Cara Menghitung BEP Usaha Makanan

Seringkali, banyak orang bingung tentang bagaimana cara menghitung BEP usaha makanan. Ini juga yang biasanya menjadi penyebab usaha makanan memiliki tingkat sustainability yang rendah. BEP sangat penting untuk dihitung, untuk mengetahui berapa unit yang harus diproduksi dan juga menghitung total penjualan.

Selain itu, dengan diketahuinya BEP, kamu akan diberikan kemudahan untuk menghitung seberapa banyak produk yang harus dijual untuk mencapai target keuntungan atau laba yang sudah ditentukan.

Dengan itu, risiko dalam membuka usaha makanan, bisa diminimalisir. Usaha makanan jadi tidak merugi dan bahkan bisa membawa keuntungan. Atau minimal, kamu bisa balik modal terlebih dahulu.

Banyak orang yang sering juga menghitung harga dengan harga yang ada di pasaran. Padahal, langkah tersebut belum tentu benar. Bisa saja, biaya yang kamu keluarkan lebih besar daripada harga produk sejenis yang telah beredar. Bukannya untung, malah buntung.

Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini ulasan mengenai BEP dan cara menghitung BEP usaha makanan.

Apa Itu BEP Makanan?
Sebelum mengetahui cara menghitung BEP usaha makanan, kamu harus tahu dulu tentang apa itu BEP.

BEP adalah singkatan dari Break Even Point. Secara singkat, bisa dijelaskan sebagai titik dimana biaya atau modal produksi dari suatu usaha seimbang dengan tingkat pendapatan atas hasil penjualan.

Minimal, impas atau bisa balik modal. Kalau bisa, lebih atau mendapatkan laba dari penjualan. Ini tentu sangat penting bagi keberlangsungan usaha.

Dalam BEP, ada tiga komponen yang dihitung yakni fixed cost, variable cost, dan juga harga satu unit produk.

Fixed cost biasa disebut dengan biaya tetap atau biaya yang tidak akan terpengaruh oleh bertambah maupun berkurangnya unit yang diproduksi. Misalnya, biaya sewa lahan, depresiasi alat produksi, gaji pegawai, perawatan, dan lain sebagainya.

Variable cost mengacu pada rincian biaya yang dipengaruhi oleh unit produksi. Semakin banyak unit yang dibuat, semakin tinggi variable cost-nya. Berlaku juga sebaliknya. Contoh variable cost; harga bahan baku, biaya pengemasan, biaya pengiriman, biaya listrik, dan lain sebagainya.

Kemudian, harga satu unit produk merupakan harga yang ditetapkan jika satu produk terjual.

Bagaimana Cara Menghitung BEP dan Contohnya?
Penghitungan BEP bisa dilakukan dengan menggunakan rumus yang sudah menjadi standar dan memang sejak lama digunakan. Dengan rumus tersebut, kamu bisa tahu beberapa hal seperti berapa unit yang harus diproduksi agar mencapai BEP, berapa rupiah total penjualannya untuk mencapai BEP, dsb.

Cara menghitung BEP usaha makanan adalah sebagai berikut:

BEP (unit produksi) = fixed cost / (harga jual satu unit – variable cost)

Itu untuk unit produksi, berikut ini untuk menghitung berapa rupiah total penjualan yang harus dilakukan untuk mencapai BEP:

BEP (rupiah) = fixed cost / (1 – variable cost/harga jual per unit produk)

Biasanya, penggunaan BEP kurang lengkap jika tidak dilakukan penghitungan terhadap jumlah unit yang harus terjual untuk mencapai target penjualan yang kamu tetapkan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Jumlah Unit = Target penjualan (dalam rupiah) / (harga satu unit produk – biaya variabel) + total unit menurut penghitungan BEP

Daripada bingung, langsung saja pada contoh cara menghitung BEP usaha makanan yang akan diuraikan berikut ini.

Cara Menghitung BEP Usaha MakananDaripada menjelaskannya secara teoritis, memang lebih baik untuk langsung pada bagaimana cara menggunakannya. Bagi kamu yang belum cara menghitung analisa usaha BEP makanan, silakan disimak baik-baiknya.

Tapi, nanti dikembangkan sendiri ya untuk contoh yang lainnya. Asalkan sudah paham cara menghitung BEP usaha makanan atau minuman, mudah deh buat contoh lainnya.

Soal:

Abi membuka usaha makanan keripik kentang impor premium. Dalam membangun usahanya, dia harus menyewa ruko untuk tempat berjualan. Dalam sebulan, Abi harus mengeluarkan biaya sebesar Rp5.000 untuk biaya sewa.

Selain biaya sewa, ada biaya lain yang harus ditanggung oleh Abi seperti biaya untuk menggaji satu pegawai tokonya. Gaji pegawai toko milik Abi adalah Rp1.500.000. Tak hanya biaya tersebut, Abi juga butuh biaya pembelian bahan baku, untuk membeli kemasan, stiker, dan yang sejenis.

Abi mengeluarkan biaya sebesar Rp250.000 setiap satu bungkus keripik kentang.Harga keripik kentang tersebut adalah Rp500.000. Hitunglah BEP unit, BEP total penjualan, dan berapa unit yang harus dijual jika target penjualan dalam sebulan adalah Rp 10.000.000.

Jawab:

Fixed cost: Rp 2.500.000

Variable cost: Rp250.000

Harga keripik kentang satu bungkus:Rp500.000

Target penjualan: Rp 100.000.000

BEP (unit) = fixed cost / (harga satu produk – variable cost)

= Rp2.500.000 / (Rp500.000 – Rp250.000)

= Rp2.500.000 / Rp250.000

= 10

Nah, menurut perhitungan BEP usaha kuliner yang dimiliki Abi, ia harus memproduksi sepuluh bungkus keripik kentang impor premium sebanyak 10 unit untuk mencapai titik impas atau BEP.

BEP (rupiah) = fixed cost / (1 – variable cost/harga satu produk)

= Rp2.500.000 / (1 – Rp250.000/500.000)

= Rp2.500.000 / (1 – 0,5)

= Rp2.500.000 / 0,5

= 5.000.000

Untuk mencapai titik impas, maka Abi harus mendapatkan total penjualan sebesar Rp5.000.000.

Jumlah Unit = Target penjualan (dalam rupiah) / (harga satu unit produk – biaya variabel) + total unit menurut penghitungan BEP

= Rp100.000.000 / (Rp500.000 – Rp250.000) + 10

= Rp100.000.000 / Rp 250.000 + 10

= 400 + 10

= 410

Untuk mencapai target penjualan tersebut, maka Abi harus melakukan penjualan sampai 410 unit keripik kentang impor premium.

Sangat mudah, bukan? Jika kamu ingin menggunakan cara menghitung BEP usaha makanan seperti di atas, jangan lupa sesuaikan angkanya ya, angka di atas hanya sekadar contoh saja. Penggunaan perhitungan tersebut, tak hanya untuk menghitung usaha makanan saja. Kamu juga bisa menggunakannya sebagai cara menghitung BEP usaha restoran, minuman, dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat.