikasikan DEMAM

Jika tidak ada klasifikasi berat, LAKUKAN TES MALARIA : – pada semua kasus demam di daerah Endemis tinggi atau – jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah endemis rendah Jika tidak tersedia pemeriksaan malaria di daerah Endemis malaria tinggi atau rendah, klasifikasikan sebagai MALARIA

Ÿ

Mikroskopis positif atau RDT positif

Ÿ

Mikroskopis negatif atau RDT negatif ATAU Ditemukan penyebab lain dari demam. **

Ÿ

Ÿ

Non Endemis Malaria dan tidak ada riwayat bepergian ke daerah malaria

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Jika anak menderita campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir Ÿ Ÿ Ÿ

Klasifikasikan CAMPAK

Lihat adanya luka di mulut. Apakah dalam/luas ? Lihat adanya nanah pada mata Lihat adanya kekeruhan pada kornea

Ÿ Ÿ

Ÿ

*

Suhu berdasarkan suhu aksila.

**

Penyebab lain dari demam antara lain. : DBD, Pneumonia, Infeksi saluran kencing, Infeksi telinga,

***

Komplikasi penting lain dari campak, pneumonia, stridor, diare, infeksi telinga, dan gizi buruk

Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri dosis pertama artemeter injeksi atau kinin injeksi untuk malaria berat Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Cegah agar gula darah tidak turun Berikan satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C RUJUK SEGERA

Demam (pada anamnesis atau teraba panas atau

TANYAKAN : Ÿ Sudah berapa lama anak demam? Ÿ Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari ? Ÿ Apakah pernah menderita malaria atau minum obat malaria ? Ÿ Apakah anak menderita campak dalam jangka waktu 3 bulan terakhir?

TINDAKAN/PENGOBATAN

MALARIA

DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA

Ada tanda bahaya umum ATAU Kaku kuduk

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM

Tidak ada tanda bahaya umum DAN Tidak ada kaku kuduk

DEMAM BUKAN MALARIA

Ada tanda bahaya umum ATAU Adanya kekeruhan pada kornea mata ATAU Ada luka di mulut yang dalam atau luas Ada nanah pada mata, ATAU Ada luka pada mulut

luka dengan infeksi dan lain-lain.

Campak sekarang atau dalam 3 bulan terakhir

CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT***

CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ATAU MULUT CAMPAK

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri obat anti malaria oral pilihan pertama Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut.

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C Obati penyebab lain dari demam Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut

Ÿ Ÿ

Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Cegah agar gula darah tidak turun Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C RUJUK SEGERA

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C Obati penyebab lain dari demam Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk penilaian lebih lanjut

Ÿ

Beri vitamin A dosis pengobatan Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Jika ada kekeruhan pada kornea atau nanah pada mata berikan salep mata antibiotik Jika demam tinggi (≥ 38,5° C) beri dosis pertama parasetamol RUJUK SEGERA

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri vitamin A dosis pengobatan Jika ada nanah pada mata, beri salep mata antibiotik Jika ada luka pada mulut oleskan antiseptik mulut Jika anak gizi buruk beri vitamin A sesuai dosis. Kunjungan ulang 3 hari

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri vitamin A

GEJALA Klasifikasikan Demam untuk LIHAT dan RABA : Demam Berdarah Dengue, hanya jika : demam 2 sampai dengan 7 hari Periksa tanda-tanda syok : Ÿ Ujung ekstremitas teraba TANYAKAN : dingin DAN nadi sangat Ÿ Apakah demam mendadak tinggi lemah/tidak teraba dan terus menerus? Ÿ Apakah ada bintik merah di kulit Lihat adanya : atau perdarahan dari Ÿ Perdarahan dari hidung/gusi hidung/gusi? Ÿ Bintik perdarahan di kulit Ÿ Apakah anak muntah ? (petekie) Jika YA : Ÿ Jika sedikit dan tidak ada – Apakah sering? tanda lain dari DBD : Lakukan – Apakah muntah dengan darah uji torniket, jika mungkin atau seperti kopi? Ÿ Apakah berak berwarna hitam? Ÿ Apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah?

Jika ada sedikit petekie TANPA tanda lain dari DBD, DAN uji torniket tidak dapat dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD.

Klasifikasikan DEMAM BERDARAH DENGUE

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ada tanda tanda syok ATAU Muntah bercampur darah/seperti kopi ATAU Berak berwarna hitam ATAU Perdarahan dari hidung atau gusi ATAU Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji torniket positif ATAU Sering muntah

Ÿ

Demam mendadak tinggi

Ÿ

dan terus menerus ATAU Nyeri ulu hati atau

Ÿ

gelisah ATAU Bintik-bintik perdarahan

KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ Ÿ

DEMAM Ÿ BERDARAH DENGUE (DBD) Ÿ Ÿ

Jika ada syok, beri Oksigen 2-4 liter/menit dan beri segera cairan intravena sesuai petunjuk Jika tidak ada syok tapi sering muntah atau malas minum, beri cairan infus Ringer Laktat/Ringer Asetat, jumlah cairan rumatan Jika tidak ada syok, tidak muntah dan masih mau minum, beri oralit atau cairan lain sebanyak mungkin dalam perjalanan ke rumah sakit Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen RUJUK SEGERA

Ÿ Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi

(≥ 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen

MUNGKIN DBD

Ÿ Nasihati untuk lebih banyak minum: oralit/cairan lain. Ÿ Nasihati kapan kembali segera Ÿ Kunjungan ulang 1 hari

di kulit dan uji torniket (-)

Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Tidak ada satupun gejala di atas

DEMAM MUNGKIN BUKAN DBD

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Obati penyebab lain dari demam Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Apakah Anak Mempunyai Masalah Telinga? GEJALA

JIKA YA TANYAKAN :

TINDAKAN/PENGOBATAN

LIHAT dan RABA :

Apakah ada nyeri telinga? Ÿ Adakah rasa penuh di telinga ? (Apakah anak rewel, ada rasa tidak Ÿ nyaman di telinga, menarik-narik telinga) Ÿ Adakah cairan/nanah keluar dari telinga? Ÿ Ÿ

KLASIFIKASI

Lihat, adakah cairan/nanah keluar dari telinga? Raba, adakah pembengkakan yang nyeri di belakang telinga?

Klasifikasikan MASALAH TELINGA

Ÿ

Ÿ

Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga

MASTOIDITIS

Ÿ

Nyeri telinga, ATAU Rasa penuh di telinga INFEKSI atau tampak cairan/nanah TELINGA AKUT keluar dari telinga selama kurang dari 14 hari

Ÿ

Tampak cairan/nanah

Jika Ya, berapa lama?

keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14

INFEKSI TELINGA KRONIS

hari atau lebih

Ÿ

Tidak ada nyeri telinga DAN tidak ada nanah keluar dari telinga

TIDAK ADA INFEKSI TELINGA

Ÿ Ÿ Ÿ

Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Beri dosis pertama parasetamol untuk mengatasi nyeri RUJUK SEGERA

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Beri antibiotik yang sesuai selama hari Beri parasetamol untuk mengatasi nyeri Keringkan telinga dengan bahan penyerap Kunjungan ulang 5 hari

Ÿ Ÿ Ÿ

Keringkan telinga dengan bahan penyerap setelah dicuci dengan H2O2 3% Beri tetes telinga yang sesuai Kunjungan ulang 5 hari

Ÿ

Tangani masalah telinga yang ditemukan

MEMERIKSA STATUS GIZI GEJALA Periksa tanda-tanda Gizi Buruk LIHAT dan RABA : Ÿ Lihat apakah anak tampak sangat kurus Ÿ Lihat dan raba adanya edema pada kedua punggung kaki. Ÿ Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) sesuai dengan umur dan jenis kelamin. – BB/PB (TB)
Terlihat sangat kurus ATAU Ÿ Edema pada kedua punggung khaki * ATAU Ÿ BB/PB (TB)
TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ

Klasifikasikan STATUS GIZI

Jika BB / PB (TB)
KLASIFIKASI

Jika tidak ada komplikasi medis, lakukan penilaian pada anak umur
GIZI BURUK DENGAN KOMPLIKASI

dalam masalah lain.

Ÿ

Terlihat sangat kurus ATAU Ÿ BB/PB (TB)
Ÿ Ÿ

LiLA
Beri antibiotik yang sesuai selama 5 hari Beri Vit A dosis pertama Cegah gula darah tidak turun Hangatkan badan RUJUK untuk penanganan gizi buruk termasuk kemungkinan adanya penyakit penyerta Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 7 hari

Ÿ ŸŸ Ÿ

Ÿ Ÿ ŸŸ

GIZI KURANG

Lakukan Penilaian Pemberian Makan pada anak dan nasihati sesuai “Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila ada masalah pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari. Ÿ RUJUK untuk penilaianan kemungkinan adanya penyakit penyerta ( Infeksi TB dll) Ÿ Ÿ Kunjungan ulang 30 hari.

GIZI BAIK

Jika anak berumur kurang dari 2 tahun, lakukan penilaian pemberian makan dan nasihati sesuai “Anjuran Makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila ada masalah Ÿ pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari Ÿ Anjurkan untuk menimbang berat badan anak setiap bulan

– 3 SD sampai – 2 SD ATAU LiLA 11,5 cm – 12,5 cm Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

BB/PB (TB) ≥ – 2 SD ATAU LiLA ≥ 12,5 cm

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

GIZI BURUK TANPA Ÿ KOMPLIKASI Ÿ

Ÿ

** Masalah pemberian ASI antara lain

– Pemberian ASI kurang dari 8x sehari – Mendapat makanan atau minuman lain selain ASI – Posisi menyusu, perlekatan/isapan bayi tidak baik – Terdapat luka di mulut (trush) atau celah bibir/langit-langit

Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Beri Vit A dosis pertama Cegah gula darah tidak turun Hangatkan badan RUJUK SEGERA

DAN terdapat salah satu dari: – Tanda bahaya umum – Klasifikasi berat – Masalah pemberian ASI pada umur
Ÿ BB/PB (TB)

* Jika edema tanpa disertai gejala lain maka dimasukan

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MEMERIKSA ANEMIA GEJALA LIHAT : Adanya kepucatan pada telapak tangan. Apakah : – Sangat pucat? – Agak pucat?

Klasifikasikan ANEMIA

Ÿ

Ÿ

Telapak tangan sangat pucat

Telapak tangan agak pucat

KLASIFIKASI ANEMIA BERAT

ANEMIA

TINDAKAN/PENGOBATAN Ÿ Ÿ

Bila masih menyusu, teruskan pemberian ASI RUJUK SEGERA

Ÿ

Lakukan Penilaian Pemberian Makan pada anak. Bila ada masalah, beri konseling pemberian makan dan kunjungan ulang 7 hari Beri zat besi Beri obat cacingan jika anak ≥ 1 tahun dan belum mendapatkan obat dalam 6 bulan terakhir Jika daerah Endemis Tinggi Malaria: periksa dan obati malaria terlebih dahulu jika positif. Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 14 hari

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak tangan

Ÿ

TIDAK ANEMIA

Jika anak
MEMERIKSA STATUS HIV

GEJALA/TANDA Ÿ

Bagan digunakan pada anak yang tidak dalam perawatan / pengobatan HIV TANYAKAN : Ÿ

Apakah ibu pernah tes HIV? Jika pernah apakah hasilnya Positif atau Negatif? Jika positif apakah ibu sudah meminum ARV? Jika sudah, apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Apakah patuh minum ARV? * Jika ibu positif HIV, apakah anak pernah tes HIV pada usia 6 minggu atau lebih? Jika pernah, apakah dianjurkan untuk diulangi 4 minggu kemudian? Jika anak berusia lebih dari 18 bulan apakah pernah dilakukan tes HIV? Jika pernah, apakah hasilnya Positif atau Negatif?

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Klasifikasikan STATUS HIV Apakah ada salah satu klasifikasi berat (penyakit sangat berat, pneumonia berat, diare persisten berat, penyakit berat dengan demam, gizi buruk dengan komplikasi) Periksa apakah ada bercak putih di mulut Jika hasil tes HIV dari anamnesa meragukan atau hasilnya tidak dapat dibuktikan ATAU belum pernah dilakukan tes HIV maka lakukan tes HIV serologis pada ibu dan anak.

Ÿ

Ÿ Ÿ

Jika ibu positif HIV dan anak serologis negatif atau tidak diketahui statusnya tanyakan apakah anak : – masih mendapatkan ASI pada saat dilakukan tes? atau – baru berhenti
Ÿ

TINDAKAN/PENGOBATAN

Anak usia
LIHAT dan PERIKSA :

KLASIFIKASI

minggu kemudian), ATAU Anak usia 18 bulan ke atas dan tes HIV serologis positif

Ÿ

Anak usia kurang dari 18 bulan dan tes HIV serologis

Ÿ

bercak putih di mulut ATAU Anak usia kurang dari 18 bulan dan tes HIV serologis

INFEKSI HIV TERKONFIRMASI

Rujuk ke puskesmas/RS Rujukan ARV untuk mendapatkan terapi ARV dan Kotrimoksasol profilaksis

positif dan ada salah satu dari klasifikasi MTBS berat dan

positif serta memilki salah satu dari : riwayat TB, pemberian OAT berulang, gizi buruk berulang, pneumonia berulang, diare kronik atau berulang atau

Ÿ

DIDUGA TERINFEKSI HIV

Rujuk ke puskesmas / RS Rujukan ARV untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan terapi ARV dan Kotrimoksasol profilaksis

persisten ATAU Anak usia kurang dari 18 bulan dan tes HIV serologis positif serta terdapat bercak putih di mulut yang disertai dengan riwayat kematian orang tua kandung atau saudara kandung yang sudah didiagnosis HIV atau dengan gejala klinis HIV-AIDS

Ÿ Ÿ

Ÿ

Anak usia
Tes HIV pada ibu atau anak negatif

TERPAJAN HIV

KEMUNGKINAN BUKAN INFEKSI HIV

Rujuk ke puskesmas / RS Rujukan ARV untuk mendapatlan pemeriksaan lebih lanjut dan ARV profilaksis serta Kotrimoksasol profilaksis

Tangani Infeksi yang ada

* Ibu dianggap patuh jika lebih dari 95% obat diminum tepat waktu (dalam 3 bulan paling banyak tidak minum obat selama 3 hari)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MEMERIKSA STATUS IMUNISASI

Imunisasi Dasar ** Jadwal Imunisasi

Umur 0-7 Hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan

Imunisasi Lanjutan

Jenis Vaksin HB 0 BCG, Polio 1* DPT-HB-Hib 1, Polio 2 DPT-HB-Hib 2, Polio 3 DPT-HB-Hib 3, Polio 4 IPV Campak

18 Bulan 18 Bulan

DPT-HB-Hib Campak

* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan ** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera lengkapi imunisasi dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA Nasehati ibu kapan harus kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya

PEMBERIAN VITAMIN A Jadwal suplementasi : Setiap Februari dan Agustus Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU (kapsul biru) Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU (kapsul merah) Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan satu dosis sesuai umur

MENILAI MASALAH / KELUHAN LAIN Pastikan bahwa setiap anak dengan Tanda Bahaya Umum apapun harus dirujuk setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra rujukan lainnya.

