Urutan Kerangka Proposal Penelitian Cara Membuatnya Dengan Baik
Kerangka Proposal – Sebelum melaksanakan penelitian, Grameds perlu mengajukan proposal penelitian lebih dulu. Ketika akan membuat proposal penelitian, maka peneliti perlu membuat kerangka proposal, tujuannya agar proposal penelitian yang diajukan memiliki urutan yang baik dan benar.
Secara umum, proposal adalah rancangan usulan kegiatan dan seluruh kegiatan dapat didahului dengan mengajukan proposal. Contohnya di lingkungan sekolah, ketika ada proses pelantikan, maka panitia perlu mengajukan proposal kegiatan.
Proposal juga identik dengan kegiatan penelitian, di mana penelit perlu mengajukan proposal sebelum melangsungkan penelitian. Proposal yang telah disusun, kemudian dapat menentukan kelancaran atau bagaimana proses kegiatan atau penelitian tersebut berlangsung.
Oleh karena itu, penyusunan proposal perlu ditulis dengan teliti dan didahului dengan membuat kerangka proposal lebih dulu. Apa sih yang dimaksud dengan kerangka proposal? Apa manfaatnya dan bagaimana cara membuatnya? Ini penjelasan tentang kerangka proposal untuk Grameds.
Pengertian Kerangka Proposal
Pexels.com
Secara umum, proposal dapat didefinisikan sebagai usulan rancangan dari suatu kegiatan. Proposal dapat menjelaskan tentang jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta seluruh aspek yang menyertai kegiatan tersebut. Contohnya seperti latar belakang, menentukan tema kegiatan, bahan serta alat-alat yang dibutuhkan, biaya yang dibutuhkan dan lain sebagainya.
Sedangkan kerangka proposal merupakan panduan atau petunjuk struktur rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Sehingga akan ada penulisan bagian per bagian, bab per bab dan seterusnya.
Kerangka proposal ini disusun per bab tanpa menuliskan penjelasan lebih dulu. Sehingga pada awal pembuatan proposal, dapat diketahui ada berapa bab yang akan dicantumkan dalam proposal tersebut. Lalu penulis dapat mengembangkan kembali setiap bab sesuai dengan referensi yang diperoleh.
Pada penelitian maupun riset, proposal disusun untuk menjelaskan sekilas dan secara garis besar dari kegiatan penelitian tersebut. Dengan adanya kerangka proposal, maka peneliti akan terbantu untuk menjelaskan kegiatan penelitian dengan lebih detail, runtut, sistematis serta lebih mudah dipahami. Menyusun kerangka proposal, menjadi tahapan paling awal untuk memulai penelitian. Setelah selesai menulis kerangka proposal, maka penulis dapat mengembangkannya. Proposal penelitian kemudian akan menjadi sebuah tulisan atau laporan yang utuh untuk memaparkan kegiatan penelitian yang ingin dijalankan.
Proposal juga dapat didefinisikan sebagai sebuah tulisan yang disusun guna menjelaskan serta menggambarkan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis pada pembaca. Agar pembaca dapat memahami tujuan dan tidak terjadi salah tafsir, maka proposal perlu disusun dengan teliti dan jelas.
Dalam bidang pendidikan serta penelitian, proposal dianggap sebagai suatu rencana yang matang dan disusun oleh seorang peneliti sebelum melakukan penelitian, baik untuk keperluan penelitian yang akan dilakukan langsung di lapangan atau kepustakaan, keduanya tetap memerlukan kerangka proposal.
Kerangka proposal yang disusun dengan baik dan benar, akan memberikan banyak dampak pada proses penelitian, salah satunya ialah efisiensi waktu. Hal ini karena peneliti akan lebih leluasa untuk mencari serta menentukan referensi sesuai dengan kebutuhan dari setiap bab pada proposal yang telah disusun.
Hal ini tentu akan berbeda, apabila dibandingkan dengan proposal penelitian yang tidak memiliki kerangka. Tanpa kerangka proposal, penelitian dapat dilaksanakan tanpa adanya perencanaan maupun persiapan yang matang.
Sehingga akan menimbulkan ketidakjelasan ketika melaksanakan penelitian, bahkan ada potensi penelitian tidak berjalan dengan sesuai atau tidak selesai. Oleh karena itu, penyusunan kerangka proposal memiliki peran dan manfaat penting demi kelancaran pelaksanaan penelitian.
Manfaat Kerangka Proposal
Pexels.com
Setelah mengetahui pengertian kerangka proposal, Grameds tentu dapat menarik kesimpulan, manfaat dari kerangka proposal yang sebenarnya untuk penelitian.
Salah satunya telah disebutkan, bahwa kerangka proposal dapat membantu peneliti mengefisiensikan waktu ketika melaksanakan penelitian dan memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan penelitian.
Tidak hanya itu saja, ada beberapa manfaat lain dari menyusun kerangka proposal. Berikut penjelasannya.
