Tidak Bisa Mencium Bau Tapi Bisa Merasakan Makanan Tanda Anosmia

Jakarta – Di tengah lonjakan kasus COVID-19 seperti saat ini, masyarakat mulai khawatir jika berbagai keluhan muncul. Misalnya seperti tidak bisa mencium bau tapi bisa merasakan makanan.

Keluhan seperti ini sering dikaitkan dengan salah satu gejala COVID-19 yaitu anosmia. Itu merupakan kondisi kehilangan kemampuan indra penciuman yang biasanya dialami seseorang yang sedang flu karena hidung tersumbat.

Namun, keluhan tidak bisa mencium bau tapi bisa merasakan makanan ini sering dialami pasien COVID-19. Bagaimana itu bisa terjadi?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut penelitian, gejala ini bisa muncul pada pasien COVID-19 karena adanya protein di permukaan beberapa sel manusia yang mudah ‘mengikat’ virus Corona.

“Ini adalah sel-sel yang ditemukan di jantung, paru-paru, usus, tenggorokan, dan hidung,” tulis peneliti yang dikutip dari Science Focus.

Protein sejenis enzim yang disebut ‘angiotensin converting enzyme II’ (ACE-2) ini memiliki bentuk yang dirancang untuk mengambil hormon angiotensin. Setelah itu mengubahnya menjadi ACE2 yang digunakan tubuh untuk berbagai hal, seperti mengatur tekanan darah, tetapi mudah berikatan dengan virus Corona.

Untuk mengetahuinya, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins meneliti sampel jaringan dari hidung pasien COVID-19. Hasilnya, mereka menemukan protein ACE2 pada epitel olfaktorius atau jaringan di bagian belakang hidung yang berfungsi untuk mendeteksi bau.

“Secara umum, saat sel manusia terinfeksi virus mereka menjalani proses yang disebut pyroptosis atau penghancuran diri untuk menggagalkan virus menempel pada sel. Jadi, kemungkinan besar sel pendukung penciuman itu menghancurkan dirinya sendiri yang menyebabkan kematian neuron sensorik dan hilangnya indra penciuman,” kata penulis studi Dr Andrew P Lane.

Sampai kapan gejala ini terjadi?
Dalam studi lanjutan, tim ilmuwan terus mengamati pasien yang pulih dari COVID-19. Hasilnya, mereka menemukan bahwa neuron sensorik ini perlahan mulai kembali dari waktu ke waktu, tetapi efek jangka panjang gejala ini masih belum diketahui.

“Beberapa pasien COVID-19 melaporkan setelah kemampuan indra penciuman mereka kembali, mereka mencium bau yang menyimpang (parosmia) dan bertahan selama berbulan-bulan,” ujar Dr Lane.

“Gangguan bau jangka panjang COVID-19 ini tidak biasa, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut,” imbuhnya.

Kemungkinan buruknya, Dr Lane mengatakan kemungkinan perubahan fungsi penciuman atau tidak bisa mencium bau tapi bisa merasakan makanan ini bisa bersifat permanen. Meski begitu, harus tetap optimis bahwa fungsi penciuman ini masih bisa kembali normal.

Bagaimana mengatasinya?
Dikutip dari The Conversation, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anosmia ini adalah melakukan latihan atau terapi mencium. Lakukan latihan dengan mencium atau mengendus bau yang sama secara terus menerus.

Misalnya bisa mengendus dengan bau parfum kesukaan secara terus menerus, fungsinya agar tubuh bisa mendeteksi dan mengidentifikasi bau tersebut. Selain parfum, terapi ini bisa dilakukan dengan bau yang berbeda sampai indra penciuman kembali.

Selain cara itu, bisa juga menggunakan bahan-bahan lain untuk mengatasi gejala tidak bisa mencium bau tapi bisa merasakan makanan. Misalnya dengan:

– Bawang putih
Hancurkan 4-5 siung bawang putih dan tambahkan ke dalam secangkir air mendidih. Rebus selama dua menit, tambahkan sedikit garam. Minum ramuan tersebut selagi masih panas, dua kali sehari untuk mengembalikan indra penciuman.

– Jahe
Saat tidak bisa mencium bau tapi bisa merasakan makanan, coba atasi dengan jahe. Caranya, bisa mengkonsumsi jahe dengan menyeduhnya menjadi teh atau mengunyahnya sedikit untuk meningkatkan indra penciuman yang menurun akibat anosmia.

Simak Video “Riset Eijkman Ungkap 3 Gejala Umum COVID-19 yang Ditemukan Pada Anak”
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)