PENGOBATAN LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH DALAM TINDAKAN/PENGOBATAN YANG TELAH DITETAPKAN DALAM BAGAN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI UNTUK PNEUMONIA, INFEKSI TELINGA AKUT : BERI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN ORAL

MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat Ÿ Tentukan jenis obat dan dosis yang sesuai Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

berdasarkan berat atau umur anak Jelaskan alasan pemberian obat Peragakan bagaimana cara membuat satu dosis Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri satu dosis Mintalah ibu memberikan dosis pertama pada anak bila obat harus diberikan di klinik Terangkan dengan jelas cara memberi obat dan tuliskan pada label obat Jika akan memberikan lebih dari satu obat, bungkus setiap obat secara terpisah Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai anjuran walaupun anak telah menunjukkan perbaikan Cek pemahaman ibu, sebelum ibu meninggalkan klinik

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) AMOKSISILIN 40mg/kgBB/hari BERAT BADAN

Ÿ

2 X sehari selama 3 hari untuk Pneumonia 2 X selama hari untuk infeksi telinga akut 2 X selama 5 hari untuk Pneumonia dengan klasifikasi HIV merah / kuning TABLET (500 mg)

SIRUP per 5 ml (125 mg) /4

5 ml / ml /3

12,5 ml / ml

Ÿ

Amoksisin adalah obat pilihan yang dianjurkan karena efikasinya dan tingginya resistensi terhadap kotrimoksasol Jika tidak respon dengan Amoksisilin berikan Eritromisin 50mg/KgBB dalam 3 dosis pemberian

UNTUK PROFILAKSIS PADA KASUS HIV TERKONFIRMASI* ATAU ANAK TERPAJAN HIV** ANTIBIOTIK UNTUK PROFILAKSIS : KOTRIMOKSASOL ORAL 5mg/kgBB/kali KOTRIMOKSASOL Diberikan 1 X Sehari BERAT BADAN

TAB DEWASA (80 mg TAB ANAK (20 mg TMP + 400 mg SMZ) TMP + 100 mg SMZ) ¼

SIRUP per 5 ml (40 mg TMP + 200 mg

1

2,5 ml (1/2 sendok 5 ml (1 sendok takar) ½ ¾

7,5 ml (1 1/2 sendok ml (2 sendok takar)

* Pada kasus HIV terkonfirmasi kotrimoksasol diberikan seumur hidup atau sesuai rekomendasi dokter ** Pada kasus anak terpajan HIV kotrimoksasol profilkasis diberikan mulai dari usia 6 minggu sampai diagnosis HIV dapat disingkirkan.

UNTUK DISENTRI : BERIKAN ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN UNTUK SHIGELA ATIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : KOTRIMOKSASOL ANTIBIOTIK PIIHAN KEDUA : SEFIKSIM BERAT BADAN 4 –
KOTRIMOKSASOL 2 x sehari selama 5 hari

lihat dosis di atas

Sefiksim 1,5 – 3 mg/KgB 2x sehari selama 5 hari tab 100 mg 1/16 1/8 1/4 1/2

Sirup 100mg/5ml 0,5 ml 1 ml 2 ml 3 ml

METRONIDAZOL tablet 500 mg 3 x sehari selama 10 hari (untuk amuba) 1/8 tab 1/4 tab 1/2 tab 3/4 tab

UNTUK KOLERA : BERIKAN ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN UNTUK KOLERA SELAMA 3 HARI ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : TETRASIKLIN ANTIBIOTIK PIIHAN KEDUA : KOTRIMOKSASOL BERAT BADAN

TETRASIKLIN Kapsul 250 mg 4 x sehari selama 3 hari

KOTRIMOKSASOL 2 X sehari selama 3 hari jangan diberi

TABLET DEWASA ( 80mg/400 mg) hari 1/4

TABLET ANAK (20 mg/100 mg) 1

SIRUP per 5 ml (40 mg/200 mg) 2,5 ml /2

1/ ml ml

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Pemberian Vitamin A Untuk Pengobatan Campak DENGAN Komplikasi Mata dan / atau Mulut

Parasetamol untuk Demam Tinggi (³ 38,5 °C) atau Sakit Telinga PARASETAMOL

Umur

Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga hilang UMUR atau BERAT BADAN

TABLET 500 mg

TABLET 100 mg

SIRUP 120 mg/5 ml

2 bulan –
1/8

1/2

2,5 ml (1/2 sdk takar)

6 bulan –
1/ ml (1 sdk takar)

3 tahun –
1/ ,5 ml (1½ sdk takar)

Hari

50.000 IU (1/2 kapsul biru)

Hari ke 1, dan hari ke 2

6 bulan – 11 bulan

100.000 IU (kapsul biru)

Hari ke 1, dan hari ke bulan – 59 bulan

200.000 IU (kapsul merah)

Hari ke 1, dan hari ke 2

Pemberian Vitamin A Untuk Pengobatan Campak TANPA Komplikasi Mata dan / atau Mulut Umur

Obat Cacingan Jika anak ANEMIA, berumur ≥ 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir, beri obat cacingan dosis tunggal PILIHAN PERTAMA : ALBENDAZOL PILIHAN KEDUA : PIRANTEL PAMOAT

PIRANTEL PAMOAT

ALBENDAZOL UMUR

Dosis/hari

TABLET 400 mg

1 tahun –
½

2 tahun UMUR atau BERAT BADAN

TABLET 125 mg DOSIS TUNGGAL

4 bulan – 9 bulan (6 –
½

9 bulan –
3/4

1 tahun tahun –

Zat Besi untuk pengobatan ANEMIA Beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun UMUR atau BERAT BADAN

TABLET BESI (FOLAT)

SIRUP BESI

(60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat

(setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental)

1 x sehari

1 x sehari

6 bulan –
¼

2,5 ml (½ sendok takar)

12 bulan –
½

5 ml (1 sendok takar)

Dosis/hari

Hari Hari IU( 1/2 kapsul 50.000 IU (1/2 kapsul biru)

Hari Hari ke ke bulan – 11 bulan IU kapsul biru) 100.000 IU((kapsul

Hari Hari ke ke bulan – 59 bulan IU kapsul merah) 200.000 IU((kapsul

Hari Hari ke ke 11

Pemberian Vitamin A Untuk Pengobatan Defisiensi Vit A, Xerofthalmia dan Gizi Buruk

Umur
Dosis/hari 50.000 IU (1/2 kapsul biru) SIRUP BESI

Hari Hari ke 1, Hari Ke 2,dan Hari Ke bulan – 11 bulan

100.000 IU (kapsul biru)

Hari ke 1, Hari Ke 2, dan Hari Ke bulan – 59 bulan

200.000 IU (kapsul merah)

Hari ke 1, Hari Ke 2, dan Hari Ke15

MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Ikuti dengan teliti petunjuk dosis dan lamanya pemberian obat Antimalaria Oral Untuk Malaria Falciparum ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA ANTI MALARIA PILIHAN KEDUA

:Dihydroartemisinin dan Piperakuin + Primakuin ATAU Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin :KINA DAN PRIMAKUIN (ANAK
Pilihan Pertama

Umur atau Berat Badan 2 –
Hari 1

Hari 2 dan 3 DHP

Hari 1 Kina

Pilihan Kedua Hari 2 sampai Hari 7 Primakuin Kina

DHP

Primakuin

1/2

Tidak diberikan

1/2

3 X 1/2

Tidak diberikan

3 X 1/ / X1

3/4

3X1

ATAU Pilihan Pertama

Umur atau Berat Badan 2 –
Hari 1

Hari 2 dan 3

Artesunat

Amodiakuin

Primakuin

Artesunat

Amodiakuin

1/2

1/2

Tidak Diberikan

1/2

1/ / Kina

Pilihan Kedua Hari 2 sampai Hari 7 Hari 1 Primakuin Kina

3 X 1/2 Tidak diberikan

3X1

3/4

3 X 1/2

3X1

Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Antimalaria Oral untuk Malaria Non Falciparum (Vivax / Ovale) ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA ANTI MALARIA PILIHAN KEDUA

: :

Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP) + Primakuin ATAU Artesunate dan Amodiakuin + Primakuin Kina + Primakuin

Pilihan Pertama

Umur atau Berat Badan 2 –
Pilihan Kedua

Hari 1 Sampai Hari 3 DHP

Primakuin

1/2

Tidak diberikan

1

1/4

Hari 4 dan 14 Primakuin

Hari 1 Sampai Hari 7 Kina

Primakuin

Hari 8 sampai Hari 14 Primakuin

Tidak diberikan

3 X 1/2

Tidak diberikan

Tidak diberikan

1/4

3X1

1/4

1/4

ATAU Pilihan Pertama

Umur atau Berat Badan 2 –
Pilihan Kedua

Hari 4 sampai Hari 14

Hari 1 Sampai Hari 3

Hari 1 Sampai Hari 7

Artesunat

Amodiakuin

Primakuin

Artesunat

Primakuin

Kina

Primakuin

Hari 8 sampai Hari 14 Primakuin

1/2

1/2

Tidak diberikan

1/2

Tidak diberikan

3 X 1/2

Tidak diberikan

Tidak diberikan / /4

3X1

1/4

1/4

Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan

MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Antimalaria Oral Untuk Infeksi Campur P. falciparum + P.Vivaks/P.Ovale ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA : Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP) + Primakuin ATAU Artesunate dan Amodiakuin + Primakuin : Kina + Primakuin ANTI MALARIA PILIHAN KEDUA

Pilihan Pertama

Pilihan Pertama

Hari 1 Sampai Hari 3

Umur atau Berat Badan

DHP / Primakuin

Hari 4 dan 14 Primakuin

Tidak diberikan Tidak diberikan

1/4

1/4

Hari 1 Sampai Hari 3

Hari 4 sampai Hari 14 Primakuin

Artesunat

Amodiakuin

Primakuin

1/2

1/2

Tidak diberikan

Tidak diberikan /4

1/4

Pilihan Kedua

Hari 1 Sampai Hari 7 Kina

Primakuin

Hari 8 sampai Hari 14 Primakuin

3 X 1/2

Tidak diberikan

Tidak diberikan

3X1

1/4

1/4

Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL DI RUMAH Ÿ

Jelaskan alasan pemberian obat

Ÿ

Uraikan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum dalam kotak yang sesuai

Ÿ

Amati cara ibu melakukan pengobatan di klinik

Ÿ

Jelaskan berapa kali dia harus mengerjakannya di rumah

Ÿ

Berikan obat yang telah digunakan dalam peragaan untuk dilanjutkan di rumah

Ÿ

Cek pemahaman ibu.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap Ÿ Keringkan telinga sekurang-kurangnya 3 kali sehari Ÿ Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissu yang kuat, menjadi sebuah sumbu. Jangan gunakan lidi kapas Ÿ Masukkan sumbu tersebut ke dalam telinga anak Ÿ Keluarkan sumbu jika sudah basah Ÿ Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah di atas sampai telinga anak kering Untuk INFEKSI TELINGA KRONIS : Teteskan 3-5 tetes larutan H2O2 3% pada telinga yang sakit, lalu keringkan dengan kertas tissu. Lakukan hal ini 3 kali sehari. Ÿ Sesudah mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2-3 tetes/kali dan biarkan selama 10 menit. Berikan 2x sehari, pagi dan malam selama 14 hari. Ÿ

Mengobati Luka di Mulut dengan antiseptik mulut Cucilah tangan Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi larutan garam Ÿ Oleskan antiseptik mulut 2x sehari selama 5 hari atau Nystatin 4x sehari selama 7 hari Ÿ Cuci tangan kembali Ÿ Ÿ

Mengobati Infeksi Mata dengan tetes/Salep Mata Bersihkan kedua mata, 3 kali sehari. Ÿ Cucilah tangan Ÿ Mintalah anak untuk memejamkan mata Ÿ Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah Berikan obat tetes/salep mata kloramfenikol/tetrasiklin 3 kali sehari Ÿ Mintalah anak melihat ke atas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke arah bawah Ÿ Teteskan obat tetes mata atau oleskan sejumlah kecil salep di bagian dalam kelopak mata Ÿ Cuci tangan kembali Obati sampai kemerahan hilang Jangan menggunakan salep/tetes mata yang mengandung kortikosteroid atau memberi sesuatu apapun di mata

Meredakan Batuk dan Melegakan tenggorokan dengan Bahan yang Aman Bahan aman yang dianjurkan: Ÿ ASI eksklusif sampai umur 6 bulan Ÿ Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis (Madu tidak dianjurkan untuk anak umur
PEMBERIAN PENGOBATAN INI HANYA DI KLINIK Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan Tentukan dosis yang sesuai dengan berat badan dan umur anak Gunakan jarum dan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat Berikan obat suntikan intramuskular Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan Beri antibiotik intramuskular UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK TAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL Ÿ Beri dosis pertama Ampisillin + Gentamisin intramuskular dan RUJUK SEGERA JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN Ÿ Ulangi suntikan Ampisillin intramuskular setiap 6 jam selama 5 hari Ÿ Lanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan

AMPISILIN

GENTAMISIN

Dosis: 50 mg per kg BB Tambahkan 4,0 ml aquadest dalam 1000 mg sehingga menjadi 1000 mg/5 ml atau 200 mg/ml

Dosis: 7,5 mg per kg BB Sediaan 80 mg/2 ml ,25 ml = 250 mg

1 ml = 40 mg ,75 ml = 350 mg

1,25 ml = 50 mg ,25 ml = 450 mg

1,75 ml = 70 mg ml = 600 mg

2,5 ml = 100 mg ,75 = 750 mg

3 ml = 120 mg

BERAT BADAN

Pemberian Diazepam untuk menghentikan kejang Ÿ Miringkan anak dan bersihkan jalan napas. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak Ÿ Berikan 0,5 mg/kg diazepam cairan injeksi per rektal menggunakan syringe kecil 1 cc tanpa jarum (seperti syringe tuberkulin) atau dengan menggunakan kateter Ÿ Periksa gula darah, lalu lakukan tatalaksana atau cegah agar tidak turun Ÿ Beri oksigen dan RUJUK Ÿ Jika kejang tidak berhenti setelah 5 menit ulangi dosis diazepam (maksimal 2 kali), Ÿ Jika sudah terpasang akses vena maka diberikan diazepam 0,25-0,5 mg IV Ÿ Jika kejang belum teratasi, dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg IV yang dilarutkan dengan NaCl 0,9% atau fenorbarbital 20 mg/kg IV (bila tidak tersedia fenobarbital iv berikan sediaan im dalam dosis sama) BERAT BADAN 5-7 kg 7-
DIAZEPAM (10 mg/2 ml) 0,5 ml 1 ml 1,5 ml 2 ml

DIAZEPAM per rektum siap BB
BB > 10 kg sediaan 10 mg

Suntikan Artemeter untuk malaria berat (ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA UNTUK MALARIA BERAT) UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Ÿ Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat di bawah) Ÿ Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis menunjukkan malaria berat ikuti petunjuk berikut : Suntikan Artemeter intramuskular Hari 1 : 3,2 mg/kg BB Hari 2 : 1,6 mg/kg BB Hari 3 : 1,6 mg/kg BB

Ÿ Ÿ Ÿ

Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA Jika anak sudah bisa makan dan minum, gantikan dengan pemberian obat antimalaria oral untuk Malaria Falciparum pertama selama 3 hari Keterangan : setiap ml mengandung 80 mg Artemeter.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PENGOBATAN UNTUK WHEEZING Pemberian Bronkodilatator Kerja Cepat (Inhalasi) : Ÿ Salbutamol nebulisasi Ÿ Salbutamol MDI (Metered Doses Inhaler) dengan Spacer Ÿ Bila kedua cara tidak tersedia berikan dengan epinefrin (adrenalin) secara subkutan

EPINEFRIN SUBKUTAN

Jika pengobatan inhalasi tidak mungkin diberikan, berikan Bronkodilator Oral

EPINEFRIN

DOSIS

1 : 1000 (0,1%)

0,01 ml/kg BB Dosis maksimal 0,3 ml

SALBUTAMOL NEBULASI

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

SALBUTAMOL NEBULASI

DOSIS

2,5 mg/ 2,5 ml NaCL

2,5 mg + NaCL 0,9 % hingga 4 6ml (sesuai alat yang dipakai)

Tuangkan larutan bronkodilator dan 2-4 ml NaCl steril ke bagian dalam nebuliser Berikan pada anak saat uap mulai muncul sampai larutan habis Berikan setiap 4 jam, lalu kurangi setiap 6-8 jam bila ada perbaikan Pada kasus berat dapat diberikan setiap jam dalam waktu yang singkat

