Cara Membuat Laporan Hasil Observasi Kesulitan Belajar
Ki I
PENDAHULUAN
A.
Latar Bokong
Manjapada pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai barang apa usaha nan dilakukan cak bagi mengerti dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Lagi mempelajari faktor-faktor nan menyebabkan kesulitan belajar serta cara menjadwalkan dan prospek mengatasinya, baik secara kuratif (pengobatan) maupun secara preventif (pencegahan) bersendikan data dan informasi yang subjektif.
Dengan demikian, semua kegiatan nan dilakukan maka itu guru cak bagi menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya asian kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, pembawaan, minat dan latar belakang lingkungan sendirisendiri murid. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seyogiannya memberi kesempatan pada petatar untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi persoalan nan dihadapi makanya murid, hendaknya temperatur beserta BK lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah wara-wara, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan berlatih petatar.
Belajar ialah tugas utama peserta, di samping tugas-tugas nan tak. Keberhasilan intern belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, cuma juga oleh orang gaek, guru, dan juga masyarakat. Pasti saja yang diharapkan bukan hanya berakibat, tetapi berhasil secara optimal. Kerjakan itu diperlukan persyaratan yang memadai, merupakan persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
B.
Harapan Penulisan
Berdasarkan parasan pinggul persoalan diatas, maka intensi penulisan yang hendak penulis raih yaitu:
1.
Untuk mengetahui konotasi tentang kesulitan belajar.
2.
Untuk memahami gejala dan ciri kesulitan belajar.
3.
Cak bagi mengetahui latar bokong timbulnya kesulitan sparing.
4.
Lakukan memaklumi pamrih pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan berlatih.
5.
Bakal upaya menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami petatar.
C.
Pangsa Cak cakupan
Berhubung luasnya cakupan diagnosis kesulitan belajar pelajar, maka tidak memungkinkan bikin dibahas saat ini seluruhnya. Oleh karena itu, bilamana ini, maklumat ini dibatasi ialah khususnya tentang :
1.
Pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2.
Gejala dan ciri kesulitan belajar.
3.
Latar pinggul timbulnya kesulitan belajar.
4.
Harapan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar.
5.
Upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.
DIAGNOSIS KESULITAN Membiasakan
A.
Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Sunarta (1985: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan berlatih adalah “kesulitan
yag
dialami maka dari itu siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga berbuah penampilan belajarnya cacat dan perubahan tingkahlaku nan terjadi tidak sesuai dengan kerja sama yang diperoleh seperti teman-teman kelasnya. Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994: 4- 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi kerumahtanggaan proses sparing yang ditandai maka dari itu adanya hambatan tertentu bakal menyentuh hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau lain disadari oleh yang bersangkutan, barangkali bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Berpokok penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar yaitu satu kondisi dimana terwalak suatu jarak antara prestasi akademik nan diharapkan dengan yang diperoleh nan ditandai maka dari itu adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses membiasakan.
Diagnosis merupakan istilah nan diadopsi dari bidang medis. Menurut Abin S.M. (2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
1.
Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melewati pengujian dan studi nan seksama akan halnya gejala-gejalanya (symtoms).
2.
Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu kejadian untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3.
Keputusan yang dicapai selepas dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta adapun suatu hal.
Mulai sejak penjelasan di atas, dapat pencatat bagi suatu kesimpulan bahwa Diagnosis Kesulitan Belajar ialah satu prosedur privat memecahkan kesulitan membiasakan dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta permukaan pantat dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya bikin meramalkan probabilitas dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B.
Gejala dan Ciri Kesulitan Sparing
1.
Gejala kesulitan belajar
Kesulitan atau masalah berlatih dapat dikenal berdasarkan gejala yang dimanifestasikan internal berbagai buram perilaku, baik secara kognitif, afektif, alias psikomotorik. Menurut
Warkitri dkk. (1990)
, makhluk yang mengalami kesulitan berlatih menunjukkan gejala sebagai berikut:
a.
Hasil sparing nan dicapai tekor dibawah kebanyakan kelompoknya.
b.
Hasil belajar nan dicapai saat ini lebih kurang dibanding sebelumnya.
c.
