Cara Menulis Daftar Pustaka Dan Kutipan Pada Karya Tulis Ilmiah
Bagi para akademisi baik kalangan, mahasiswa, peneliti hingga dosen, daftar pustaka sudah menjadi satu bagian kehidupan dalam dunia tulis menulis. Daftar pustaka menjadi pertanda ketika mengutip salah satu tulisan atau karya orang lain. Ketika melakukan pengutipan, tandanya Anda juga harus membuat sebuah daftar yang berisi informasi tentang siapa dan topik apa yang sedang dirujuk.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa daftar pustaka atau yang juga sering dikenal juga sebagai referensi memberikan detail informasi kepada pembaca. Informasi tersebut berupa sumber rujukan sehingga setiap pembaca mendapatkan pemahaman tentang sumber tersebut.
Penjelasan Singkat Mengenai Daftar Pustaka
Secara singkat daftar pustaka bermakna daftar yang berisi tentang buku-buku atau sumber lainnya yang digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah. Sebagaimana yang dikutip dari Gramedia.com, ada beberapa sebutan lain dari daftar pustaka yaitu, referensi, rujukan, pranala atau sumber pustaka. Daftar pustaka umumnya terletak di halaman paling akhir dari sebuah karya ilmiah.
Penulisan daftar pustaka kini menjadi penting karena ada banyak manfaat yang bisa didapat. Antara lain: sebagai petunjuk bahwa data yang diambil merupakan data yang shahih kebenarannya, memenuhi etika penulisan karya ilmiah, sebagai penanda bahwa penulis saat ini berterima kasih kepada penulis atau peneliti sebelumnya dan menunjukkan mendukung ide penulis sebelumnya tersebut.
Tujuan Daftar Pustaka
Perlunya daftar pustaka paling utama adalah sebagai penguat landasan dalam tulisan ilmiah. Oleh karenanya di saat menyadur sebuah tulisan jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari tuduhan plagiat atau penjiplakan.
Tidak hanya agar terbebas dari potensi plagiarisme, penulisan daftar pustaka juga bertujuan untuk menghargai penulis yang menjadi sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan begitu, Anda akan dianggap telah mengakui bahwa ide atau kutipan yang Anda tulis berasal dari pemikiran orang lain.
Para pembaca juga bisa mengulik dan mengetahui lebih dalam sumber kutipan karya ilmiah yang ditulis. Tidak jarang pembaca yang ingin menelusuri informasi lebih lanjut mengenai sumber bacaan dari sebuah karya ilmiah.
Cara Menulis Kutipan Dalam Karya Tulis Ilmiah
Sebagaimana dilansir dari Buku Pedoman Menulis Karya Ilmiah karya Ida Samidah dan Dahrizal, ada dua cara menulis kutipan:
1. Menulis Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah mengutip tulisan dari sumber acuan tanpa merubah kalimat sang penulis. Istilah mudahnya, mengutip langsung menggunakan teknik copy-paste sebuah tulisan. Sesuai ketetapan American Psychological Association atau APA, kutipan langsung terdiri dari dua jenis yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.
Kutipan langsung pendek berarti mengutip sebuah tulisan tidak lebih dari 40 kata. Untuk penulisan kutipan langsung pendek, tulislah menjadi satu paragraf dengan tulisan Anda dan disertai dengan tanda kutip. Hal ini untuk membedakan mana tulisan Anda dan kutipan dari orang lain. Tulis sumbernya berdekatan dengan kutipan yang Anda tulis.
Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari 40 kata atau biasa dikenal dengan block quote. Cara menulis kutipan langsung yaitu membuat paragraf baru dengan kalimat agak sedikit menjorok ke kanan tanpa tanda kutip, namun tetap menggunakan jenis font yang sama dengan tulisanmu. Hal ini untuk membedakan mana tulisan yang Anda kutip, mana tulisan Anda sendiri.
Perlu diingat dan menjadi catatan bahwa mengutip sebuah tulisan tidak hanya dilakukan untuk mendukung ide tulisan Anda, namun bisa juga digunakan untuk menunjukan bahwa ada beberapa penulis yang tidak setuju dengan ide Anda atau memiliki pandangan berbeda dengan ide Anda.
Contoh kutipan langsung:
“Penulis juga sama dengan profesi lain, harus terus mengasah diri dan memutaakhirkan terus perkembangan dalam dunia penulisan. Zaman bergerak dan selalu punya dinamika sendiri” (Puthut EA 2021, h.45)
2. Menulis Kutipan Tidak Langsung
Pada penulisan kutipan tidak langsung, para penulis berarti tidak mengutip secara utuh kalimat dari sumber acuan namun penulis merangkai kalimatnya sendiri. Kutipan tidak langsung atau biasa disebut parafrasa, umumnya tidak perlu menuliskan nomor halaman dari sumber yang dikutip.
Tetapi American Psychological Association atau APA menganjurkan untuk menuliskan nomor halaman dari sumber yang menjadi acuan. Jika Anda menganggap mencantumkan nomor halaman dapat membantu pembaca karya ilmiah mu, maka tidak ada salahnya menuliskan nomor halaman. Sebaiknya, diskusikan hal ini dengan dosen pembimbing, atau tutor-mu.
Contoh kutipan tidak langsung:
Teori ini dicanangkan oleh Goffman (1951) yang berpendapat bahwa laki-laki cenderung memilih pasangan yang memiliki status sosial yang sama dengannya.
Atau bisa juga dengan cara : Pada tahun 1950, Goffman menelitis suatu permasalahan tentang keterkaitan antara laki-laki dengan status sosial.