SALBUTAMOL MDI DENGAN SPACER Berikan inhalasi salbutamol untuk wheezing PENGGUNAAN SPACER* Penggunaan spacer adalah cara untuk mengantarkan bronkodilator secara efektif ke dalam paru-paru. Anak di bawah 5 tahun sebaiknya tidak diberikan inhaler tanpa spacer. Bila digunakan dengan benar, spacer bekerja sebaik nebulizer Ÿ Dari salbutamol metered inhaler (100 µg/puff). Berikan 2 puff Ÿ Evaluasi 1 jam pertama setiap menit Spacer dapat dibuat dengan menggunakan cara sebagai berikut Ÿ Gunakan botol minum kemasan 500 ml atau yang sejenis Ÿ Buat lubang pada dasar botol dengan ukuran sama besar dengan mulut inhaler (gunakan pisau yang tajam) Ÿ Potong botol antara 1/4 bagian atas dan 3/4 bagian bawah lalu pisahkan bagian atas botol Ÿ Buat potongan berbentuk V kecil pada pinggiran bagian terbuka botol untuk menyesuaikan dengan hidung anak lalu gunakan sebagai masker Ÿ Bakar sudut pinggiran botol dengan lilin agar tidak tajam Ÿ Pada bayi kecil, masker dapat dibuat dengan melubangi gelas plastik (bukan dari bahan polystyrene). Spacer komersil dapat digunakan jika tersedia. Menggunakan inhaler dengan spacer : Ÿ Singkirkan tutup inhaler. Kocok inhaler Ÿ Masukkan mulut inhaler melalui lubang dalam botol atau gelas plastik Ÿ Letakkan bukaan botol pada mulut anak dan perintahkan anak untuk bernapas lewat mulut. Tekan inhaler dan semprotkan salbutamol ke dalam botol sementara anak bernapas normal Ÿ Tunggu sampai 3 atau empat kali napas lalu ulangi Ÿ Untuk anak yang lebih kecil letakan gelas menutupi mulut dan gunakan spacer dengan cara yang sama * Jika spacer digunakan untuk pertama kalinya, semprotkan 4-5 semprot lebih banyak

Berikan 0,01 ml/kg BB epinefrin subkutan dengan menggunakan spuit 1 ml (spuit BCG) Ÿ Jika setelah 20 menit pemberian tidak ada perbaikan ulangi pemberian epinefrin 1 dosis Ÿ

Pemberian Bronkodilator Oral Salbutamol Oral 3 Kali Sehari Selama 3 Hari

Berat badan
Tablet 2 mg ½ 1

Tablet 4 mg ¼ ½

Mencegah agar gula darah tidak turun Ÿ Jika anak masih bisa menyusu

Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya Ÿ Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan

Beri perahan ASI atau susu formula / air gula ml sebelum dirujuk Cara membuat air gula Larutkan 4 sendok teh (20 gr) gula dalam 200 ml air matang Ÿ Jika anak tidak bisa menelan

Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa orogastrik Jika tidak tersedia pipa orogastrik, RUJUK SEGERA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN / ASI (lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)

Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah

Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam. UMUR ≤ 4 bulan 4 –
Jelaskan pada Ibu tentang aturan perawatan di rumah 1. BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau) JELASKAN PADA IBU Ÿ Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian Ÿ Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan Ÿ Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang Anak harus diberikan larutan oralit di rumah, jika : Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah

Ÿ Ÿ

AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALIT BERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT UNTUK DIBERIKAN DI RUMAH TUNJUKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK HARUS MEMBERIKAN ORALIT/CAIRAN LAIN YANG HARUS DIBERIKAN SETIAP KALI ANAK BUANG AIR BESAR Ÿ Ÿ

Sampai umur 1 tahun Umur 1 sampai 5 tahun

: ml setiap kali buang air besar : ml setiap kali buang air besar

Katakan kepada Ibu : Ÿ Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas Ÿ Jika anak muntah, tunggu 10 menit.Kemudian berikan lebih lambat Ÿ Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti 2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI (KECUALI PADA BAYI MUDA) 3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 4. KAPAN HARUS KEMBALI

BERAT BADAN JUMLAH (ml) kg TENTUKAN JUMLAH ORALIT UNTUK 3 JAM PERTAMA Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui. Ÿ Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di atas. Ÿ Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga ml air matang selama periode ini. TUNJUKAN CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat. Lanjutkan ASI selama anak mau. Bila kelopak mata bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI SETELAH 3 JAM : Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan Mulailah memberi makan anak

Ÿ Ÿ Ÿ

JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI : Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah. Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan Ÿ Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menabahkan 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A. Ÿ Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah: 1. BERI CAIRAN TAMBAHAN 2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI Lihat Rencana Terapi A 3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 4. KAPAN HARUS KEMBALI Ÿ Ÿ

PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN / ASI (lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)

Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat IKUTI TANDA PANAH, JIKA JAWABAN “YA”, LANJUTKAN KE KANAN. JIKA “TIDAK”, LANJUTKAN KE BAWAH Ÿ

MULAI DI SINI

Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NACl) yang dibagi sebagai berikut : UMUR Bayi (di bawah umur 12 bulan)

Dapatkah saudara segera memberi cairan intravena?

Anak (12 bulan sampai 5 tahun)

1 Jam *

5 Jam

30 Menit *

2 ½ Jam

YA Ÿ Ÿ Ÿ

TIDAK

Adakah fasilitas pemberian cairan intravena terdekat (dalam 30 menit)?

Pemberian Pemberian pertama selanjutnya 70 ml/kg 30 ml/kg selama : selama :

YA

Ÿ Ÿ

Periksa kembali anak setiap menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat. Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah 3-4 jam (pada bayi) atau sesudah 1-2 jam (pada anak) dan beri juga tablet Zinc. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi dan pilih Rencana Terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.

RUJUK SEGERA untuk pengobatan intravena. Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anaknya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan.

Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita Diare Ÿ

Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan .

Ÿ

Dosis tablet Zinc (1 tablet = 20 mg) Berikan dosis tunggal selama 10 hari – Umur
Ÿ

Cara pemberian tablet Zinc : – Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30 detik), segera berikan kepada anak. – Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh – Ingatkan Ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah berhenti – Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.

TIDAK

Apakah saudara terlatih menggunakan pipa orogastrik untuk rehidrasi? TIDAK

Apakah anak masih bisa minum?

Ÿ Ÿ

YA

Ÿ

Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik atau mulut. Beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/Kg) Periksa kembali anak setiap 1-2 jam : – Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat. – Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena. Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. Kemudian tentukan Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C)

TIDAK

RUJUK SEGERA untuk pengobatan IV / OGT

CATATAN : Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa Ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.

Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Keterangan : 1 ml = 20 tetes/menit – infus makro 60 tetes/menit – (infus mikro)

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DBD DAN GIZI BURUK

Pemberian Cairan Pra Rujukan untuk Demam Berdarah Dengue JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA : Beri Oksigen 2-4 liter/menit Segera beri cairan intravena * Berikan cairan Ringer Laktat/Ringer Asetat atau NaCl 0,9% : 20 ml/kgBB dalam menit Ÿ Periksa kembali anak setelah 30 menit Jika syok teratasi, beri cairan dengan kecepatan 10 ml/kg BB/jam, RUJUK SEGERA KE Rumah Sakit. Jika syok belum teratasi, ulang pemberian cairan 20 ml/kgBB dalam menit dan RUJUK SEGERA Ke Rumah Sakit. Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam

JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK : Berikan infus Ringer Laktat/Ringer Asetat atau NaCl 0,9% sesuai dosis, turunkan bertahap setiap 2 jam sesuai dengan perbaikan klinis dan lab parameter Ht (terapi cairan diharapkan selesai dalam jam) Berat Badan
CATATAN: * Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam perjalanan beri Oralit/cairan lain sedikit demi sedikit dan sering. ** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung.

Tindakan Pra Rujukan untuk Anak Gizi Buruk Disertai Diare Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml/kgBBMelalui oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk. Ÿ Cara pembuatan cairan : 1. Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres) Mineral Mix 8 ml (1 sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml. 2. Modifikasi Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres) Bubuk KCl 0,8 gram (seujung sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml. Ÿ Bila tidak ada mineral Mix atau KCl RUJUK Ÿ Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal/modifikasinya selama perjalanan. Ÿ

Pemberian glukosa 10% dan cairan infus pra rujukan untuk anak Gizi Buruk disertai Syok Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg BB. Pemberian cairan infus pada anak gizi buruk, harus hati-hati, pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja jantung Ÿ Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5 tetes/kgBB/menit. Ÿ Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1 Ÿ RUJUK SEGERA Ÿ Ÿ

KONSELING BAGI IBU KONSELING PEMBERIAN MAKAN

Menilai Cara Pemberian Makan Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. Bandingkan jawaban ibu dengan ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT. TANYAKAN : 1. Apakah ibu menyusui anak ini? – Berapa kali sehari? – Apakah ibu menyusui juga pada malam hari? 2. Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? – Makanan atau minuman apa? – Berapa kali sehari? – Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak? 3. Jika anak gizi kurang atau gizi buruk tanpa komplikasi : – Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak? – Apakah anak mendapat porsi sendiri? – Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya? – Makanan apa yang tersedia di rumah? 4. Selama anak sakit, apakah pemberian makanan berubah? Bila ya, bagaimana?

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT Neonatus sampai umur 1 minggu

Umur 1 minggu sampai 6 bulan

Ÿ

Segera setelah lahir, letakkan bayi di dada ibu (ada kontak kulit ibu dan bayi)

Berikan ASI sesuai keinginan bayi. Lihat tanda-tanda kelaparan, seperti mulai rewel, menghisap jari, atau menggerak-gerakan bibir.

Ÿ

Berikan kesempatan bayi untuk Ÿ menyusu dalam satu jam pertama. Berikan kolostrum, asi pertama yang berwarna kekuningan dan kental, pada bayi. Kolostrum dapat menjaga bayi dari banyak penyakit.

Berikan ASI siang dan malam, sesuai keinginan bayi, sedikitnya 8 kali dalam 24 jam. Menyusui dengan sering, menyebabkan produksi ASI lebih banyak.

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Berikan ASI siang dan malam, sesuai keinginan bayi, sedikitnya 8 kali dalam 24 jam. Menyusui dengan sering, menyebabkan produksi ASI lebih banyak.

Ÿ

Umur 6 sampai 9 bulan

Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI. ASI lah yang bayi perlukan

: – Beras 40 gr (1/2 gelas) – Tempe 50 gr ( 2 potong) – Wortel 50 gr (1/2 gelas)

Cara Membuat : 1. Buatlah bubur, sebelum matang masukan tempe dan wortel 2. Setelah matang dihaluskan dengan saringan (di blender) 3. Bubur tempe siap disajikan

Ÿ Ÿ Ÿ

Umur 2 tahun lebih Berikan variasi makanan keluarga, termasuk sumber makanan hewani dan buahbuahan kaya vitamin A, serta sayuran

Berikan makanan keluarga yang Ÿ bervariasi yang dicincang atau dicacah, termasuk sumber makanan hewani & buah-buahan kaya vitamin A, serta sayuran

Berikan makanan keluarga yang bervariasi, makanan yang diiris iris atau makanan keluarga Ÿ termasuk sumber makanan hewani dan buah-buahan kaya vitamin A, serta sayuran

Berikan setidaknya 1 mangkuk setiap kali makan (250 ml)

Berikan juga bubur kental atau makanan yang dilumatkan Ÿ dengan halus, termasuk sumber makanan hewani tinggi zat besi dan buah-buahan kaya vitamin A serta sayuran.

Berikan 1/2 sampai 3/4 mangkuk setiap makan (1 mangkuk = 250 ml)

Ÿ

Berikan 3/4 mangkuk sampai 1 mangkuk setiap makan (1 mangkuk = 250 ml)

Ÿ

Berikan 3-4 kali setiap hari

Mulai dengan memberikan 2-3 sendok makan makanan. Mulai dengan pengenalan rasa. Ÿ Tambahkan secara bertahap sampai 1/2 mangkuk (1mangkuk = 250 ml)

Berikan 3-4 kali setiap hari

Ÿ

Berikan 3-4 kali setiap hari

Ÿ

Tawari 1-2 kali makanan selingan di antara waktu makan

Ÿ Ÿ

Tawari 1 atau 2 kali makanan selingan antara waktu makan. Anak akan memakannya jika lapar

Ÿ

Tawari 1 atau 2 kali makanan selingan antara waktu makan. Anak akan memakannya jika lapar

Jika anak menolak makanan baru, tawari untuk mencicipi beberapa kali. Tunjukkan bahwa Ibu juga menyukai makanan tersebut. Bersabarlah.

Ÿ

Untuk makanan selingan, berikan makanan dengan potongan kecil yang dapat Ÿ dipegang atau makanan yang diirisiris. Biarkan anak mencoba untuk memakan makanan selingannya sendiri, beri bantuan jika anak membutuhkan.

Ÿ

Bicara pada anak selama memberi makan dan jaga kontak mata dengan anak.

Ÿ

Berikan ASI sesuai keinginan bayi

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Berikan ASI sesuai keinginan bayi

Ÿ

Mulai berikan makanan tambahan ketika anak berusia 6 bulan

Berikan 2-3 kali setiap hari

Cara Membuat Bubur Nasi di tambah tempe Bahan

Umur 12 bulan sampai 2 tahun

Berikan ASI sesuai keinginan bayi

Ÿ

Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI. ASI lah yang bayi perlukan

Jika bayi kecil (berat lahir rendah), susui setidaknya setiap 2 sampai 3 jam. Jika bayi tidur, bangunkan bayi untuk menyusu setelah 3 jam.