Hasil belajar yang dicapai tidak sama dengan gerakan yang telah dilakukan.
d.
Lambat privat melakukan tugas-tugas membiasakan.
e.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa pusung dengan proses belajar dan pembelajaran, dan beruntung nilai minus baik.
f.
Menunjukkan perilaku yang berleleran berbunga norma, misalnya membolos, pulang sebelum waktunya.
g.
Menunjukkan gejala romantis yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, demen menyendiri, bertindak berangasan.
Dari kutipan di atas, dapat dibuat sebuah penali bahwa gejala-gejala yang menunjukkan individu mengalami kesulitan belajar, adalah:
a.
Hasil belajar yang dicapai berada dibawah rata-rata kelas bawah, bertambah minus dari hasil membiasakan sebelumnya, serta tidak seimbang dengan propaganda nan sudah lalu dilakukan.
b.
Individu lambat dalam berbuat tugas-tugas sekolah yang diberikan maka itu master.
c.
Menunjukkan sikap nan hari bodoh, cak acap absen maupun bukan masuk sekolah, serta mudah tersinggung dan menyendiri.
2.
Ciri kesulitan belajar
Akan halnya ciri-ciri kesulitan membiasakan yang dialami oleh murid sebagai halnya berikut ini (Mutu Endah; 2010, ):
a.
Godaan persepsi okuler:
1)
Melihat abc/angka dengan posisi yang berbeda mulai sejak yang tertulis, sehingga seringkali terjungkir dalam menuliskan kembali.
2)
Cangap tercecer abc dalam menulis.
3)
Menuliskan introduksi dengan urutan yang salah misalnya ibu bintang sartan ubi
4)
Sulit mengarifi kanan dan kidal.
5)
Mangut mengkhususkan antara obyek dengan parasan bokong.
6)
Jarang mengkoordinasi antara mata (rukyah) dengan tindakan (tangan, kaki, dan tak-bukan).
b.
Gangguan persepsi auditori
1)
Rumit melepaskan bunyi: menangkap secara farik apa yang didengarnya.
2)
Sulit memahami perintah terutama perintah yang diberikan dalam kuantitas banyak dan kalimat yang panjang.
3)
Bingung dan gelisah dengan bunyi nan hinggap dari beragam penjuru sehingga sulit mengikuti diskusi karena saat mencoba mendengar sebuah publikasi mutakadim mendapatkan gangguan dari suara lain di sekitarnya.
c.
Batu bahasa
1)
Rumpil menangkap dan memahami kalimat yang dikatakan kepadanya.
2)
Sulit mengkoordinasikan/mengatakan barang apa nan sedang dipikirkan.
d.
Bencana persepsi –motorik
1)
Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, melipat, bersebelahan, menulis rapi, mencelah, dan enggak-lain).
2)
Memiliki ki kesulitan intern koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan normatif dalam geraknya.
e.
Hiperaktivitas
1)
Terik mengontrol aktivitas motorik dan selalu bergerak/menggerakkan sesuatu (tidak bisa diam).
2)
Berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas berikutnya tanpa memintasi apalagi dahulu.
3)
Naluriah.
f.
Pusing (distractibility)
1)
Tidak boleh membedakan stimulus yang terdahulu dan tidak terdahulu.
2)
Tidak terkonsolidasi, karena lain n kepunyaan elus-belai intern proses berpikir dalam-dalam.
3)
Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang semenjana dikerjakan (melamun/berhayal momen belajar di kelas).
Terbit penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ciri-ciri kesulitan sparing nan dialami oleh siswa, yaitu:
a.
Dilihat dari pesepsi visualnya, ciri-ciri kesulitan belajar nan dialami makanya siswa seperti pron bila menulis, siswa cerbak menulis dengan salah satu aksara yang terbelakang atau tidak lengkap.
b.
Dilihat bermula cerapan auditori, ciri-cirinya sebagaimana pelajar sulit memahami perintah yang disampaikan oleh guru.
c.
Dilihat mulai sejak segi bahasa, cirinya seperti siswa sulit memahami kalimat yang disampaikn kepadanya serta sulit mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya.
C.
