Cara Mandi Wajib Sesudah Haid
Ilustrasi mandi. ©Shutterstock Merdeka.com – Cara mandi wajib sesudah haid harus diketahui oleh umat muslim, khususnya para wanita. Haid atau menstruasi merupakan peristiwa keluarnya darah dari rahim wanita dalam periode tertentu, yang telah mencapai usia dewasa atau baligh.
Ketika wanita berada dalam kondisi haid, tubuhnya dianggap sedang tidak suci atau kotor. Sehingga setelah selesai masa menstruasi tersebut, wanita harus melakukan mandi besar atau mandi wajib agar kembali suci untuk bisa menunaikan ibadah lagi.
Dalam ajaran Islam seseorang harus dalam keadaan suci terlebih dahulu sebelum beribadah. Mandi wajib juga disebut dengan mandi besar atau mandi junub. Kewajiban melaksanakan cara mandi wajib sesudah haid bahkan tertuang dalam sejumlah ayat di kitab suci Alquran dan hadist.
Bahkan jika seseorang lupa membaca niat mandi wajib, maka mandinya dianggap tidak sah dan ia harus mengulangi mandinya. Sehingga cara mandi wajib sesudah haid ini penting untuk terus disimak dan dihafalkan, supaya ibadah dapat diterima oleh Allah SWT.
Simak cara mandi wajib sesudah haid yang benar sesuai syariat Islam lengkap dengan niatnya berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Senin (28/3).
Dalil Dasar Hukum Mandi Wajib Sesudah Haid
Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Sebelum mengetahui cara mandi wajib sesudah haid yang benar sesuai syariat Islam, alangkah baiknya kita mengenal hukumnya terlebih dahulu. Sebagai manusia, tentu tidak akan luput dari hadast. Baik itu hadast kecil maupun hadast besar. Karenanya, sudah sepantasnya untuk kita memahami cara mandi wajib sesudah haid ini secara mendalam sampai kepada dasar hukumnya.
Sebagaimana yang sudah tertulis dan dijelaskan dalam Alquran mengenai landasan perintah mensucikan diri. Hal ini berkaitan dengan cara mandi wajib sesudah haid, di antaranya:
– Al Baqarah ayat 222:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
– An Nisa ayat 43:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورً
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”
– Al Maidah ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu supaya kamu bersyukur.” [kur]
Baca juga:
Zakat Adalah Harta yang Wajib Dikeluarkan, Pahami Jenis dan Saat Bulan Ramadhan
Bacaan Niat Mandi Wajib Sesudah Haid
©
Terdapat sejumlah bacaan niat mandi wajib sesudah haid, yang semuanya dinilai benar. Adapun niat mandi wajib sesudah haid adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahita’ala
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah.”
Bagi perempuan yang haid atau nifas ia berniat mandi wajib untuk menghilangkan haid atau nifas. Berikut ini bacaan niat mandi wajib sesudah haid lainnya:
نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَيْضِ لِرَفْعِ النِّفَاسِ
Nawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi
Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan haid” atau “untuk menghilangkan nifas”
Selain niat mandi wajib sesudah haid di atas. Baik orang yang junub, haid maupun nifas bisa berniat dengan kalimat sebagai berikut ini juga:
نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ الْأَكْبَرِ
Nawaitul ghusla li raf’il hadatsil akbari
Artinya: “Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar.”
Syarat Mandi Wajib
©Shutterstock
Adapun syarat-syarat mandi wajib sesudah haid adalah sebagai berikut:
1. Niat dalam hati
2. Beragama Islam
3. Berakal sehat
4. Air yang digunakan suci dan mubah
5. Tidak ada hal-hal yang menghalangi sampainya air ke kulit
6. Telah berhentinya hal-hal yang mewajibkan mandi
Syarat mandi wajib sesudah haid tersebut juga termasuk untuk mandi besar lainnya, seperti setelah berhubungan badan atau keluarnya mani dari seorang pria dan banyak lagi.
Baca juga:
Zakat Adalah Harta yang Wajib Dikeluarkan, Pahami Jenis dan Saat Bulan Ramadhan
Cara mandi wajib sesudah haid sejatinya sama dengan mandi wajib pria. Tapi pembedanya adalah para wanita tidak diwajibkan untuk menyeka atau menyela bagian pangkal rambut. Para wanita muslim bahkan diperbolehkan untuk tak membuka ikatan rambutnya. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi:
“Ummu Salamah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran’.”
Adapun cara mandi wajib sesudah haid adalah sebagai berikut:
1. Membaca niat mandi wajib sesudah haid terlebih dahulu. Membaca niat ini hukumnya wajib, sebab akan menjadi pembeda antara mandi wajib dengan mandi biasa. Para wanita bisa membaca niat cara mandi wajib sesudah haid ini dalam hati atau bersuara.
2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali.
3. Membersihkan kemaluan dan dubur, serta kotoran yang menempel di sekitarnya menggunakan tangan kiri.
4. Mencuci tangan dengan tanah atau sabun. Caranya mengusap-usapkan tangan ke tanah atau tembok lalu dibilas dengan air mengalir atau mencuci tangan dengan sabun dan dibilas.
5. Melakukan gerakan wudhu yang sempurna selayaknya hendak menunaikan salat. Dimulai dengan membasuh tangan sampai membasuh kaki.
6. Masukkan tangan ke dalam air, sela pangkal rambut dengan jari-jari tangan sampai menyentuh kulit kepala. Kemudian siram kepala dengan air sebanyak 3 kali. Pastikan pangkal rambut ikut tersiram air.
7. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. Dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan sisi kiri.
8. Pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.
Di antara seluruh praktik cara mandi wajib sesudah haid yang wajib hanyalah niat, membersihkan najis (jika masih ada darah), dan menyiramkan air ke seluruh badan.
Selebihnya adalah rangkaian sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tak boleh disepelekan. Orang yang mengabaikan kesunnahan ini, kata Imam al-Ghazali akan merugi. Karena sejatinya amalan-amalan sunnah tersebut bisa menambal kekurangan pada amalan fardhu. Wallahu ‘alam.
Sunnah Mandi Wajib Sesudah Haid
Dalam rangkaian cara mandi wajib sesudah haid, terdapat sejumlah hal yang dinilai sunnah. Setelah mengetahui tata cara mandi wajib setelah haid, berikut ini sunnah yang wajib diketahui para wanita muslim:
1. Membaca basmalah (bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi).
2. Menggosok atau membersihkan gigi.
3. Mandi sambil berdiri (bagi yang mampu).
4. Menghadap kiblat.
5. Membasuh kedua telapak tangan.
6. Berkumur dan Istinsyaq (memasukkan air ke lubang hidung).
7. Membersihkan kemaluan (farji) dan sekitarnya dari bekas darah haid dengan niat mandi wajib.
8. Berwudhu (jika ada hadas kecil maka berwudhu dengan niat untuk menghilangkan hadas kecil. Jika tidak hadas kecil, maka berwudu dengan niat mandi besar (haid).
9. Memperhatikan bagian tersembunyi seperti ujung mata, lipatan telinga, dan lain-lain.
10. Menyeka sela-sela rambut kepala, menggosok-gosok kulit dan badan.
11. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan lalu bagian kiri sebanyak 3 kali-3 kali berurutan.
12. Muwalat, yakni memulai membasuh suatu anggota tubuh yang sebelumnya kering.
13. Mandi tidak dalam keadaan telanjang bulat.
14. Tidak berlebihan menggunakan air.
Baca juga:
Zakat Adalah Harta yang Wajib Dikeluarkan, Pahami Jenis dan Saat Bulan Ramadhan