1. Dapat menyusun proposal yang runtut serta sistematis
Selain proposal kegiatan dan proposal penelitian, sebenarnya ada banyak jenis proposal yang dapat disusun, hanya proposal penelitian memiliki aturan serta struktur penulisannya sendiri.
Setiap bab yang ada pada kerangka proposal penelitian, harus sesuai dengan peraturan struktural yang berlaku. Peraturan dan struktur ini bertujuan untuk membuat penelitian satu dengan yang lainnya memiliki kesamaan, meskipun mengangkat topik penelitian yang berbeda-beda.
Susunan kerangka proposal penelitian bukan hanya sekadar aturan belaka saja, akan tetapi memiliki manfaat yaitu agar proses penyajian proposal lebih runtut dan sistematis. Maka hasilnya, seluruh proposal yang digunakan dalam program penelitian akan sesuai dengan peraturan struktural yang telah ditetapkan.
Proposal yang disusun sesuai dengan peraturan struktural tersebut menjadi salah satu poin penting, sebab setiap bab proposal memiliki urutan yang saling sinambung. Contohnya pada bab pembuka, bab isi sebagai inti dari proposal kemudian dilanjutkan dengan bab penutup yang berisi daftar pustaka dan lampiran.
Akan tetapi, jika kerangka proposal disusun tanpa menggunakan kerangka, maka akan sangat berpeluang tidak sesuai dengan aturan struktural yang berlaku. Selain itu, peneliti juga akan merasa kebingungan. Hal ini karena penulis tidak urut dan tidak jelas ketika menyusun penelitian maupun proposal.
2. Menghindari adanya bagian yang terlewatkan
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa proposal penelitian memiliki peraturan struktural yang jelas dan cukup kaku, sehingga peraturan tersebut secara tidak langsung menuntut peneliti untuk mengikuti peraturan yang ada. Tujuannya agar tidak ada bagian atau bab dari kerangka proposal atau proposal yang terlewatkan.
Dalam penelitian, jika ada satu bab yang terlewatkan, maka bisa menjadi gambaran ada hal yang tidak benar atau proses yang salah ketika melaksanakan penelitian tertentu.
Terutama jika penelitian tersebut dilaksanakan dengan menggunakan dana hibah yang berasal dari suatu lembaga, maka tentu saja penelitian harus sempurna, teliti, dan cermat dikerjakan.
Ketika ada satu bagian yang terlewat, maka dapat dinyatakan bahwa proposal penelitian tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat disetujui.
Format proposal biasanya telah ditetapkan oleh penyedia dana untuk penelitian tersebut. Oleh karena itu, kerangka proposal penelitian akan membantu peneliti menyesuaikan format serta ketentuan umum dari proposal penelitian yang telah ditentukan. Menyusun kerangka proposal juga akan meminimalisir adanya penulisan bab yang terlewat atau terlupakan.
3. Mengikuti ketentuan struktur yang telah ditentukan
Kerangka proposal tidak hanya membuat penulisan proposal lebih tersusun, runtut dan sistematis saja, kerangka proposal juga bermanfaat agar peneliti dapat disiplin mengikuti ketentuan struktur yang telah ditetapkan.
Kerangka proposal akan memudahkan peneliti dalam menyusun proposal dengan struktur penulisan yang sesuai. Sementara itu, proposal yang telah terjadi akan lebih runtut, rapi serta sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain disiplin dan rapi, proposal yang disusun sesuai dengan peraturan akan memudahkan peneliti, karena peneliti tidak perlu melakukan banyak revisi terkait hal-hal teknis terkait penulisan.
Selain itu, proposal yang sesuai, runtut dan rapi akan memperbesar peluang lolos dan disetujui untuk mendapatkan dana hibah penelitian dari lembaga-lembaga tertentu.
4. Memudahkan penulis untuk mencari bahan penelitian
Isi dari proposal pada umumnya tidak perlu menjelaskan secara detail mengenai pembahasan dari hasil penelitian. Hal ini karena proposal disusun ketika penelitian belum dilaksanakan.
Sehingga, proposal hanya akan menyajikan gambaran besar mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, proposal memiliki struktur yang hampir sama seperti laporan hasil penelitian.
Dalam laporan hasil penelitian, setiap babnya memiliki isi landasan teori. Hal ini akan membuat proposal lebih membutuhkan referensi untuk dapat menguatkan topik penelitian yang dipilih.
Selain itu, dengan menyusun kerangka proposal maka peneliti akan lebih mudah mencari dan menentukan bahan maupun referensi penelitian.
Pexels.com
Ketika menyusun kerangka proposal, maka ada urutan-urutan kerangka yang perlu diperhatikan oleh penulis. Khususnya bagi penulis yang akan menyusun proposal penelitian, karena proposal penelitian sifatnya ilmiah dan terikat oleh kaidah struktural.
Oleh karena itu, Grameds perlu mengetahui urutan dari kerangka proposal. Berikut penjelasannya.
1. Halaman judul
Pada umumnya, struktur maupun urutan kerangka proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan urutan laporan hasil penelitian. Di mana dalam proposal juga memiliki halaman judul.