Latar Bokong Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut Burton, seperti mana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : ), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat riil faktor kerumahtanggaan, yakni yang berasal berpunca dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor nan semenjak berasal luar diri yang berkepentingan.
1.
Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor kerumahtanggaan ialah faktor nan berpunca semenjak n domestik diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a.
Faktor kerohanian, antara lain :
1)
Minat terhadap ain les adv minim
2)
Motif belajar rendah
3)
Rasa beriktikad diri kurang
4)
Kepatuhan pribadi rendah
5)
Sering meremehkan persoalan
6)
Sering mengalami konflik psikis
7)
Integritas karakter lemah.
b.
Faktor kejasmanian, antara lain :
1)
Keadaan fisik lemah (mudah terserang masalah)
2)
Adanya kelainan yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
3)
Adanya provokasi sreg manfaat indera
4)
Keletihan secara tubuh.
2.
Faktor Eksternal
Nan dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berpunya atau berbunga dari luar pelajar didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor mileu.
a.
Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental nan dapat menyebabkan kesulitan sparing mahasiswa antara lain :
1)
Kemampuan profesional dan budi dosen yang tidak cukup.
2)
Kurikulum yang terlalu terik bagi pesert didik.
3)
Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik.
4)
Fasilitas membiasakan dan pembelajaran nan lain sesuai dengan kebutuhan.
b.
Faktor lingkungan
Faktor mileu meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan berlatih nan berupa faktor mileu antara lain :
1)
Disintegrasi alias disharmonisasi keluarga.
2)
Mileu sosial sekolah yang enggak mendukung.
3)
Pasangan-teman bergaul nan tidak baik.
4)
Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok buat pendidikan.
Berusul beragam faktor yang melatarbelakangi timbulnya kesulitan belajar siswa, penulis berpendapat bahwa faktor yang melatarbelakangi tersebut, adalah:
1.
Faktor intern
Faktor internal ini semenjak pecah n domestik diri sosok maupun siswa itu seorang. Faktor privat ini seperti mana :
a.
Inteligensi siswa
b.
Minat belajar murid
c.
Kesehatan pesuluh
d.
Zat makanan petatar.
2.
Faktor eksternal
Faktor eksternal ini berbunga berbunga luar diri anak adam sama dengan mileu keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, kebalikan sama tua, serta fasilitas belajar baik itu di sekolah maupun di apartemen. Di lingkungan keluarga sama dengan bagaimana kondisi internal keluarga, posisi pesuluh intern keluarga. Di lingkungan sekolah seperti bagaimana perhatian master terhadap pelajar. Selain itu, kepadaan fasilitas membiasakan pun dapat mempengaruhi kegiatan membiasakan siswa, kemudian suasana momen murid didik belajar lagi sangat berkarisma lega minat membiasakan siswa
didik.
D.
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar
Ramdhani (-gokil.blogspot.com) menguraikan bahwa setiap kegiatan nan dilakukan punya tujuan yang baik nan ingin dicapai, dilakukan baik secara langsung maupun tidak sedarun, begitu pula dengan kegiatan ini. Pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Berlatih menyertakan master dan peserta, maka tujuan yang mau dicapai pun berbeda antara master dan pesuluh.
1.
Peserta
Tujuan yang hendak dicapai setelah pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini bagi peserta yakni :
a.
Pesuluh memahami dan mengetahui kekeliruannya.
b.
Siswa merevisi kesalahannya.
c.
Siswa bisa melembarkan prinsip atau metode untuk menyunting kesalahannya.
d.
Siswa dapat mengamankan pelajaran dengan baik.
e.
Pesuluh bisa meningkatkan penampilan belajarnya.
2.
Suhu
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan Diagnosis Kesulitan Belajar bagi Master adalah :
a.
Guru mencerna kelemahan dalam proses belajar-mengajar.
b.
Guru dapat mengedit kelemahannya tersebut.
c.
Master dapat memasrahkan layanan yang optimal kepada peserta sesuai dengan situasi diri siswa perkembangannya siswa dapat terlaksana dengan baik.
Dari kutipan di atas, carik menyimpulkan bahwa intensi pelaksanaan kegiatan diagnosis merupakan agar suhu, peserta jaga dan insan sepuh murid jaga dapat:
1.