Umur 9 sampai 12 bulan

Ÿ

Berikan 1-2 kali makanan selingan antara waktu makan jika anak terlihat lapar

Cucilah tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan anak dan biasakan anak mencuci tangan sebelum makan Makanan yang baik dan aman adalah makanan segar, bervariasi, tidak menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet, dan pewarna Gunakan peralatan masak dan makan yang bersih dengan cara memasak yang benar

Ÿ

Lanjutkan memberi makan anak dengan pelan-pelan dan sabar. Dorong anak untuk makan, tapi jangan memaksa

Anjuran makan untuk DIARE PERSISTEN Ÿ Jika anak mendapat ASI: Berikan lebih sering dan lebih lama, pagi, siang, dan malam Ÿ Jika anak mendapat susu selain ASI : – Ganti susu dengan susu formula untuk diare kronis, – Gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah tempe, – Jangan diberi susu kental manis, – Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan sesuai dengan kelompok umur

Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan Ÿ

Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan “Anjuran Makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit”: – Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak

Ÿ

Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling menyusui: – Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi Muda) – Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar – Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai

Ÿ

Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain: – Anjurkan ibu untuk relaktasi: – Bangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya – Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam – Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain

Ÿ

Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada anaknya – Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas – Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas – Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur

Ÿ

Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk: – Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak – Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur – Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak

Ÿ

Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit: – Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit – Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi anak

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) KONSELING PEMBERIAN CAIRAN

Menasihati Ibu untuk Meningkatkan Pemberian Cairan Selama Anak Sakit Untuk Setiap Anak Sakit Ÿ Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui Ÿ Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang Untuk Anak Diare Ÿ Pemberian cairan tambahan akan menyelamatkan nyawa anak Ÿ Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada Bagan PENGOBATAN

Untuk anak dengan Mungkin DBD Ÿ Pemberian cairan tambahan sangat penting Ÿ Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit, asal tidak yang berwarna merah atau coklat)

KAPAN HARUS KEMBALI Menasihati Ibu Kapan Harus Kembali Ke Petugas Kesehatan KUNJUNGAN ULANG Nasihati ibu untuk datan kembali sesuai waktu yang paling awal untuk permasalahan anaknya

KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA

a. Kunjungan Ulang Pas

Nasihati Ibu agar kembali segera bila ditemukan tanda-tanda sebaga berikut

ada Anak dengan :

b. Kunjungan Ulang Tidak Pas

Kunjungan Ulang 2 hari 3 hari 3 hari 3 hari 5 hari 5 hari 7 hari 7 hari 14 hari 30 hari

ada Anak dengan : kan an an

Kunjungan Ulang 2 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 2 hari

Setiap anak sakit

Ÿ Ÿ Ÿ

Tidak bisa minum atau menyusu Bertambah parah Timbul demam

Anak dengan Batuk : Bukan Pneumonia juga kembali jika :

Ÿ Ÿ

Napas cepat Sukar bernapas

Jika anak DIARE, juga kembali jika :

Ÿ Ÿ

Tinja campur darah Malas minum

Jika anak : MUNGKIN, DBD atau DEMAM MUNGKIN BUKAN DBD, juga kembali jika :

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Ada tanda-tanda perdarahan Ujung ekstremitas dingin Nyeri uluh hati atau gelisah Ada penurunan kesadaran Muntah yang terus menerus Pada hari ke 3-5 saat suhu turun dan anak tampak lemas

c. Kunjungan berikutnya untuk Anak Sehat : Nasiha ibu kapan harus membawa anaknya kembali untuk imunisasi dan Vit A

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya

Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan malaria

Ÿ Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau

Ÿ Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu Ÿ Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh

Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ

RUJUK Jika ibu mempunyai masalah payudara (misalnya: bengkak, nyeri pada puting susu, infeksi payudara), berikan perawatan atau RUJUK untuk pertolongan lebih lanjut Nasihati ibu agar makan dengan baik untuk menjaga kesehatan Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan berikan imunisasi tetanus Toksoid (TT) Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan pelayanan terhadap: – Program Keluarga Berencana – Konseling perihal Penyakit Menular Seksual dan Pencegahan HIV/AIDS

Ÿ Berikan Konseling tambahan jika ibu HIV-positif Ÿ Yakinkan kembali ibu bahwa pengobatan teratur

dapat mencegah penyakit yang serius serta dapat menjaga kesehatan ibu dan anaknya Ÿ Tekankan pentingnya higiene yang baik dan pengobatan penyakit lebih awal

nyamuk tapi aman bagi manusia Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau tikar Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai, karena obat anti nyamuk tidak baik untuk ikan Ÿ Perhatikan juga hal berikut : – Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur – Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok panjang – Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan oleskan obat anti nyamuk saat bepergian – SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT Ÿ Ÿ

Untuk kunjungan ulang, gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PNEUMONIA Sesudah 2 hari :

DISENTERI Sesudah 3 hari :

Tanyakan : Ÿ Apakah napas lebih lambat ? Ÿ Apakah ada tarikan dinding dada ke dalam ? Ÿ Apakah nafsu makan anak membaik ?

Ÿ Ÿ Ÿ

Periksa : Ÿ Tanda bahaya umum Ÿ Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas

Ÿ

Tindakan : Ÿ Jika ada tanda bahaya umum atau stridor atau tarikan dinding dada ke dalam beri 1 dosis antibiotik pra rujukan, Selanjutnya RUJUK SEGERA Ÿ Jika napas melambat dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya 5 hari Ÿ Jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan atau lebih buruk, RUJUK SEGERA

Tanyakan : Apakah mencretnya berkurang ? Apakah darah dalam tinja berkurang ? Apakah nafsu makan membaik ?

Periksa : Lakukan penilaian untuk diare Tindakan : Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi Jika frekuensi mencret, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan tetap atau memburuk:

Ÿ Ÿ

1.

2. DIARE PERSISTEN Sesudah 3 hari Tanyakan : Apakah diare sudah berhenti ? Berapa kali anak mencret setiap hari ?

Ÿ Ÿ

Tindakan : Ÿ Jika diare belum berhenti (anak masih mencret 3 kali sehari atau lebih), lakukan penilaian ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK. Jika diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyebab lain misalnya HIV/AIDS. Ÿ Jika diare sudah berhenti (anak mencret kurang dari tiga kali sehari), nasihati ibu untuk menerapkan Anjuran makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit sesuai dengan kelompok umur.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Ganti dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigela. Beri untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari. Jika 2 hari pemberian antibiotik pilihan ke dua tidak membaik, ganti metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Jika anak: – Berumur kurang dari 12 bulan ATAU – Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama ATAU RUJUK – Menderita campak dalam 3 bulan terakhir

Ÿ Jika mencretnya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang

dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang sama hingga selesai Pastikan ibu mengerti metode pemberian rehidrasi oral dan perlunya porsi makan lebih banyak setiap harinya selama seminggu.

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT MALARIA (Daerah Endemis Tinggi atau Endemis rendah) Setelah 3 hari, jika tetap demam : Periksa : Ÿ Lakukan penilaian ulang lengkap Ÿ Cari penyebab lain dari demam Tindakan : Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Ÿ Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan Ÿ Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam, periksa hasil sediaan darah mikroskopis: Jika positif untuk Falsiparum, Vivax, atau ada infeksi campuran (mixed), beri obat anti malaria oral pilihan Kedua. Jika tetap demam setelah menyelesaikan pengobatan dengan anti malaria ini, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan. Ÿ Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut

DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA (Daerah Endemis Tinggi atau Endemis Rendah Malaria) Setelah 3 hari, jika tetap demam : Periksa : Ÿ Lakukan penilaian untuk demam Ÿ Cari penyebab lain dari demam

Ÿ

Tindakan : Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Ÿ Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan Ÿ Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam Ambil sediaan darah untuk pemeriksaan mikroskopis Beri obat anti malaria oral pilihan pertama sesuai hasil pemeriksaan mikroskopis Nasihati ibu untuk kembali 2 hari jika tetap demam Ÿ Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan Ÿ

DEMAM BUKAN MALARIA (Daerah non Endemis malaria dan tidak ada kunjungan ke daerah Endemis malaria) Setelah 2 hari, jika tetap demam : Periksa : Ÿ Lakukan penilaian untuk demam Ÿ Cari penyebab lain dari demam Tindakan : Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam 2 hari jika tetap demam. Pastikan anak mandapat tambahan cairan dan mau makan Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT Setelah 3 hari: Periksa: Apakah mata anak merah atau bernanah Apakah ada luka di mulut Cium bau mulut anak

MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE. DEMAM MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Ÿ Ÿ Ÿ

Sesudah hari 1 (untuk klasifikasi Mungkin DBD) Sesudah 2 hari (untuk klasifikasi Demam Mungkin Bukan DBD) Jika tetap demam

Tindakan: Pengobatan infeksi mata : Jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara mengobati mata anaknya. Jika belum betul, ajari ibu cara mengobati dengan benar. Jika sudah benar, RUJUK Jika mata sudah tidak bernanah tapi masih merah, lanjutkan pengobatan Jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan dan pujilah ibu. Ÿ Pengobatan luka di mulut : Jika luka di mulut makin memburuk atau tercium bau busuk di mulut anak, RUJUK Jika luka di mulut tetap atau membaik, lanjutkan pengobatan antiseptik hingga seluruhnya 5 hari.

Periksa: Ÿ Lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam Ÿ Cari penyebab lain dari demam

Ÿ

Tindakan: Ÿ Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Ÿ Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, beri pengobatan Ÿ Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD Ÿ Jika tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan

INFEKSI TELINGA AKUT ATAU KRONIS Sesudah 5 hari : Periksa : Ÿ Lakukan penilaian ulang masalah telinga Ÿ Ukur suhu tubuh anak Tindakan Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (suhu ≥ 38,5°C). RUJUK SEGERA Infeksi telinga akut : Jika masih ada nyeri atau keluar nanah, obati dengan antibiotik yang sama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telinga. Kunjungan ulang setelah 5 hari. Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau keluar nanah, pujilah ibu Ÿ Infeksi telinga kronis : Perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah ibu. Lanjutkan pemberian tetes telinga sampai 14 hari Ÿ Jika infeksi telinga berulang (3x dalam 6 bulan), RUJUK untuk penilaian fungsi pendengaran. Ÿ Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT MASALAH PEMBERIAN MAKAN Sesudah 7 hari : Tanyakan : Ÿ Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama Periksa : Ÿ Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan Tindakan : Ÿ Nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada atau yang baru dijumpai. Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam cara pemberian makan, minta ibu untuk datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan konseling pemberian makan. Ÿ Jika anak gizi kurang, kembali setelah 30 hari untuk mengetahui penambahan berat badan. GIZI KURANG Sesudah 30 hari : Periksa: – Lakukan pemeriksaan BB/TB, BB/PB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama – Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan – Periksa adanya edema pada tungkai Tindakan: Ÿ Jika anak Gizi Baik (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 12,5 cm) pujilah ibu dan beri semangat untuk melanjutkan pemberian makan Ÿ Jika anak Gizi Kurang (BB/TB atau BB/PB masih berada antara -3 SD dan -2 SD ata LiLA antara 11,5 dan 12,5 cm): Nasihati ibu untuk setiap pemberian makan yang dijumpai Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik dan BB/TB atau BB/PB nya > -2 SD atau LiLA > 12,5 cm. Perhatian: Jika Saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau berat badan anak terus menurun, RUJUK (pikirkan kemungkinan TB atau HIV).

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI Sesudah 7 hari : Periksa : Ÿ Lakukan penilaian lengkap Ÿ Lakukan pemeriksaan BB/TB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama Ÿ Periksa adanya edema pada tungkai Ÿ Nilai nafsu makan anak Ÿ Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan Tindakan : Ÿ Jika anak Gizi Buruk dengan Komplikasi (BB/TB atau BB/PB -2 SD atau LiLA > 12,5 cm. Ÿ Jika anak Gizi Baik (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 12,5 cm) pujilah ibu dan beri semangat untuk melanjutkan pemberian makan Perhatian : Jika Saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau berat badan anak terus menurun, RUJUK. (Pikirkan kemungkinan TB atau HIV) ANEMIA Sesudah 14 hari : Tindakan : Ÿ Beri zat besi. Nasihati ibu untuk untuk kembali dalam 14 hari Ÿ Lanjutkan pemberian zat besi setiap 14 hari selama 2 bulan Ÿ Jika sesudah 2 bulan telapak tangan anak masih pucat, RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut Ÿ Jika sesudah 2 bulan, telapak tangan tidajk pucat, tidak ada pengobatan tambahan

KHUSUS PENANGANAN HIV DI PUSKESMAS RUJUKAN HIV Minta ibu untuk melakukan kunjungan ulang secara teratur sesuai dengan pedoman nasional Setiap kunjungan, lakukan hal berikut : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Tanyakan apakah ada masalah pada anak? Lakukan penilaian lengkap termasuk menilai masalah mulut dan gusi, lakukan tindakan, konseling dan kunjungan ulang untuk setiap masalah baru Berikan pelayanan kesehatan anak rutin: Vitamin A, obat cacing, imunisasi, dan penilaian dan konseling pemberian makan Lanjutkan pemberian profilaksis kotrimoksasol Tanyakan masalah kesehatan ibu. Rujuk untuk mendapatkan pelayanan konseling dan pemeriksaan jika perlu Rencanakan kunjungan ulang berikutnya

PEMERIKSAAN HIV Ÿ Jika hasil tes HIV baru diperoleh, lakukan klasifikasi ulang untuk infeksi HIV Ÿ Rencanakan untuk memeriksa status HIV 6 minggu setelah berhenti menyusu. JIKA INFEKSI HIV TERKONFIRMASI RUJUK untuk mendapatkan ARV Lakukan kunjungan ulang sesuai pedoman nasional

Ÿ Ÿ

JIKA TERPAJAN HIV : Bantu pemantauan pemberian ARV profilaksis dan Kotrimoksasol profilaksis Ÿ Monitoring klinis secara berkala, apakah ada gejala/tanda HIV yang muncul. Ÿ

JIKA DIDUGA TERINFEKSI : Konseling ibu untuk pemeriksaan lanjutan Infeksi HIV.

Ÿ

RUJUKAN : Ÿ Segera lakukan rujukan Ÿ Sementara, teruskan pemberian nutrisi (makanan/minuman) seperti biasa, hindari pemberian Mix Feeding*

*Mix Feeding adalah pemberian ASI yang bercampur dengan susu formula. Sebaiknya pada ibu HIV positif, bayi diberikan susu formula dengan memenuhi syarat AFASS (Affordable/terjangkau, Feasible/mampu laksana, Acceptable/dapat diterima, Sustainable/berkesinambungan dan safe/aman). jika persyarat AFASS tidak terpenuhi maka berikanlah ASI ekslusif sampai usia 6 bulan pada bayi, selanjutnya pemberian ASI dihentikan.

JIKA MASIH DIPERLUKAN KUNJUNGAN ULANG BERDASARKAN KUNJUNGAN PERTAMA ATAU KUNJUNGAN SAAT INI, NASIHATILAH IBU TENTANG KUNJUNGAN BERIKUTNYA JUGA NASIHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) SISTEM SKORING GEJALA DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG TB DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Parameter BTA (+)

Positif ³10 mm atau ³5 mm pada imunokompromais

Kontak TB

Tidak Jelas

Laporan keluarga, BTA (-) / BTA tidak jelas/tidak tahu

Uji Tuberkulin (Mantoux)

Negatif Berat Badan/Keadaan Gizi

BB/TB
Klinis gizi buruk atau BB/TB

Demam yang tidak diketahui penyebabnya

³2 minggu Batuk kronik

³3 minggu Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksila, inguinal

³1 cm, lebih dari 1 KGB, tidak nyeri Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang

Ada pembengkakan Foto toraks

Normal/Kelainan tidak jelas

Skor

Algoritma Tatalaksana TB Anak Anak th

Suspek TB Anak

Sistem Skoring

didapat dari parameter uji tuber kulin(+) dan kontak dengan gejala klinis

didapat dari parameter uji tuber kulin(+) dan kontak tanpa gejala klinis lain

Infeksi Laten TB

Pertimbangan dokter(**)

Bukan TB

TB ANAK

Gambaran sugestif (mendukung) TB

Skor Total

Umur ≥ 5

Perbaikan

2 bulan RHZ (75/50/150) 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5 Tablet

INH Profilaksis HIV pos

4 bulan RHZ (75/50) 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5 Tablet

Lanjutkan Terapi

Umur
Tidak ada Perbaikan

Tabel. Dosis kombinasi pada TB anak Berat Badan (kg) Skor
Skor = 6

Skor > 6

Evaluasi, Rujuk Bila Perlu

INH Profilaksis

HIV neg

Observasi

Keterangan (*) Gejala TB Anak sesuai dengan parameter Sistem Skoring (**) Pertimbangan dokter untuk mendapatkan Terapi TB Anak pada skor
Anak yang lahir dari Ibu penderita TB, tunda pemberian vaksin BCG, rujuk ke dokter Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter, apabila di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak tersedia tenaga dokter, pelimpahan wewenang terbatas dapat diberikan pada petugas kesehatan terlatih strategi DOTSuntuk menegakkan diagnosis dan tatalaksana TB mengacu pada Pedoman Nasional

PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK JENIS KECELAKAAN

PENCEGAHAN

Kecelakaan Lalu Lintas

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Jangan biarkan anak main dekat jalan raya; pengasuh harus selalu memantau Selalu gunakan helm jika anak mengendarai motor atau sepeda Jika bepergian dengan mobil, anak harus selalu menggunakan sabuk pengaman atau duduk di kursi belakang Anak harus selalu dalam pengawasan

Tenggelam

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Menutup tempat air terbuka termasuk lubang toilet, sumur, dan kolam, agar tidak berbahaya Semua orang di rumah harus memperhatikan keamanan tempat penyimpanan air seperti bak, ember, dan drum Ketika anak berada di dalam air, contohnya ketika berenang, anak harus selalu menggunakan alat pengaman Anak harus selalu dalam pengawasan

Luka Bakar

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Cegah anak untuk bermain api atau bermain di dekat api Area memasak sebaiknya ditinggikan dan dijaga agar anak tidak mudah menjangkau sumber api Hindari memasak sambil menggendong anak Hindari meninggalkan anak sendirian di dalam rumah, terutama pada malam hari. Hindari mengunci anak dalam rumah Hindari meninggalkan lampu minyak atau lilin dalam keadaan menyala ketika tidur

