Fungsi Alat Musik Rebab
Bicara tentang kesenian, ada banyak jenis alat musik tradisional dan modern yang bisa dipakai secara tunggal atau sebagai pengiring. Mungkin kamu sudah tidak asing dengan bentuk alat musik yang dimainkan dengan senar, terutama gitar. Namun, kali ini mari membahas tentang alat musik bersenar lainnya yaitu rebab.
Alat musik rebab adalah alat musik gesek dari bahan dasar kayu dan batok kelapa yang memiliki dua buah dawai. Di Indonesia, rebab dikenal sebagai salah satu alat musik ansambel tradisional dalam karawitan. Alat musik tradisional di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Namun, rebab sebenarnya berasal dari dataran Arab yang berarti busur. Kamu juga bisa menemukan rebab di Persia dan Malaysia bagian timur.
Bentuk alat musik rebab mirip dengan biola dan cara memainkannya pun sama yaitu dengan cara digesek (kordofon). Ada dua jenis alat musik rebab yang paling populer yaitu rebab tangkai dan kabuli rebab. Rebab tangkai memiliki kaki pada bagian bawahnya sehingga bisa dimainkan dalam posisi berdiri. Lain halnya dengan kabuli rebab yang dimainkan dengan cara dipetik.
Komponen Alat Musik Rebab
Meskipun ada dua jenis yang berbeda, bentuk alat musik rebab sama saja. Secara umum, bentuknya dibagi menjadi dua bagian utama yaitu watangan dan bokongan. Menurut awam yang melihat dari bentuk fisiknya saja, kamu bisa melihat bagian tangkai dan tepinya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini komponen yang terdapat pada alat musik rebab.
– Watangan adalah bagian leher yang berfungsi sebagai pegangan. Bagian ini biasanya terbuat dari bahan kayu atau gading gajah. Pada bagian ujungnya ada dua telinga kayu untuk mengaitkan dawai atau senar.
– Bathokan yaitu bagian bawah watangan yang terbuat dari kayu atau batok kelapa dan tertutup selaput dari bahan kulit binatang. Bagian ini berfungsi sebagai kotak resonansi dan terdapat standar pada bagian bawahnya.
– Sikilan adalah kaki rebab yang bisa dipakai sebagai dudukan rebab yang dapat menyentuk tanah.
– Senggreng merupakan penggesek biasanya terbuat dari kayu dan bulu ekor rebab yang dapat dikaitkan pada kayu dan menyerupai busur.
Tinggi rebab yang umum digunakan biasanya berukuran 75 cm dan dimainkan dengan penggesek dalam posisi duduk bersimpuh. Berdasarkan kepercayaan masyarakat melayu Riau, rebab bahkan perlu memenuhi beberapa peraturan agar menghasilkan kualitas yang bagus.
Dalam pemilihan kayu, rebab hanya bisa dibuat dari kayu nangka, sena, atau belimbing. Waktu pemotongan kayu juga tidak boleh dilakukan pada siang hari atau memasuki waktu Maghrib. Teknik pemotongan kayu tidak boleh dilakukan secara sungsang dan kayu-kayunya tidak boleh dilangkahi setelah ditebang.
Dalam berbagai kesempatan, alat musik tradisional seperti rebab sering digunakan sebagai pelengkap tradisi adat tertentu. Mungkin kamu juga sudah pernah melihat rebab di acara televisi. Nah, fungsi alat musik rebab yang bisa ditemukan pada kegiatan berikut ini.
1. Pengiring pada pertunjukan wayang seperti wayang kulit dan wayang topeng kulit khas Betawi.
2. Pengiring sinden saat menyanyi pada acara pertunjukan karawitan dan gamelan.
3. Menginterpreasikan irama gamelan sebagai penyelaras cengkok penyanyi laki-laki dan sinden pada beberapa acara gamelan.
4. Instrumen dalam ritual “Main Puteri” di daerah Kelantan, Terengganu, dan Malaysia Timur. Ritual tersebut bertujuan buat memberikan penyembuhan bagi orang-orang yang sedang sakit. Biasanya, para pemain rebab akan diundang ke rumah sakit karena dipercaya dapat membantu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.
5. Dimainkan di dalam acara pertunjukan teatrikal “Makyong” di Melayu Riau. Kedudukan alat musik rebab memiliki nilai tinggi karena pembuatannya diatur dengan sejumlah peraturan yang tidak boleh dilanggar. Biasanya terdapat ornamen-ornamen pada bagian badan rebab dan ornamen mahkota pada bagian kepalanya.
Nah, itulah beberapa hal tentang alat musik rebab yang bisa kamu ketahui sebagai salah satu kebudayaan tradisional. Alat musik melodis ini banyak digunakan sebagai instrumen pengirim dalam berbagai kegiatan kesenian. Rebab juga disebut sebagai cikal bakal cello dan biola saat masuk ke Eropa. Karena itu, mari lestarikan alat musik rebab di Indonesia!