Memafhumi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta jaga.
2.
Mendukung menyunting kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta
asuh dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah, peserta jaga dan keluarga.
3.
Membantu pesert didik agar boleh menguasai pelajaran yang sulit baginya, serta mempermudah temperatur kerumahtanggaan menentukan layanan apa yang sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh peserta jaga.
E.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Menurut Etty Kartikawati dan Willem Lusikooy (1993/1994), awalan-langkah diagnostik terdiri dari bilang kegiatan, ialah:
1.
Identifikasi kasus
a.
Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara murid-siswa nan diduga mengalami kesulitan berlatih yang betul-betul dan yang memerlukan bantuan.
b.
Tekniknya : dengan memanfaatkna karangan atau sejarah akan halnya peristiwa ikhwal yang menyangsang kegiatan belajarnya kerjakan dianalisis.
c.
Prosedurnya : mengumpulkan skor-biji dar seluruh latar penggalian dalam suatu kelas buat:
1)
Dihitung bagaimana rata-rata untuk setiap master.
2)
Kemudian dihitung poin umumnya seluruh siswa di kelas itu.
3)
Lalu bikin grafik buat mengetahui posisi murid kerumahtanggaan papan bawah berdasarkan nilai rata-rata itu.
4)
Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa nan kredit rata-ratanya berada di pangkal rata-rata umum papan bawah, ditandai umpama siswa yang berprestasi rendah dan kamu tentu mengalami kesulitan sparing.
5)
Pada jadinya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka nan mengalami nilai rata-ratanya di sumber akar rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-nilai yang minimal invalid adalah meres studi Bahasa Indonesia dan Matematika.
2.
Melakukan diagnosis
a.
Harapan : mengarifi secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi segala doang. Juga cak bagi mengerti secara tentu jenis kesulitan yang dialami serta enemukan rataan pinggul apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.
b.
Teknik : melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan), melakukan pembuktian dalam berbagai jenisnya, mengerjakan pengukuran dengan teknik sosiometri.
c.
Prosedurnya :
1)
Mengekspresikan rata-rata nilai dari ponten bidang studi.
2)
Membuat diagram tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan berlatih dalam bidang eksplorasi tersebut.
3)
Kemudian menargetkan tempat(elokasi) privat bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami kesulitan belajar, kejadian ini dapat pula dibantu maka dari itu rapor dan hasil ulangan.
4)
Kemudian menetapkan siswa mana nan mendapat hak istimewa peladenan karena minimal banyak menjumpai kesulitan sparing.
d.
Menjadwalkan jenis dan varietas kesulitan nan dihadapi petatar dengan prinsip:
1)
Menganalisis hasil tiang penghidupan siswa internal permukaan studi tertentu yang diduga menimbulkan kesulitan kepadanya.
2)
Guru bidang pengkajian yang bersangkutan diwawancarai.
3)
Iswa nan bersangkutan diwawancarai.
4)
Melakukan pemeriksaan ulang (psikotest
atau
diagnostic tes
).
e.
Berusaha mengungkapkan latar bokong kesulitan, dengan mandu-kaidah:
1)
Menganalisis tindasan-akta tentang data siswa yang bersangkutan nan mencengam: indentitas pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, permukaan belakang nasib keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby).
2)
Melakukan wawancara dengan siswa,orang tua petatar yang bersangkutan, dan seterusnya.
3)
Melakukan pengukuran ukuran sangkutan sosialnya dengan sosiometri.
4)
Mengamalkan pengamatan (observasi)
terhadap siswa yang bersangkutan puas masa sparing.
3.
Melakukan prognosis
a.
Tujuan : untuk menetapkan harimau dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak kesulitan yang dihadapi siswa.
b.
Prosedur :
1)
Bila peserta menemukan kesulitan disebabkan makanya latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan bantuan melalui konseling.
2)
Bila disebabkan oleh batu mental,
nervus,
gangguan kesegaran tubuh dan sebagainya, maka sepatutnya dilimpahkan kepada sinse pakar nan bersangkutan.