Jatuh

Ÿ Ÿ

Menjaga keamanan bangunan rumah agar anak tidak jatuh dari tempat tidur, tangga, jendela, ataupun atap Anak harus selalu berada dalam pengawasan

Keracunan

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Hindari menaruh barang atau cairan beracun tanpa pengawasan Kemas semua obat dan bahan beracun dalam kemasan yang tidak dapat dibuka anak Taruh semua obat dan bahan beracun di tempat yang sulit dijangkau anak Kemas obat dalam kemasan sedikit yang tidak membahayakan Hindari menyimpan cairan berbahaya dalam kemasan bekas minuman Simpan cairan berbahaya dalam kemasan aslinya Gunakan label racun pada cairan berbahaya dan ajari anak untuk mengenali label tersebut Berhati-hati dalam menyimpan bahan-bahan di dalam rak atau lemari yang lebih rendah dari pundak

Tersedak

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Dampingi anak ketika makan dan bermain untuk mencegah anak menelan bagian mainan ataupun alat rumah tangga Biasakan anak untuk duduk tegak ketika makan Pastikan anak makan dengan tenang dan tidak terburu-buru Hindari anak makan sambil berjalan, di dalam kendaraan, ataupun sambil bermain Potong makanan dalam potongan kecil, buang biji buah. Masak terlebih dahulu untuk melembutkan teksturnya Beri contoh anak cara makan dan mengunyah yang baik Tawari anak untuk mium ketika makan, tapi hindari memberikan minuman ketika mulut anak penuh makanan

Ÿ Ÿ Ÿ

Simpan benda tajam ataupun alat rumah tangga lain yang dapat membahayakan anak jauh dari jangkauan anak Pastikan menyimpan benda tajam ataupun alat rumah tangga dengan benar, agar tidak jatuh menimpa anak Selalu dampingi anak

Luka akibat benda tajam ataupun tumpul

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PENILAIAN KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut – Jika kunjungan ulang, gunakan bagan kunjungan ulang yang ada dalam buku bagan ini – Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada bayi muda sebagai berikut :

Jika bayi muda ditemukan dalam kondisi kejang atau henti napas, segera lakukan tindakan/pengobatan sebelum melakukan penilaian dan RUJUK SEGERA

GEJALA

MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI TANYAKAN : Ÿ Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semua ? Ÿ Apakah bayi kejang? LIHAT, DENGAR, dan RASAKAN : Ÿ Hitung napas dalam 1 menit, ulangi

Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

menghitung jika bayi bernapas cepat (≥ 60 kali/menit) atau bernapas lambat (
Klasifikasikan adanya kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri

KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Terdapat salah satu atau lebih tanda berikut : Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Tidak mau minum atau memuntahkan semua, Riwayat kejang, Bayi bergerak hanya ketika distimulasi atau tidak bergerak PENYAKIT sama sekali SANGAT BERAT Napas cepat (≥ 60 kali/menit), ATAU INFEKSI Napas lambat (1 cm

Terdapat salah satu atau lebih tanda

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

berikut : Ÿ Ÿ

Mata bernanah sedikit

Ÿ

Pusar kemerahan/bernanah

INFEKSI Ÿ BAKTERI LOKAL Ÿ

Ÿ

Pustul di kulit

Ÿ Ÿ

Ÿ

Tidak terdapat salah satu tanda diatas

Ÿ MUNGKIN BUKAN INFEKSI Ÿ

Jika ada kejang, tangani kejang Cegah agar gula darah tidak turun Jika ada gangguan napas, tangani gangguan napas Jika ada hipotermia, tangani hipotermia Beri dosis pertama antibiotik intramuskular Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat di perjalanan RUJUK SEGERA

Jika ada pustul di kulit atau pusar bernanah, beri antibiotik oral yang sesuai Jika ada mata bernanah, beri salep antibiotik atau tetes mata antibiotik Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang dalam 2 hari

Ajari ibu cara merawat bayi di rumah Lakukan asuhan dasar bayi muda

MEMERIKSA IKTERUS TANYAKAN : Apakah bayi kuning Jika ya, pada umur berapa pertama kali timbul kuning ?

GEJALA Ÿ

LIHAT : Ÿ Ÿ

Lihat adanya ikterus pada bayi (kuning pada mata atau kulit) Lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi, apakah kuning ?

Klasifikasikan IKTERUS Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Timbul kuning pada hari pertama (
KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ

IKTERUS BERAT

Ÿ Ÿ

Timbul kuning pada umur

Ÿ

24 jam sampai dengan umur 14 hari, DAN Kuning tidak sampai telapak tangan atau khaki

Ÿ

Tidak kuning

Cegah agar gula darah tidak turun Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan RUJUK SEGERA

Lakukan asuhan dasar bayi muda Menyusu lebih sering

IKTERUS

Ÿ

Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 1 hari

TIDAK ADA IKTERUS

Ÿ

Lakukan asuhan dasar bayi muda

Ÿ

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) APAKAH BAYI DIARE JIKA YA, LIHAT dan RABA : Lihat keadaan umum bayi – Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri ? – Apakah bayi bergerak hanya ketika dirangsang ? – Apakah bayi tidak bergerak sama sekali ? – Apakah bayi gelisah / rewel ? Ÿ Lihat apakah matanya cekung ? Ÿ Cubit kulit perut, apakah kembalinya : – Sangat lambat ( > 2 detik) – Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) Ÿ

GEJALA Klasifikasikan Diare untuk dehidrasinya

Terdapat 2 (dua) atau lebih tanda berikut : Ÿ Bergerak hanya jika dirangsang atau tidak bergerak sama sekali Ÿ Mata cekung Ÿ Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Ÿ

DIARE DEHIDRASI BERAT

Ÿ

Ÿ

Ÿ

– Bayi dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, dibanding biasanya lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air dari ampasnya) – Pada bayi ASI eksklusif, buang air besar biasanya lebih sering dan bentuknya lebih lembek dan ini bukan diare.

Terdapat 2 (dua) atau lebih tanda berikut : Ÿ

Gelisah/rewel

Ÿ

Mata cekung

Ÿ

Cubitan perut kembali lambat

Ÿ

Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan/sedang

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Jika tidak terdapat klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi B Jika terdapat klasifikasi berat lainnya: RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat rujukan, dan berikan oralit sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan Nasihati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasihati Ibu kapan untuk kembali segera Kunjungan ulang 2 hari

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Tangani sesuai rencana terapi A Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasihati Ibu kapan untuk kembali segara Kunjungan ulang dalam 2 hari jika belum membaik

Ÿ

DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG

DIARE TANPA DEHIDRASI

Jika tidak terdapat klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi C atau Jika terdapat klasifikasi berat lainnya RUJUK SEGERA setelah memenuhi syarat rujukan, dan berikan oralit sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan Nasihati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan

MEMERIKSA STATUS HIV Bagan ini digunakan pada bayi muda yang tidak dalam perawatan HIV PERIKSA :

TANYAKAN : Ÿ

Apakah ibu pernah tes HIV? Jika pernah apakah hasilnya Positif atau Negatif? Jika positif apakah ibu sudah meminum ARV? Jika sudah, apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Apakah bayi saat berusia 6 minggu pernah dites HIV? Jika pernah, apakah hasilnya Positif atau Negatif? Jika positif, apakah bayi sudah mendapatkan ARV? Apakah bayi pernah mendapat atau masih menerima ASI?

Ÿ

Jika status ibu dan bayi tidak diketahui ATAU belum dites HIV maka tawarkan dan lakukan tes serologis HIV pada ibu.

GEJALA Klasifikasikan Status HIV

Ÿ

TINDAKAN/PENGOBATAN

INFEKSI HIV TERKONFIR MASI

Rujuk ke RS/Puskesmas rujukan ARV untuk mendapatkan ARV terapi dan Kotrimoksasol profilaksis.

Rujuk ke RS / Puskesmas rujukan ARV untuk mendapatkan ARV profilaksis dan Kotrimoksasol profilaksis.

Ÿ

Bayi dengan tes HIV positif

Ÿ

Ibu HIV positif DAN bayi tes HIV negatif serta masih mendapatkan ASI atau berhenti menyusu
TERPAJAN HIV

Ibu HIV negatif ATAU Tidak terdapat gejala di atas

MUNGKIN BUKAN INFEKSI HIV

Jika hasil tes HIV ibu positif, maka tawarkan tes HIV virologis untuk bayi. Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ

KLASIFIKASI

Tangani infeksi lainnya jika ada

Pada ibu dengan HIV positif bayi baru lahir diberikan ARV profilaksis sesegera mungkin dalam waktu 72 jam pasca persalinan Tes HIV pada bayi kurang dari 2 bulan adalah tes virologis.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN MASALAH PEMBERIAN ASI Termasuk untuk bayi TERPAJAN HIV yang mendapat ASI GEJALA TANYAKAN : Ÿ

Ÿ

Ÿ

Berapa kali bayi diberi ASI sepanjang pagi, siang dan malam ? Apakah bayi diberi makan / minum selain ASI ? Jika, Ya, berapa kali selama 24 jam ? Alat apa yang digunakan untuk memberi minum bayi ?

LIHAT : Ÿ Tentukan berat badan menurut umur Ÿ Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ? Ÿ Adakah celah bibir / langitlangit ?

Khusus untuk Ibu HIV positif, tanyakan : Ÿ Apakah Ibu memberi ASI penuh ? Jika tidak, cairan apa yang diberikan untuk menambah atau menggantikan ASI ? JIKA BAYI TIDAK ADA INDIKASI DIRUJUK, LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ? Ÿ Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui Ÿ Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu jika bayi sudah mau menyusu lagi Ÿ Amati pemberian ASI dengan seksama Ÿ Bersihkan hidung yang tersumbat jika menghalangi bayi untuk menyusu Lihat apakah bayi menyusu dengan baik ? Ÿ Lihat, apakah posisi bayi benar ? Seluruh badan bayi tersangga dengan posisi kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu, badan bayi dekat ke ibu Ÿ Lihat, apakah bayi melekat dengan baik ? Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bawah mulut Ÿ Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif ? Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan.

Klasifikasikan Berat Badan Menurut Umur Dan/Atau Masalah Pemberian ASI

KLASIFIKASI

TINDAKAN/PENGOBATAN

Terdapat satu atau lebih tanda berikut : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ

Berat badan menurut umur rendah ASI kurang dari 8 kali/hari Mendapat makanan atau BERAT BADAN minuman lain selain ASI RENDAH Posisi bayi salah MENURUT Tidak melekat dengan UMUR baik DAN/ATAU Tidak mengisap dengan efektif MASALAH Terdapat luka atau PEMBERIAN bercak putih (thrush) di ASI mulut Terdapat celah bibir / langit-langit Ibu HIV positif, mencampur pemberian ASInya dengan makanan lain

Tidak terdapat tanda/gejala di atas

Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

BERAT BADAN TIDAK RENDAH MENURUT UMUR DAN Ÿ TIDAK ADA Ÿ MASALAH PEMBERIAN ASI

Lakukan asuhan dasar bayi muda Ajarkan ibu untuk memberikan ASI dengan benar Jika menyusu kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nasehati ibu untuk menyusui lebih sering. sesuai keinginan bayi, baik siang maupun malam Jika memberi ASI dengan menggunakan botol, ajari penggunaan cangkir Jika posisi salah atau tidak melekat baik atau tidak mengisap efektif, ajari Ibu memperbaiki posisi / perlekatan Jika ada luka atau bercak putih di mulut, nasihati Ibu untuk mengobati di rumah Jika ada celah bibir/langit-langit, nasihati tentang alternatif pemberian minum Nasihati Ibu kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari untuk masalah pemberian ASI dan thrush. Kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan rendah menurut umur

Lakukan asuhan dasar bayi muda Pujilah ibu karena telah memberikan minum kepada bayinya dengan benar

MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN / ATAU MASALAH PEMBERIAN MINUM PADA BAYI YANG TIDAK MENDAPAT ASI Termasuk untuk bayi TERPAJAN HIV yang tidak mendapat ASI

GEJALA

Jika bayi muda tidak memiliki indikasi untuk dirujuk TANYAKAN : Ÿ Ÿ Ÿ

Minuman atau cairan apa yang diberikan kepada bayi ? Berapa kali diberikan sepanjang pagi, siang dan malam ? Alat apa yang digunakan untuk memberi minum bayi ?

LIHAT : Ÿ Ÿ Ÿ

Klasifikasikan Berat Badan Menurut Tentukan berat badan Umur Dan/Atau menurut umur Masalah Pemberian Minum Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ? Adakah celah bibir / langitlangit ?

JIKA BAYI TIDAK ADA INDIKASI DIRUJUK, mintalah ibu untuk mendemonstrasikan atau menjelaskan bagaimana penyiapan dan pemberian minum untuk bayi Dengar dan perhatikan : Ÿ Bagaimana ibu menyiapkan minum bayi, apakah higienis ? Ÿ Berapa banyak cairan yang diberikan dalam 1x pemberian ? Ÿ Bagaimana ibu membersihkan perlengkapan pemberian minum ?

TINDAKAN/PENGOBATAN

Terdapat satu atau lebih tanda berikut : Ÿ

Barat badan berdasarkan umur rendah

Ÿ

Pemberian minum kurang dari 8 kali/hari

Ÿ

menggunakan botol

Ÿ

Cara menyiapkan atau membersihkan perlengkapan minum bayi tidak sesuai atau tidak higienis

Ÿ

Terdapat luka atau bercak putih (thrush) di mulut

Ÿ

Terdapat celah bibir / langit-langit

Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) KLASIFIKASI

Tidak terdapat tanda/gejala di atas

BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN / ATAU MASALAH PEMBERIAN MINUM

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

BERAT BADAN TIDAK RENDAH MENURUT Ÿ UMUR DAN Ÿ TIDAK ADA MASALAH PEMBERIAN MINUM

Lakukan asuhan dasar bayi muda Konseling pemberian minum – Jelaskan pedoman untuk pemberian minum yang aman – Identifikasikan kepedulian Ibu atau keluarga tentang pemberian minum bayi Jika menggunakan botol, ajari penggunaan cangkir Jika ada luka atau bercak putih di mulut, nasihati Ibu untuk mengobati di rumah Kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian minum dan thrush Kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan rendah menurut umur

Lakukan asuhan dasar bayi muda Pujilah ibu karena telah memberikan minum kepada bayinya dengan benar

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) TINDAKAN/PENGOBATAN TINDAKAN/PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA (TINDAKAN PRA RUJUKAN) MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN

Ÿ Ÿ

Ÿ

Jika bayi masih bisa menyusui : Ibu diminta tetap menyusui bayinya Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan: Beri ASI, perah dengan cangkir kecil atau sendok atau ditetesi dengan pipet. Berikan ml (10 ml/kg) sebelum dirujuk. Jika tidak memungkinkan, berikan ml (10 ml / kg) air gula atau susu formula Jika bayi tidak bisa menelan : Berikan ml (10 ml/kg) ASI perah, atau air gula, atau susu formula melalui pipa lambung

BAYI DAPAT DIRUJUK (SYARAT RUJUKAN): Ÿ Ÿ Ÿ

MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT Ÿ Ÿ Ÿ

CARA MEMBUAT LARUTAN GULA Ÿ Ÿ

Larutkan 4 sdt (20 gram) gula ke dalam 200 ml air matang Aduk sampai larut

Suhu ≥ 35,5˚C Denyut jantung ≥ 100 kali per menit (lihat pedoman resusitasi neonatus) Tidak ada tanda dehidrasi berat

Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu diganjal gulungan kain Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap lendir Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit

Jika terjadi henti napas (apneu), lakukan resusitasi, sesuai Pedoman Resusitasi Neonatus