3)
Bila berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi pertolongan dengan menggunakan didikan kelompok, karena dengan kaidah ini murid akan dilatih kembali kerjakan berpose social yang memungkinkan ia dapat melakukan habituasi diri dengan lingkungan, juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah usia silih membantu, maka pelajar yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.
4.
Melakukan langkah anugerah bantuan
a.
Intensi : bakal memasrahkan bantuan kepada siswa yang berkepentingan agar berbenda mengatasi kesulitan membiasakan yang dialami dengan kemampuan seorang sehingga bisa sampai ke hasil yang optimal serta dapat bersikap mengimbangkan diri yang fit.
b.
Teknik : memintal salah satu teknik kasih uluran tangan yang telah dipilih yang menutupi:
1)
Remedial Teaching
: menyerahkan les tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan pendirian lain akan halnya parasan investigasi yang lemah, dengan harapan semoga kelemahan tersebut untuk siswa nan berkepentingan bisa ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).
2)
Memberi konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-kejadian yang hadang keberuntungan belajarnya,
3)
Mengerjakan bimbingan keramaian terhadap pelajar yang dihambat oleh sikap sosialnya yang terbatas dapat menyejajarkan diri dalam gabungan.
4)
Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.
5.
Melakukan tindak lanjur (follow up servise)
a.
Tujuan : kerjakan mengetahui sejauhmana hasil pemberian pertolongan tersebut yang sudah diberikan kepada siswa dalam rang mengoreksi kegiatan belajarnya lebih lanjut.
b.
Teknik : dengan melakukan tes kemenangan membiasakan atau psikotes atau dengan memberikan wawancara kepada pelajar nan ebrsangkutan akan halnya kemajuan belajarnya dalam bidang penyelidikan tertentu, ditambah pun dengan berbuat amatan dokumen seperti hasil ulangan, hasil pembenaran. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sepanjang mana perubahan tingkah larap siswa internal melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.
c.
Prosedur:
1)
Mengetes murid n domestik bidang studi yang semula mengalami hambatan.
2)
Mewawancarai siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.
3)
Menginterviu guru bidang studi yang berkepentingan adapun perubahan yang terjadi pada pesuluh yang berkepentingan, dan pula mengamalkan wawancara dengan ayah bunda atau peserta akan halnya kemajuan belajarnya di kondominium dan lebih jauh.
4)
Menganalisis tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.
5)
Melakukan pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di kerumahtanggaan inferior maupun di luar kelas.
Penjelasan dari bilang ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa upaya-upaya nan boleh dilakukan dalam memintasi kesulitan belajar pesuluh didik, yakni:
1.
Mengidentifikasi pelajar didk yang mengalami kesulitan membiasakan.
2.
Mengidentifikasi spesies kesulitan belajar nan dialami oleh pesuluh didik.
3.
Mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar sreg peserta didik tersebut.
4.
Merencanakan suatu tindakan bantuan yang dibutuhkan oleh petatar asuh beralaskan hasil pembeberan factor penyebab kesulitan belajar tersebut.
5.
Melaksanakan pemberian sambung tangan kepada petatar ajar dengn memberikan cak bimbingan tambahan kepada siswa jaga.
6.
Memasrahkan tindak lanjut, bagaimana hasil nan didapatkan setelah diberikan bantuan.
Gapura III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN Belajar
A.
Identifikasi Siswa
Privat observasi ini notulis memilih riuk satu siswa kelas bawah V sebagai klien karena penulis mengamati peserta tersebut dalam hasil eksamen mid semester mendapatkan ponten jelek dan lagi pada proses membiasakan mengajar sikapnya kurang baik terhadap materi kursus, terkadang banyak bicara di kerumahtanggaan kelas, terbantah kurang konsentrasi. Selain pengamatan bersumber dabir hasil amanat dari penanggung jawab inferior dan kepala sekolah dan wawancara dengan klien juga memberikan takrif yang sama dengan pengamatan penulis. Dan berbagai publikasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut kesulitan dalam mengakui pelajaran, lecut belajarnya tekor, lain semangat dalam belajar.
Berikut hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan pribadi klien:
1.
Identitas pelajar
Merek siswa
: Dara Firmai
TTL
: Padang / 27 Mei Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Objek
: Lolo Ancala Sarik
Sekolah
: SD Negeri No. 29 Gunung Sarik
Kelas
: V
Jumlah saudara
: 3 Insan
Anak ke
: 1 (pertama)
Adv amat bersama
: Nini
2.
Nama orang lanjut usia
Ayah
: Firman Rusli
Hayat
: 35 Masa
Agama
: Islam
Jalan hidup
: Sales
Pendidikan terakhir
: SMA
Ibu
: Yetmarwarni
Pekerjaan
: Rumah tahapan
3.
Penanggung jawab kelas bawah
: Gusmaini, S.Pd
4.
Superior Sekolah
: Yusmi, M.Pd
B.
Melokalisasi Letak dan Tipe Kesulitan Belajar
Melokalisasi letak kesulitan berlatih, maksudnya ialah menentukan kesulitan kerumahtanggaan netra pelajaran, pokok bahasan dan sub rahasia bahasan mana yang tidak memahami maka itu pesuluh.
Dan dalam hal ini, siswa yang penulis observasi mengalami kesulitan privat meyerap pelajaran nan disampaikan oleh hawa. Kesulitan itu tidak hanya dalam suatu mata tutorial melainkan hampir seluruh mata pelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa ini boleh kita sebut dengan
slow linear
(lambat privat belajar).
Bagi lebih jelasnya dapat kita lihat berasal hasil nilai MID Semester siswa yaitu andai berikut:
No.
Indra penglihatan les
KKM
Nilai
1.
Agama ,0
2.
PKN ,0
3.
B. Ind ,0
4.
MTK ,0
5.
IPA ,0
6.
IPS ,0
7.
BAM ,0
C.
Melokalisasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi faktor penyebab kesulitan sparing pelajar dapat dilakukan dengan cara menggunakan bineka instrument sebagai halnya konsultasi, membagikan angket, sosiometri, dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah kiranya dapat menyibuk dan memafhumi apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari faktor berasal kerumahtanggaan diri sendiri alias dari luar diri sendiri.
Setelah melakukan heterogen perlengkapan dalam mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar pesuluh, maka faktor peneyebab kesulitan sparing peserta adalah umpama berikut:
1.
Faktor internal
a.
Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan aturan berlatih.
b.
Diri pribadi; belalah tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.
2.
Faktor eksternal
a.
Keadaan afiliasi keluarga; dirumah sering enggak senang, dirumah merasa tidak disayangi, dan dirumah tidak boleh belajar karena kontributif orang wreda.
b.
Hubungan sosial; kekurangan teman berlaku, cinta diejek sekutu.
c.
Pendidikan dan penerimaan; termasuk momongan nan rendah pandai, samar muka akan suka-suka ulangan atau ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran privat bidang matematika, tidak menyukai satu alat penglihatan pelajaran, tulisan jelek, tegak akan dulu kelas, poin banyak yang buruk, besar perut bukan masuk sekolah, di dalam kelas buruk perut merasa mengantuk, takut berucap di depan umum, cinta tidak mengerti nan diterangkan guru, pengabai, pelahap melalaikan pelajaran, malas mengulang pelajaran, dan kekurang alat pelajaran.
D.
Menargetkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan
Selepas didentifikasi faktor penyebab letak kesulitan belajar pelajar, maka dapat ditentukan perkiraan sambung tangan yang akan diberikan kepada pesuluh, yaitu dengan melakukan indoktrinasi perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang dianggap sulit bikin petatar yaitu kasatmata:
1.
Mengajarkan sekali lagi materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh pelajar.
2.
Menerimakan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
Lebih jauh mengasihkan informasi kepada :
1.
Murid : tentang bagaimana cara belajar nan baik, tentang bagaimana pentingnya mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan sparing didalam kelas, serta yang paling berfaedah ialah rajin beribadah kepada Almalik SWT, karena taktik keberhasilan itu yaitu berusaha, beribadat, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan pecut/ penstabilan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
2.
Ayah bunda : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perasaan terhadap belajar momongan dan mengasihkan informasi bahwa anak adam tua dahulu berperan penting cak bagi perkembangan anak intern belajar, karena pendidikan nan purwa dan yang minimal utama bagi anak yaitu dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai mandu menyikapi anak dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
3.