MENANGANI KEJANG DENGAN OBAT ANTI KEJANG Obat anti kejang pilihan pertama : Fenobarbital Obat anti kejang pilihan kedua : Diazepam Fenobarbital 100 mg/2ml (dalam ampul 2 ml) diberikan secara intramuskular Dosis : 30mg = 0,6 ml

Diazepam 5 mg/ml (dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/2 ml (dalam ampul 2 ml) diberikan per rektal § Berat
§

Jika kejang timbul lagi (kejang berulang), ulangi pemberian Fenobarbital 1 kali lagi dengan dosis sama, minimal selang waktu 15 menit

MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR

RUJUK adalah pilihan terbaik untuk bayi dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT. Jika rujukan tidak memungkinkan, lanjutkan pemberian ampisilin dan gentamisin setidaknya sampai 5 hari. Berikan ampisilin dua kali sehari pada bayi kurang dari 1 minggu dan 3 kali sehari pada bayi berusia satu minggu atau lebih, Berikan gentamisin sekali sehari

Ÿ Ÿ

Beri dosis pertama antibiotik intramuskular untuk bayi dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT dan RUJUK SEGERA Berikan dosis pertama AMPISILIN dan GENTAMISIN

Berat Badan (gram)

AMPISILIN

GENTAMISIN

Dosis : 50 mg/kg BB

Vial 2 ml berisi 20 mg ATAU tambahkan 6 ml aquadest steril ke dalam vial 2 ml berisi 80 mg*

Tambahkan 1,3 ml aquadest steril kedalam botol 250 mg (250 mg/1,5ml)

Umur
umur ³ 7 hari

Dosis : 5 mg/kg BB

Dosis : 7,5 mg/kg BB ,4 ml

0,6 ml

0,9 ml ,5 ml

0,9 ml

1,3 ml ,7 ml

1,1 ml

1,7 ml ,8 ml

1,4 ml

2,0 ml ,0 ml

1,6 ml

2,4 ml ,1 ml

1,9 ml

2,8 ml ,3 ml

2,1 ml

3,2 ml

CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI Bayi dengan SUHU BADAN
METODA KANGURU Ÿ Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus

Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ

tangan, kaus kaki), diletakkan telungkup di dada ibu dengan posisi tegak atau diagonal. Tubuh bayi menempel/kontak langsung dengan ibu. Atur posisi kepala, leher, dan badan dengan baik untuk menghindari terhalangnya jalan napas. Kepala menoleh ke samping di bawah dagu ibu (ekstensi ringan). Tangan dan kaki dalam keadaan fleksi seperti posisi “katak” kemudian “fiksasi” dengan selendang. Ibu mengenakan pakaian/blus longgar, sehingga bayi dapat berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu, gunakan selimut. Selain ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan metoda kanguru.

MENASIHATI IBU CARA MENJAGA BAYI TETAP HANGAT SELAMA PERJALANAN Ÿ Keringkan bayi segera setiap kali basah terkena air atau air kencing dan tinja bayi. Ÿ Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala Ÿ Lakukan tindakan mempertahankan suhu dengan METODA KANGURU.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) TINDAKAN / PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN MEMBERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI Antibiotik per oral yang sesuai untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL : AMOKSISILIN AMOKSISILIN Berikan 2 kali sehari untuk 5 hari

BERAT BADAN

BB
Tablet 250 mg

Sirup 125 mg dalam 15 ml

1/4 tablet

1/2 sendok takar

1/2 tablet

1 sendok takar

ARV UNTUK PROFILAKSIS Berikan jika usia bayi 12 jam lakukan pemantauan Semua bayi lahir dari ibu dengan HIV, baik yang diberi ASI eksklusif maupun susu formula, harus diberi zidovudin sejak hari pertama (umur
Bayi cukup bulan Bayi prematur
2 minggu pertama 4 mg/kg BB/ 12 jam 2 mg/kgBB/12 jam 2 mg/kgBB/12 jam

Dosis Zidovudine 2 minggu kedua 4 mg/kg BB/ 12 jam 2 mg/kg BB/12 jam 2 mg/kg BB/8 jam

2 minggu ke ga 4 mg/kg BB/ 12 jam 2 mg/kg BB/ 8 jam 4 mg/kg BB/ 12 jam

ASUHAN DASAR BAYI MUDA Lakukan, komunikasikan dan pastikan ibu dapat melakukan tindakan berikut ini pada waktu kunjungan rumah atau saat memeriksa bayi di klinik MENCEGAH INFEKSI Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Cuci tangan sebelum atau sesudah memegang bayi Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang, kemudian keringkan dengan kain yang bersih dan kering. INGATKAN ibu supaya menjaga tali pusat selalu bersih dan kering Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu stabil. Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena sangat rentan tertular penyakit. Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat kekebalan tubuh. Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya ASI saja sampai 6 bulan. Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan cangkir/sendok. Hindari pemakaian botol dan dot karena dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran cerna.

MENJAGA BAYI MUDA SELALU HANGAT Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan ganti pakaian/kainnya dengan yang kering. Baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu. Beri alas kain yang bersih dan kering di tempat untuk pemeriksaan bayi, termasuk timbangan bayi. Jika tidak ada tanda-tanda hipotermia, mandikan bayi 2 kali sehari (tidak boleh lebih). Selesai memandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan pakaian bersih dan kering, topi, kaus tangan, kaus kaki dan selimut jika perlu Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama ibu. Pada BBLR atau suhu
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari, siang ataupun malam. Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya Jika bayi telah tidur selama 2 jam, minta ibu untuk membangunkannya dan langsung disusui Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama ibu Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali hal-hal tentang pemberian ASI di Buku KIA Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) IMUNISASI Segera beri imunisasi HB0 sebelum bayi berumur 7 hari Beri imunisasi BCG dan Polio 1 ketika bayi berumur 1 bulan (kecuali bayi lahir di Rumah Sakit, imunisasi diberikan sebelum dipulangkan) Ÿ Tunda pemberian imunisasi pada Bayi Muda yang mempunyai klasifikasi merah. Ÿ Ÿ

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) KONSELING BAGI IBU /KELUARGA MENGAJARI IBU UNTUK MENGOBATI INFEKSI LOKAL DI RUMAH Ada 2 Jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada bayi muda yang dapat diobati di rumah Ÿ Ÿ

Infeksi kulit atau pusar Infeksi mata

Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut Amati cara ibu mempraktikkan Cek pemahaman ibu sebelum pulang Nasihati ibu untuk kembali jika infeksi bertambah parah

CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR Lakukan dua kali sehari selama 5 hari Ÿ Cuci tangan sebelum mengobati bayi Ÿ Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang DDT secara hati-hati Ÿ Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering Ÿ Untuk infeksi kulit olesi dengan antiseptik Ÿ Cuci tangan kembali DTT(Desinfeksi Tingkat Tinggi): air dimasak sampai mendidih selama menit kemudian dibiarkan dingin dan tertutup.

CARA MENGOBATI LUKA ATAU “THRUSH” DI MULUT Lakukan empat kali sehari selama 7 hari Cuci tangan sebelum mengobati bayi Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat bergaram (1 gelas air hangat ditambah seujung sdt garam) Ÿ Teteskan 1 ml suspensi nistatin di mulut 4 kali sehari Ÿ Cuci tangan kembali Ÿ Ÿ

CARA MENGOBATI INFEKSI MATA Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Cuci tangan sebelum mengobati bayi Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas/kain bersih dengan air hangat Beri salep tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% pada kedua mata Oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian dalam kelopak mata bawah Cuci tangan kembali Obati sampai kemerahan hilang

KONSELING BAGI IBU/KELUARGA

MENGAJARI IBU MENYUSUI DENGAN BAIK

MENGAJARI IBU CARA` MEMERAH ASI

§ Tunjukan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar

Minta ibu untuk : Mencuci tangan pakai sabun. Mengatur posisi sehingga nyaman. Memegang wadah bermulut lebar di bawah puting dan areola. Meletakkan jempol di bagian atas payudara, jari telunjuk dan jari lainnya menopang di sisi bagian bawah sehingga posisinya berlawanan (setidaknya 4 cm dari puncak puting). Ÿ Tekan dan lepaskan jaringan payudara antara jempol dan telunjuk beberapa kali. Ÿ Jika ASI tidak keluar, ganti posisi jempol dan telunjuk mendekati puting, lalu tekan dan lepaskan seperti sebelumnya. Ÿ Tekan dan lepaskan mengelilingi payudara, jaga agar jarak jari dan puting tetap. Hati-hati jangan menekan puting atau mengurut payudara. Ÿ Perah satu payudara sampai ASI hanya menetes, lalu perah payudara lainnya sampai ASI hanya menetes. Ÿ Perah bergantian 5-6 kali, setidaknya selama menit Ÿ Berhenti memerah jika ASI tidak mengalir lagi tapi hanya menetes dari awal

Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja Kepala dan tubuh bayi lurus Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu Ÿ Dekatkan badan bayi ke badan ibu Ÿ Ÿ Ÿ

§ Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya : Ÿ Ÿ Ÿ

Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu

§ Cara melekatkan yang benar ditandai dengan : Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Dagu menempel pada payudara ibu Mulut bayi terbuka lebar Bibir bawah bayi membuka keluar Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bagian bawah

§ Bayi menghisap dengan efektif jika bayi menghisap 47 secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan Ÿ

Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI Cara meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya Ÿ Jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung disusui Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MENGAJARI IBU UNTUK MENJAGA BAYI BERAT BADAN RENDAH TETAP HANGAT DI RUMAH Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ

Ÿ

Pertahankan bayi agar di tempat tidur yang sama dengan ibu. Tutup pintu dan jendela agar udara dingin tidak masuk. Ketika memandikan bayi, lakukan di ruangan yang hangat dengan air hangat, keringkan segera setelah memandikan dan pakaikan baju sesegera mungkin. Ganti pakaian jika basah Lakukan metoda kanguru sesering mungkin, baik siang maupun malam. Ketika tidak dalam METODA KANGURU, jaga agar bayi tetap berpakaian atau dibungkus sepanjang waktu. Pakainkan topi dan kaos kaki, bungkus bayi dengan longgar menggunakan kain kering yang lembut dan selimuti. Periksa dengan teratur tangan dan kaki bayi. Jika teraba dingin, hangatkan bayi kembali dengan METODA KANGURU Susui bayi dengat teratur (atau berikan ASI perah dengan cangkir)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MENASIHATI IBU KAPAN KEMBALI SEGERA Nasihati ibu agar kembali segera, jika bayi menunjukkan salah satu gejala berikut ini: Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Gerakan bayi berkurang Napas cepat Sesak napas/sukar bernapas Perubahan warna kulit (kebiruan, kuning) Malas/tidak bisa menyusu atau minum Badan teraba dingin Timbul demam Telapak kaki dan tangan terlihat kuning Bertambah parah

Bayi dengan :

Kunjungan Ulang

Ÿ

Ikterus

1 hari

Ÿ

Infeksi bakteri lokal

2 hari

Ÿ

Diare dehidrasi ringan/sedang

2 hari

Ÿ

Diare tanpa dehidrasi (Jika belum membaik)

2 hari

MENASIHATI IBU TENTANG KESEHATAN DIRINYA

Ÿ

Masalah pemberian ASI

2 hari

Pemberian vitamin A 200.000 IU perhari selama 2 hari kepada ibu selama masa nifas Ÿ KB pasca persalinan, gizi seimbang dan lain-lain sesuai hasil penilaian kesehatan ibu sebelumnya

Ÿ

Luka atau bercak putih di mulut (thrush)

2 hari

Ÿ

Berat badan rendah menurut umur

14 hari

Ÿ

ALTERNATIF PEMBERIAN MINUM PEMBERIAN MINUM DENGAN CANGKIR Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Letakkan kain bersih di atas pakaian bayi, untuk melindungi pakaian bayi dari tumpahan susu Posisikan bayi sedikit tegak di pangkuan ibu Ukur jumlah susu dalam cangkir Pegang cangkir dan letakkan mulut cangkir di bibir bawah bayi Sentuhkan tepi cangkir sampai susu menyentuh bibir bayi Biarkan bayi menghisap susu sesuai keinginannya, jangan menuangkan susu ke dalam mulut bayi bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian mulai minum Bayi akan menghisap susu dan ada sedikit yang tumpah Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya Bayi menelan susu Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau pada saat sudah tidak tertarik lagi terhadap susu Bila bayi tidak menghabiskan susu yang sudah ditakar : § Berikan minum dalam waktu lebih lama § Ajari ibu untuk menghitung jumlah susu yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum

Ÿ

Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali, gunakan salah satu alternatif : § Berikan ASI donor § Berikan susu formula

Ÿ

Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup apabila bayi menelan sebagian besar susu dan menumpahkan sebagian kecil serta berat badannya meningkat

JUMLAH SUSU YANG DIBERIKAN DENGAN CANGKIR Mulai dengan 80 ml/kgBB/hari Selanjutnya tingkatkan volume ml/kgBB setiap hari Ÿ Hitung masukan cairan dalam 24 jam, dibagi menjadi 8 kali pemberian Ÿ Untuk bayi sakit atau kecil, berikan setiap 2 jam Ÿ

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MASALAH PEMBERIAN ASI PADA BAYI MASALAH

PEMECAHAN

Bayi banyak menangis atau rewel

· · · ·

Bayi tidak tidur sepanjang malam

· Merupakan proses alamiah, karena pada bayi muda perlu menyusu lebih sering. · Tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari. · Jangan berikan makanan lain. Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan susu botol. Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul lapar).

Bayi menolak untuk menyusu

· · · · ·

Bayi bingung puting

· · · ·

Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi medis yang tepat. Ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar.

Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR).

· Berikan ASI sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek -pendek. · Jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir. · Untuk merangsang mengisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih.

Bayi kuning (ikterus)

· Mulai menyusui segera setelah bayi lahir. · Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi.

Bayi sakit

· Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam algoritma, kalau perlu RUJUK .

Bayi sumbing

Bayi kembar

· · · ·

Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian ASI. Periksa popok bayi, mungkin basah. Gendong bayi, mungkin perlu perhatian. Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya.

Berikan perhatian dan kasih sayang Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis Lihat tatalaksana dalam algoritma , kalau perlu di RUJUK.

Kalau terpaksa memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan menggunakan botol dan dot. Jangan berikan kempeng.

Posisi bayi duduk. Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup. Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi Jika sumbing pada bibir dan langit-langit. ASI dikeluarkan dengan cara manual ataupun pompa, kemudian diberikan dengan sendok/ pipet atau botol dengan dot panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.

· Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football position) · Paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan. · Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan masing -masing bayi, umumnya > 20 menit.

MASALAH PEMBERIAN ASI PADA IBU MASALAH Ibu kawatir bahwa ASI nya tidak cukup untuk bayi (sindrom ASI kurang) Ibu mengatakan bahwa air susunya tidak keluar.

Ibu mengeluhkan puting susunya terasa sakit (Puting susu lecet)

PEMECAHAN · Katakan kepada ibu, bahwa semakin sering menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi. · Susui bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara terasa kosong. Berikan ASI dari kedua payudara.

· Hindari pemberian makanan atau minuman selain ASI. · Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI · Susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. · Ibu dapat terus memberikan ASI, pada keadaan luka tidak begitu sakit. · Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan ASI. Mulai menyusui dari puting yang paling tidak lecet · Puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama puting diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.

· Berikan Parasetamol 1 tablet tiap 4-6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan BH yang menyokong payudara. · Jika ada luka/ bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan.

Ibu mengeluh payudaranya terlalu penuh dan terasa sakit (Payudara bengkak).

· · · · ·

Usahakan menyusui sampai payudara kosong Kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting. Bantu ibu untuk memerah ASI sebelum menyusui kembali. Susui bayi sesegera mungkin (setiap 2-3 jam) setelah payudara ibu terasa lebih lembut. Apabila bayi tidak dapat menyusu, keluarkan ASI dan minumkan kepada bayi. Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui. Keringkan payudara. Jika masih sakit perlu dicek apakah terjadi mastitis.