Guru Kelas : memasrahkan informasi kesulitan sparing nan dialami makanya pelajar.
E.
Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan yakni :
1.
Kepada murid
a.
Mengamalkan pencekokan pendoktrinan perbaikan dengan mengajarkan sekali lagi materi yang rendah/bukan dipahami oleh kedua petatar.
b.
Menerimakan pelajaran kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan pun. Katib mutakadim membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) adapun materi nan telah diajarkan tersebut.
c.
Mengasihkan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara nan baik seperti musim belajar yang efektif.
d.
Mengasihkan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah semoga materi yang diterangkan maka itu guru bisa diserap dan di sadar rajin.
e.
Menerimakan pengumuman kepada petatar akan pentingnya belajar dengan benar-benar di dalam papan bawah sepatutnya materi yang diberikan makanya hawa dapat diserap dengan baik.
2.
Kepada ibu bapak murid merupakan mengasihkan informasi kepada orang jompo peserta agar lebih mengontrol pun anaknya n domestik sparing dan selalu mengingatkan momongan lakukan belajar dengan integral dirumah, memasrahkan cemeti dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat dalam belajar karena sesungguhnya anak ini mempunyai kemampuan dan motivasi nan bagus apabila dia diberikan nasib, dukungan, dan sokongan terutama dari insan tuannya, dan menciptakan suasana nan ranah dalam belajar
3.
Kepada master kelas yaitu memberikan permakluman tentang letak kesulitan belajar siswa, pada kancing materi mana petatar mengalami kesulitan intern berlatih.
F.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
1.
Evaluasi
a.
Siswa : setelah diberikan pengajaran pembaruan dan amanat tentang bagaimana belajar yang baik, momongan berangkat memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan tugas dengan benar.
b.
Ibu bapak : khalayak tua bangka start memungkiri sikap pada anaknya lebih mengontrol dan mengkritik anaknya terutama dalam belajar.
c.
Guru kelas : master inferior lebih mencela siswa dalam belajar dengan memberikan penjelasan ketempat duduk siswa saat pesuluh tidak mengarifi dengan materi yang dijelaskan.
2.
Tindak lanjut
a.
Kepada siswa : mengasihkan penguatan positif berupa kehidupan dan dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai petatar.
b.
Kepada Orang lanjut umur : insan tua mencerca kebutuhan belajar anaknya, seperti menyuruh momongan belajar dengan integral setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada anaknya agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
c.
Kepada wali kelas : penanggung jawab inferior diharapkan makin memperhatikan kedua siswanya ini dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar nan optimal
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar merupakan tugas terdepan siswa, di samping tugas-tugas nan lain. Kemenangan kerumahtanggaan belajar bukan hanya diharapkan maka dari itu petatar yang berkepentingan, tetapi juga makanya orang bertongkat sendok, hawa, dan lagi masyarakat. Karuan saja yang diharapkan tak hanya berhasil, doang berhasil secara optimal. Buat itu diperlukan persyaratan yang patut, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan mileu sosial yang kondusif.
Kesulitan belajar yaitu satu keadaan pesuluh yang n kepunyaan masalah sehingga tidak bisa belajar sama dengan mestinya nan berdampak pada keberuntungan belajar. Dan kejayaan belajar pelajar itu koteng dipengaruhi maka itu berbagai macam faktor, baik privat (yang pecah semenjak dalam diri sendiri) alias eksternal (nan bersumber berpangkal luar ataupun lingkungan).
B.
Saran
Kerumahtanggaan penulisan informasi ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu, suara miring dan saran dari semua pihak tinggal saya harapkan khasiat perbaikan pada hari mendatang. Saya mengharapkan laporan ini dapat berguna buat saya atau pihak lain yang membacanya.
Abin, S.M. 2002.
Ilmu jiwa Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Siti Mardiyati.1994.Layanan Bimbingan Berlatih. Surakarta : Penerbit UNS.
Sunarta, Kelut. 2006. Verba Derivasional Bahasa Bolaang Mangandow. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Warkitri. 1990.Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta : Karunika.