Mastitis dan abses payudara

· · · · ·

Ibu sakit dan tidak mau menyusui bayinya

· Jelaskan bahwa ibu yang minum obat dapat tetap menyusui bayinya. Susui bayi terlebih dahulu, baru minum obat. · Tidurkan bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi. · Ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/ bidan, karena mungkin dapat membahayakan bayi.

Ibu bekerja

· · · ·

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Berikan antibiotik Berikan obat penghilang rasa nyeri Kompres hangat. Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik. Jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan.

Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang kerumah dan lebih sering pada malam hari. Jika ada Tempat Penitipan Bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah ASI di tempat bekerja. ASI perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah. Pastikan pengasuh memberikan ASI perah / susu formula memakai cangkir atau sendok

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PELAYANAN TINDAK LANJUT Lakukan penilaian untuk klasifikasi “penyakit sangat berat” pada kunjungan ulang INFEKSI BAKTERI LOKAL

IKTERUS

Setelah 2 hari : Periksa : Lakukan penilaian lengkap

Ÿ

Periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak ? Periksa pusar, apakah merah/keluar nanah? Apakah merah meluas lebih dari 1 cm? Ÿ Periksa pustul pada kulit Ÿ Ÿ

Tindakan : Ÿ Ÿ

Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK SEGERA. Jika membaik, lanjutkan pengobatan infeksi lokal di rumah sampai seluruhnya 5 hari § Untuk pustul kulit dan pusar bernanah teruskan pemberian antibiotik oral dan pengobatan topikal § Untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes/salep mata

DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG DIARE TANPA DEHIDRASI Sesudah 2 hari : Tanyakan : Apakah diare berhenti? Periksa : Lakukan penilaian lengkap Ÿ

Apakah Berat Badan turun ≥ 10% dari kunjungan sebelumnya ?

Tindakan Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT atau berat badan turun ≥ 10%, lakukan tindakan/pengobatan sesuai bagan Ÿ Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, lakukan Rencana Terapi B Ÿ Jika didapatkan klasifikasi DIARE TANPA DEHIDRASI, lakukan Rencana Terapi A Ÿ Jika tidak ada diare, pujilah ibu dan diminta untuk melanjutkan pemberian ASI Ÿ

Sesudah 1 hari: Lihat ikterus. Apakah telapak tangan dan kaki terlihat kuning?

Periksa : Lakukan penilaian lengkap Tindakan : Jika telapak tangan dan kaki terlihat kuning, RUJUK Jika telapak tangan dan kaki tidak kuning, tapi ikterus tidak berkurang, nasihati ibu perawatan di rumah dan minta untuk kembali dalam 1 hari Ÿ Jika ikterus mulai berkurang, minta ibu untuk melanjutkan perawatan di rumah. Minta untuk kunjungan ulang dalam 14 hari. Jika ikterus berlanjut sampai lebih dari usia 2 minggu, rujuk untuk penilaian lebih lanjut. Ÿ Ÿ

BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR Sesudah 14 hari : Periksa : Lakukan penilaian lengkap. Jika tidak ada indikasi RUJUK Ÿ Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah? Ÿ Lakukan penilaian cara menyusui § Jika berat badan tidak lagi rendah menurut umur, puji ibu dan semangati untuk melanjutkan pemberian ASI § Jika masih berat badan rendah menurut umur , tapi menyusui baik, puji ibu. Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14 hari atau ketika kembali untuk imunisasi, pilih mana yang lebih cepat § Jika masih berat badan rendah menurut umur dan masih ada masalah menyusui, konseling ibu tentang masalah menyusui. Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14 hari (atau ketika kembali untuk imunisasi, jika masih dalam 14 hari) lanjutkan memeriksa anak setiap beberapa minggu sampai bayi dapat menyusu dengan baik dan berat badan meningkat secara reguler dan tidak ada lagi berat rendah menurut umur. Kecuali : Jika diduga pemberian ASI tidak akan membaik, atau jika berat badan menurun, RUJUK

MASALAH PEMBERIAN ASI

LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT

Sesudah 2 hari Nilai kembali pemberian ASI Tanya : Masalah pemberian ASI yang ditemukan saat kunjungan pertama

Sesudah 2 hari :

Periksa : lakukan penilaian lengkap Tindakan : Jika bayi sudah dapat menyusu dengan baik, puji ibu dan beri motivasi untuk meneruskan pemberian ASI dengan baik Ÿ Jika masih terdapat masalah pemberian ASI, RUJUK SEGERA Ÿ Konseling ibu tentang masalah pemberian ASI baik yang baru maupun yang ada sebelumnya. Jika diharapkan ada perubahan dalam menyusui, minta ibu untuk membawa bayinya kembali. Ÿ Jika bayi berat badan rendah menurut umur, minta ibu untuk kunjungan ulang dalam 14 hari. Lanjutkan kunjungan ulang sampai berat badan bayi naik dengan baik. Ÿ

Perhatian : Jika saudara tidak yakin akan ada perubahan dalam cara pemberian ASI atau berat badan bayi menurun, RUJUK SEGERA.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Periksa : lakukan penilaian lengkap Penilaian tentang cara menyusui Bagaimana thrush saat ini?

Ÿ Ÿ

Tindakan: Jika thrush bertambah parah, RUJUK SEGERA Jika bayi memiliki masalah dalam menyusu, RUJUK SEGERA Ÿ Jika thrush menetap atau membaik dan bayi menyusu dengan baik, lanjutkan pemberian Nistatin suspensi sampau seluruhnya 7 hari. Ÿ Ÿ

BUKU BAGAN

53

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Tanggal Kunjungan : _______________ Nama Anak: ______________________

Alamat : ______________________________________ L/P Nama Ibu: ___________________________

Umur: _____ Tahun ______ Bulan BB: _____ kg Anak sakit apa? ________________________________

PB/TB: _____ cm

Kunjungan Pertama ____

PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM • Tidak bisa minum/menyusu • Memuntahkan semuanya • Kejang

• • • •

KLASIFIKASI

TINDAKAN/ PENGOBATAN

Letargis atau tidak sadar Ada stridor Biru ( cyanosis ) Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin

Ya ___ Tidak ___ • Keadaan umum anak : – Letargis atau tidak sadar – Gelisah atau rewel • Mata cekung • Beri anak minum : – Tidak bisa minum atau malas minum – Haus, minum dengan lahap • Cubit kulit perut, apakah kembalinya : – Sangat lambat (lebih dari 2 detik) – Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)

APAKAH ANAK DEMAM ? (anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,5oC)

Ya ___ Tidak ___

Tentukan Daerah Endemis Malaria : Tinggi – Rendah – Non Endemis Jika Daerah Non Endemis, tanyakan riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam 2 minggu terakhir dan tentukan daerah endemis sesuai tempat yang dikunjungi. • Sudah berapa lama? _____ hari • Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari? • Apakah pernah sakit malaria atau minum obat malaria? • Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir?

• Lihat dan periksa adanya kaku kuduk • Lihat adanya tanda-tanda demam oleh bakteri • Lihat adanya tanda-tanda Campak saat ini: – Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh DAN – Terdapat salah satu tanda berikut: batuk, pilek, mata merah.

• pada semua kasus demam di daerah Endemis Malaria tinggi • jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah Endemis Malaria rendah

BUKU BAGAN

Kunjungan Ulang ____

APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ? Ya ___ Tidak ___ • Berapa lama? _____ hari • Hitung napas dalam 1 menit _____ kali / menit. Napas Cepat ? • Ada tarikan dinding dada kedalam • Ada wheezing • Saturasi oksigen _____% APAKAH ANAK DIARE ? • Berapa lama? _____ hari • Adakah darah dalam tinja?

54

o

Suhu: ____ C

Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir :

• Lihat adanya luka di mulut Jika ya, apakah dalam atau luas ? • Lihat adanya nanah di mata • Lihat adanya kekeruhan di kornea

Lakukan Tes Malaria, hasil : RDT (+) / (-) ………………………. Mikroskopis : ……………………….

• Periksa tanda-tanda syok : Ujung ekstremitas teraba dingin DAN nadi sangat lemah atau tidak teraba • Lihat adanya perdarahan dari hidung/gusi atau bintik perdarahan di kulit (petekie) • Jika petekie sedikit DAN tidak ada tanda lain dari DBD, lakukan uji torniket, jika mungkin Hasil uji torniket: positif ____ negatif ____ • Jika petekie sedikit TANPA tanda lain dari DBD DAN uji torniket tidak dapat dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD.

Ya ___ Tidak ___ APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA • Apakah ada nyeri telinga? • Lihat adanya cairan atau nanah • Adakah rasa penuh di telinga? keluar dari telinga • Adakah cairan/nanah keluar dari • Raba adanya pembengkakan yang nyeri telinga? Jika ya, berapa hari? ____ hari di belakang telinga

MEMERIKSA STATUS GIZI • Lihat apakah anak tampak sangat kurus. • Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki/tangan • Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) – BB menurut PB atau TB :
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) • Apakah demam mendadak tinggi dan terus menerus? • Apakah ada bintik merah di kulit atau perdarahan hidung/gusi? • Apakah anak sering muntah? • Apakah muntah dengan darah atau seperti kopi? • Apakah berak berwarna hitam? • Apakah nyeri ulu hati atau gelisah?

MEMERIKSA ANEMIA • Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan, apakah tampak:

– Sangat pucat? – Agak pucat?

55

Ya ___ Tidak ___ , • Apakah ibu pernah diperiksa HIV? Jika Ya, apakah hasilnya Positif ____ Negatif____ Jika ibu positif HIV: a. apakah ibu minum ARV? Sudah___ Belum___ a. Apakah ibu minum ARV? Sudah___ Belum___ Jika Sudah : – Apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Ya___ Tidak___ – Apakah ibu patuh minum ARV? Ya___ Tidak___ b. Apakah anak pernah tes HIV pada usia 6 minggu atau lebih? Ya___ Tidak___ Jika Ya, apakah dianjurkan untuk diulangi 4 minggu kemudian Ya___ Tidak ___ c. Jika anak lebih dari 18 bulan, apakah pernah dilakukan tes HIV? Ya___ Tidak___ Jika Ya, apakah hasilnya Positif____ Negatif____ Jika ibu HIV positif & anak tes serologis HIV negatif ATAU tidak diketahui, tanyakan apakah anak : • – masih mendapatkan ASI pada saat tes? atau – baru berhenti kurang dari 6 minggu pada saat dilakukan tes? atau – masih mendapatkan ASI pada saat ini? Jika Ya, apakah anak sudah mendapatkan ARV profilaksis? Sudah____ Belum____ • Apakah anak ada riwayat pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkolosis) dalam 1 tahun terakhir? Ya____ Tidak____ • Apakah anak memiliki orang tua kandung dan/atau saudara kandung yang terdiagnosis HIV atau yang meninggal karena penyebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV? Ya____ Tidak____ • Lihat apakah ada salah satu klasifikasi berat: Penyakit sangat berat, Pneumonia berat, Diare Persisten Berat, Penyakit Berat dengan Demam, Gizi Buruk dengan Komplikasi. • Periksa apakah terdapat bercak putih di mulut. • Lakukan tes HIV serologis pada ibu dan anak jika hasil tes HIV dari anemnesa meragukan atau hasilnya tidak dapat dibuktikan, atau belum pernah tes HIV.

BUKU BAGAN

MEMERIKSA STATUS HIV

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) MEMERIKSA STATUS IMUNISASI Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini, beri tanda v jika sudah diberikan.

Imunisasi yang diberikan hari ini :

MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A Dibutuhkan suplemen vitamin A : Ya ___ Tidak ___

Diberikan vit A hari ini : Ya ___ Tidak ___

MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN

LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN Jika anak berumur
anak tidak akan dirujuk segera. • Apakah ibu menyusui anak ini?

Ya ___ Tidak ___

Jika ya, berapa kali sehari? ____ kali Apakah menyusui juga di malam hari? Ya ___ Tidak ___

• Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya ___ Tidak ___ Jika ya, makanan atau minuman apa? _______________________ Berapa kali sehari? ____ kali Alat apa yang digunakan untuk memberi minum anak? ______________________

• Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak? ___________ Apakah anak mendapat makanan tersendiri?

Ya ___ Tidak ___

Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya? ____________________

• Selama sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan?

Ya ___ Tidak ___

Jika ya, bagaimana? ______________________________________

Nasihati kapan kembali segera. Kunjungan Ulang : ______ hari.

Nama Pemeriksa

56

BUKU BAGAN

ttd _____________________

Tanggal Kunjungan Rumah: _______________

Alamat: __________________________________

Nama Bayi: _________________________ Tgl Lahir/Umur: ________________

L/P

Nama Ibu: ______________________

BB: _____ gram

Bayi sakit apa? ______________________

PB: _____ cm

Kunjungan Pertama ___

PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI • Bayi tidak mau minum atau memuntahkan semua. • Ada riwayat kejang. • Bayi bergerak hanya ketika distimulasi atau tidak bergerak sama sekali.

Kunj.Ulang ___

KLASIFIKASI

Suhu: _____ oC KN : 1 / 2 / 3 TINDAKAN / PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

• Hitung napas dalam 1 menit _____ kali / menit Ulangi jika ≥ 60 kali / menit Hitung napas kedua _____ kali / menit Apakah: – Napas cepat ( ≥ 60 kali/menit), atau – Napas lambat (
• Mata bernanah : Banyak _____ Sedikit _____ • Pusar kemerahan meluas ke dinding perut >1 cm. • Pusar kemerahan atau bernanah. • Ada pustul di kulit MEMERIKSA IKTERUS • Kuning timbul pada hari pertama (
Ya ___ Tidak ___

• Bayi sudah diare selama _____ hari. • Keadaan umum bayi: – Letargis atau tidak sadar. – Gelisah atau rewel. • Mata cekung. • Cubitan kulit perut kembalinya:

MEMERIKSA STATUS HIV Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit)

BUKU BAGAN

– Sangat lambat (> 2 detik)

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) MEMERIKSA STATUS HIV • Apakah ibu pernah tes HIV? Ya____ Tidak____ Jika Ya, apakah hasilnya Positif____ Negatif____ Jika Positif, apakah ibu sudah minum ARV? Sudah____ Belum____ Jika Sudah,apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Ya____ Tidak____ • Apakah Bayi saat berusia 6 minggu pernah dites HIV? Ya____ Tidak____ Jika Ya, apakah hasilnya Positif____ Negatif____ Jika Positif, apakah bayi sudah mendapatkan ARV? Sudah____ Belum____ • Apakah bayi pernah mendapatkan ASI atau masih menerima ASI? Ya____ Tidak____ • Jika status ibu dan bayi tidak diketahui atau belum dites HIV, tawarkan dan lakukan tes serologis pada ibu. MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN MASALAH PEMBERIAN ASI/MINUM • Berat badan menurut umur – Rendah: ≤ -2 SD : ___ – Tidak rendah: > -2 SD : ___ • Apakah bayi diberi ASI? Ya ___ Tidak ___ Jika bayi diberi ASI Berapa kali dalam 24 jam? ___ kali. Apakah bayi diberi makanan atau minuman lain selain ASI? Ya ___ Tidak ___ Jika Ya, apa yang diberikan? _______________ berapa kali dalam 24 jam? ____ kali. alat apa yang digunakan, botol atau cangkir? Khusus ibu HIV positif, tanyakan: Apakah ibu memberi ASI penuh? Ya ___ Tidak ___ Jika tidak, cairan apa yang diberikan untuk menambah atau menggantikan ASI? ______________ Jika bayi tidak diberi ASI Minuman atau cairan apa yang diberikan? ___________ Berapa kali dalam 24 jam? ____ kali. Alat apa yang digunakan, botol atau cangkir ?

58

BUKU BAGAN

• Terdapat luka atau bercak putih (thrush) di mulut. • Terdapat celah bibir / langit-langit.

KLASIFIKASI

TINDAKAN / PENGOBATAN

KLASIFIKASI

TINDAKAN / PENGOBATAN

Jika bayi diberi ASI DAN tidak akan dirujuk, LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENYUSUI. • Bersihkan hidung bayi jika tersumbat. • Amati dengan seksama ketika ibu menyusui bayi. • Tentukan apakah bayi menyusu dengan baik? a. posisi benar atau posisi salah b. melekat dengan baik atau tidak melekat dengan baik atau tidak melekat sama sekali c. mengisap dengan efektif atau tidak efektif mengisap atau tidak mengisap sama sekali Jika bayi tidak diberi ASI DAN tidak akan dirujuk, LAKUKAN PENILAIAN TENTANG PEMBERIAN MINUM. • Amati cara ibu menyiapkan dan memberikan minum: a. Apakah higienis? Ya ___ Tidak ___ b. Jumlah cairan yang diberikan? Cukup ___ Tidak ___ c. Membersihkan perlengkapan? Sesuai __ Tidak __ MEMERIKSA STATUS VITAMIN K1 Diberikan segera setelah lahir ya ___ tidak ___

Vit K1 diberikan hari ini ______

MEMERIKSA STATUS IMUNISASI (Lingkari yg dibutuhkan hari ini) HB-0 ___ BCG ___ POLIO 1 ___

Imunisasi yang diberikan hari ini _________________

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan)

MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN LAIN Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang : _____ hari MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN IBU

Nama Pemeriksa

59

BUKU BAGAN

Ttd

BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) GRAFIK BB / U BAYI MUDA LAKI-LAKI 10

≤ – 2 SD

BB Rendah > – 2 SD BB Tidak Rendah Berat Badan (Kg) WHO, Umur ( minggu ) GRAFIK BB / U BAYI MUDA PEREMPUAN 10

≤ – 2 SD

9

BB Rendah

> – 2 SD BB Tidak Rendah Berat Badan (Kg) WHO, 2005 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Umur (minggu) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) GRAFIK BB / PB ANAK LAKI-LAKI

WHO, BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) GRAFIK BB / PB ANAK PEREMPUAN

WHO, GRAFIK BB / TB ANAK LAKI-LAKI

WHO, 2005 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN

63

GRAFIK BB / TB ANAK PEREMPUAN

WHO, 2005 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

1 Aceh

1 Singkil 2 Aceh Timur 3 Aceh Barat

4 Aceh Besar

Kuta Cot Glie

5 Aceh Barat Daya

6 Aceh Jaya

2 Sumatera Utara

1 Nias 2 Langkat 3 Tapanuli Selatan 4 Nias Selatan

5 Mandailing Natal

6 Batu Bara

Teunom Panga Kr Sabee Lhok Kruet Botomozo Ulugawo Marike

Teluk Dalam Pulau Telo Tanah Masa Hibala

Gunung Baringin Maga Hutabargot

Indra Pura Kedai Sianam Labuhan Ruku Tanjung Tiram Ujung Kubu

Pulau Banyak Pulau Banyak Barat Peunaron Kuala Bhee (Woyla) Arongan (Drien Rampak) Woyla Timur Lhoong Indrapuri Lembah Seulawah Kota Jantho Lembah Sabil Manggeng Tangan tangan Lageun Patek Pasie Raya

7 Tapanuli Utara 8 Padang Lawas 9 Padang Lawas Utara 10 Labuhan Batu 11 Labuhan Batu Utara 12 Asahan

13 Tapanuli Tengah

3 Sumatera Barat Idamogawo Namu Ukur Tanjung Langkat Simarpinggan Lagundri Bawomataluo Hilisatargo Lahusa Amandraya Lolowaw Lolomatau Gomo Saduaori Mazo Sihepeng Mompang Siabu Nagajuang Gunung Tua Panyabungan Jae Lalang Seisuka

Tanjung Leidong Sei Kepayang Barat Sei Apung Bagan Asahan

4 Sumatera Selatan Nias Barat Simalungun Karo Kep. Mentawai

Sikakap Ma Sikabaluan

2 Pesisir Selatan

Tarusan

1

Penyandingan Lubuk Rukam

2 Muara Enim 3 Musi Banyuasin 4 Musi Rawas

Tanjung Agung

5 Lahat

Selawi Palembaja Pseksu

Parsikaman Paringgonan Sihapas Sipiongot Simundol Labuhan Bilik Sei Berombang Simangalam

Hutabalang Poriaha Barus Sirombu Negeri Dolok Mardingding Sioban Mapadegat Malakopa Ma Siberut Peipei Saibi Samukop Saumangaya Bl. Salasa Indrapura Tanjung Agung Tj. Lengkayap Pengarigan Ulak Pandan Pengandonan Mendingin Lb. Batang Sekar Jaya Tanjung Enim Lubuk Bin alo Muara Beli Muara Ka Perumnas Bandar Jaya Pagar Agung Bunga Mas

DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

Saung Naga Pagar Ja Kota Agung Tanjung Tebat

6 Lubuk Linggau

5 Bangka Belitung

Swas Saba

7 1 Kota Pangkalpinang 2 Kab. Bangka Barat

Jayapura

3 Kab. Bangka Tengah

Benteng

Puput Sekar Biru

4 Kab. Selatan

6 Bengkulu

1 Bengkulu Selatan

2 Bengkulu Utara

Kota Manna Pasar Manna Masat

Sebelat Karang Pulau Suka Makmur D6 Ketahun Ba k Nau Lais Arga Makmur Perumnas Air Bintunan Kerkap Air Padang

3 Kaur 4 Seluma

Riak Siabun Air Periukan Dusun Tengah Talang Tinggi

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Pagar Gunung Perumnas Simpang Periuk Petanang Purwodadi Air Itam Muntok Sp. Teri p Kundi Jebus Tempilang Sungai Selan Lubuk Payung Tanjung Labu Batu Betumpang M. Thaha Kayu Kunyit Seginim Palak Bengkerung Tungkal Kedurang Ketahun Tanjung Harapan Tanjung Harapan Lubuk Durian Tj. Agung Palik

Kota Tais 5 Mukomuko

6 Bengkulu Tengah 7 Kota Bengkulu

7 Riau

1 Kampar 2 Pelalawan

Kerumutan

3 Indragiri Hulu 4 Ingragiri Hilir 5 Rokan Hilir

8 Kepulauan Riau

1 Bintan 2 Lingga

3 Natuna

Tanjung Iman Gedung Wani Babatan Tumbuan Rimbo Kedui Puguk

Bantal Ipuh Mukomuko Lalang Luas Lubuk Sanai Karang Tinggi Pagar ja

4 Anambas

9 Jambi

1 Batang Hari

Pancur Senayang Tajur Biru Penuba Pulau Tiga Pulau Laut Cemaga Serasan Timur/Batubi S.Tengah S.Timur Tarempa S.Selatan Durian Luncuk

Sukamerindu Pajar Bulan Penarik Lubuk Pinang Air Rami Dusun Baru Pondok Suguh sekayun Kampung Bali Anggut Atas Lingkar Barat Jalan Gedang Padang Serai Kuala Lempuing Sukamerindu Lingkar Timur Kampar Kiri Ukui Bandar Petalangan Pangkalan Lesung Sipayung Peranap Mandah Sungai Guntung Rantau Pj. Kiri Sinaboi Bagan Punak Kawal Raya

Ranai Tanjung Sedanau Kelarik Midai Palmatak

Mersam Tenam

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

Pasar Terusan Ba n Muaro Sebo Ilir Tidar Kuranji Muara Tembesi Psr Muara Tembesi Pondok Meja Tempino Muara Kumpeh Jambi Kecil

2 Muaro Jambi

3 Tebo

Mangupeh Tuo Pasir Mayang Sungai Abang

4 Bungo

12 Kalimantan Barat

6 Dompu

Rasabou

7 Bima

Langgudu Soromandi Tambora

1 Sintang

Sungai Bengkal Kuamang Kuning X Rantau Ikil 2 Ketapang

5 Merangin

Sei Bulian

6 Sarolangun

10 Lampung

11 Nusa Tenggara Barat

7 Tanjung Jabung Barat 1 Lampung Selatan 2 Pesawaran Lampung Barat Lombok Barat Lombok Utara Lombok Timur Sumbawa Barat

Merlung Rajabasa Pedada Hanura

Brang Rea Poto Tano

Bangko Pematang Kandis Rantau Panjang Muara Delang Muara Jernih Meran Sbr Agung Muara Kibul Sekancing Singkut Pauh Teluk Nilau

Padang Cermin Sekincau Menin ng Bayan Belan ng Seteluk Taliwang Jereweh Maluk Sekongkang Brang Ene Tongo

5 Sumbawa Besar Alas

13 Kalimantan Selatan

3 Kota Singkawang 1 Banjarbaru 2 Banjar

3 Tanah Laut

Tumbang Ti Marau

Aranio Paramasan Pengaron Sungai Pinang Tanjung Habulu Tirta Jaya

4 Tapin

Banua Padang Piani

5 Hulu Sungai Selatan

Malinau

6 Hulu Sungai Tengah

Tandilang Hantakan

7 Hulu Sungai Utara 8 Tabalong

9 Kotabaru

Kilo Calabai Lambu Lambitu Monta Parado Wera Donggo Sanggar Dedai Emparu Kebong Mensiku Nanga Ketungau Nanga Mau

Muara Uya Ribang Jaro Marabatuan Banian

Singkawang Selatan Cempaka Simpang Empat Sungkai

Asam-Asam Kurau Panyipatan Kintap Tajau Pecah Tapin Utara Binuang Tambarangan Tambaruntung Bakarangan Wasah Padang Batung Loksado Batu Tangga Paminggir Bintang Ara

Serongga Sei Durian

DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

M. Joloi Mankunjung 16 Kalimantan Utara

1 Bulungan 2 Nunukan

17 Sulawesi Utara

1 Bitung

Papsungan

2 Bolmong 3 Manado 4 Minahasa

5 Minahasa Selatan 6 Minahasa Utara 7 Mitra

8 Sangihe

10 Talaud 1 Pahuwato

2 Boalemo

Bumi Rahayu Tanah Kuning Aji Kuning Mansalong Pembeliangan Setabu Sagerat Danowudu Girian Pintu kota Tungoi Mopuya Tumin ng Tikala Baru Wolaang Tompaso Tanawangko Kakas Kombi

Simpang Raya

Berlian Wonosari Botumoito Mananggu A n gola Buloila Suwawa selatan Bulawa Asparaga Tibawa Dungaliyo Tabongo Telaga biru Limboto barat Limboto Balukang Sabang Batusuya Lembasada Lawanga Mapane Tonusu Taripa Gintu Tangkura Lengkeka Sulewana Lantulajaya Beteleme Lafeu Tete Marowo Tombiano Toima Bualemo Kintom Batui Sinorang Toili I

Bungin To um Patukuki

Tongke Banggai Mansamat Salea

3 Gorontalo Utara

Dulukapa

4 Bone Bolango

Bone Bulango ulu

5 Gorontalo

19 Sulawesi Tengah

1 Donggala

Lalundu

2 Poso

Tentena Meko

Amurang Touluaan Tombatu Tambelang Silian Enemawira Manganitu Kuma Manalu Dagho

9 Sitaro

18 Gorontalo

Dulupi Pangi

Tetelu Molompar Towuntu Timur Molompar belang Belang Tona Nusa Salurang Tamako Tagulandang Talawid Biaro Lia

Tule Dengilo Buntulia Panca karsa i Panca karsa ii

Saritani

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Paguat Motolohu Lemito Popayato mur Popayato Popayato barat Bongo nol

3 Morowali

4 Tojo Una-Una

Dataran bulan

5 Banggai

Sai Nuhon Bunta Hunduhon

6 Banggai Kepulauan

BUKU BAGAN BUKU BAGAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

10 Tanah Bumbu

11 Balangan 14 Kalimantan Timur

Hampang Bungkukan Teluk Kepayang Giri Mulya Simpang Empat Mantewe Batulicin 1 Tebing Tinggi

1 Berau

Batu Pu h Talisayan

2 Kutai Barat

Belusuh Linggang Bigung Tering Seberang

3 Mahakam Hulu 4 Kutai Kartanegara

Jonggon Raya

5 Kutai Timur

Busang Kaliorang Sandaran

6 Paser

Batu Kajang Kayungo Kerang Mendik Muara Komam Maridan

7 Penajam Paser Utara

Mekarpura Sengayam Lasung Sebamban 1 Satui Sebamban 2 Darul Azhar Karang Bintang Lok Batu Uren Biduk-Biduk Gunung Tabur Kelay Labanan Merancang Ulu Segah Teluk Bayur Barong Tongkok Besiq Dempar Gunung Rampah Lambing Long Iram Melak Resak Sekolaq Darat Ujoh Bilang Sebulu I Sei Merdeka Batu Ampar Kaubun Rantau Pulung Kuaro Long Ikis Long Kali Muser Padang Pengrapat Petung

Sepaku I Sotek 15 Kalimantan Tengah

8 Samarinda 1 Lamandau

Tapin Bini

2 Seruyan 3 Kotawaringin Timur 4 Ka ngan 5 Palangkaraya

6 Gunung Mas

7 Pulang Pisau 8 Kapuas

Jekan Raya Tangkiling

Tbg Miri Tbg Marikoi Tbg Napoi Tewah T. T. Anjir Kampuri Sepang Jabiren T.Punai Lamun Pujon Sei Hanyo Jangkang Sei Pinang Timpah P. Telo Mantangai

9 Barito Selatan

10 Murung Raya Sei Siring Bukit Jaya

Sebabi

Konut Mangkahui Tbg Lahung Tbg Kunyi

Merambang Bayat Kinipan Rantai Pulut I U.Pandaran Pasir Pu h Keren Pangi Pahandut Panarung K. Bangkirai Kalampangan Menteng Bukit Hindu Kayon Rakumpit Kurun T. Pajangan Tbg Jutuh Tehang Tbg Talaken Rabambang

Tamban Catur Terusan Tgh P. Kupang Tamban Baru Sei Tatas Palingkau Palangkau Mandomai Danau Rawah Mela Selat Pendang Babai Mangka p Baru Sababilah Saripoi Tbg Olong

DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang dak tercantum dalam da ar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria

Bulagi Lolantang Tataba

20 Sulawesi Selatan

7 Tolitoli 8 Buol 1 Enrekang 2 Luwu Timur 3 Luwu Utara 4 Pangkep

Pamantauang

5 Selayar

6 Sinjai 7 Tana Toraja 8 Toraja Utara 21 Sulawesi Barat

Rate Pangala

1 Majene

2 Mamuju

3 Mamasa

Campaloga

Tabang

4 Mamuju Utara

5 Mamuju Tengah

22 Sulawesi Tenggara

1 Buton

Mawasangka Siompu Barat

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) Lumbi – Lumbia Sabang Kayulompa Bunobogu Baraka Kabere Mangkutana Rampi Madalle Liukang Kalmas Liukang Tangaya Parangia Ujung Jampea Pasimarannu Tengnga Lembang Bi uang Baruppu Sa’dan Lembang Ulumanda Malunda Tapalang Karataun Karama Sumarorong Pana Randomayang Martajaya Parabu/Baras Topoyo Salupangkang Tobadak Batauga Gu Rahia Kadatua Wamolo Lasalimu Lasalimu Selatan Wajah Jaya Mawasangka Tengah Mawasangka Timur Pasar Wajo Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua barat

2 Muna

Lohia Kabawo

3 Wakatobi

Wangi-Wangi

Wakaokili Siompu Siontapina Talaga Raya Katobu Mabodo Tampo Guali Wuna Kabangka Dana Kombikuno Batalaiworu Tiworo Selatan Bone Towea Waetuno Liya Buranga Usuku Hoga Wangi – Wangi Selatan

Semua Puskesmas Termasuk Daerah Endemis Tinggi

BUKU BAGAN

71