Urutan yang pertama dari kerangka proposal ialah halaman judul. Sesuai dengan namanya, halaman judul menyajikan informasi terkait judul proposal, penyusunannya dimulai dengan kata proposal, lalu dilanjutkan dengan judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pada halaman judul pula, peneliti perlu mencantumkan data diri seperti nama, NIDK atau NIDN bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti mengajar atau kuliah, tahun ajaran dan lain sebagainya yang sesuai dengan ketentuan penyusunan kerangka proposal.
2. Daftar isi
Setelah halaman judul, urutan kedua dalam kerangka proposal adalah daftar isi. Daftar isi menjelaskan mengenai letak halaman seluruh bab yang ada pada proposal. Biasanya, daftar isi diletakan di depan proposal sebelum bab pendahuluan.
Meskipun proposal penelitian biasanya tidak mencapai puluhan lembar, akan tetapi daftar isi tetap diperlukan dan harus disediakan. Karena daftar isi dapat membudahkan pembaca maupun penilai proposal untuk mengecek bagian inti dari proposal.
Contohnya pada bagian RAB atau landasan teori yang menjadi dasar dari pemilihan topik penelitian. Bagian tersebut biasanya akan langsung menjadi tujuan bagi penilai atau pembaca. Oleh karena itu, daftar isi membantu pembaca untuk langsung menuju halaman yang dinilai penting tersebut.
3. Bab I – Pendahuluan
Urutan ketiga dalam kerangka proposal ialah bab I yang berisi pendahuluan penelitian. Pada bab I ini, ada empat sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian.
Pada bab pertama dari kerangka proposal, biasanya disertakan pula laporan hasil penelitian. Sehingga peneliti dapat melakukan copy dan paste agar pengerjaan penelitian menjadi lebih efisien. Kecuali apabila ada perubahan pada beberapa sub-sub bab yang telah disebutkan.
4. Bab II – Tinjauan Pustaka
Seperti halnya bab I, pada bab II juga berisi beberapa sub bab. Dimulai dari review literatur atau referensi penelitian, batasan konseptual, hingga kerangka teori atau kerangka hipotesis penelitian.
Biasanya pada tinjauan pustaka, peneliti akan menyertakan sejumlah kutipan yang dapat memperkuat pemilihan topik penelitian yang dipilih. Sehingga pada bagian ini pula, peneliti perlu menjelaskan terkait review literatur serta batasan konseptual. Sehingga literatur atau referensi penelitian akan tertera jelas dan pembahasan penelitian pun akan lebih spesifik.
5. Bab III – Metodologi
Bab III pada kerangka proposal berisi tentang metodologi penelitian. Pada bab ketiga ini, peneliti juga perlu menyertakan beberapa sub bab. Sub bab tersebut mencakup teknik pengumpulan data, metode penelitian hingga teknik analisis data. Seluruh sub bab tersebut perlu dijelaskan dalam proposal yang disusun, tujuannya untuk menginformasikan metode penelitian serta teknik pengumpulan seperti apa yang digunakan oleh peneliti.
Begitu pula dengan penjelasan terkait teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti. Untuk menjelaskan sub-sub bab pada bab ketiga ini, penulis perlu memaparkannya dengan singkat dan padat.
6. Daftar pustaka
Daftar pustaka dalam kerangka proposal menjelaskan tentang referensi yang digunakan oleh peneliti untuk membuat proposal tersebut. Biasanya daftar pustaka bersumber dari jurnal ilmiah, buku, artikel yang terbit di internet maupun website dan artikel ilmiah.
7. Lampiran
Terakhir, peneliti perlu melampirkan beberapa dokumen untuk melengkapi proposal. Biasanya, satu halaman berisi satu dokumen. Contohnya seperti surat perjanjian dengan mitra penelitian, kartu data dan lainnya.
Cara Membuat Kerangka Proposal
Pexels.com
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa menyusun kerangka proposal dapat bermanfaat untuk proses penelitian dan penyusun proposal selanjutnya. Oleh karena itu, Grameds perlu memahami cara membuat kerangka proposal yang benar.
1. Mencari topik
Tahap pertama ketika membuat kerangka proposal penelitian adalah mencari dan menentukan topik penelitian. Pada dasarnya, topik penelitian merupakan masalah yang perlu ditemukan solusinya.
2. Mempelajari struktur proposal penelitian
Sebelum menulis kerangka proposal, peneliti perlu mempelajari struktur proposal penelitian. Sehingga penulis dapat mengetahui urutan proposal penelitian yang baik dan sesuai dengan ketentuan.
3. Menyusun bagian kerangka proposal
Setelah memahami struktur proposal penelitian, maka Grameds dapat mulai menyusun proposal penelitian. Gunakanlah kertas atau dokumen word, lalu rangkai kerangka proposal dengan urutan proposal yang sesuai dengan ketentuan.
Pastikan pula bahwa urutan per bab dalam kerangka proposal penelitian sudah sesuai dengan struktur umum. Apabila Grameds telah menentukan format proposal, maka format tersebut sebenarnya adalah kerangka proposal yang siap dikembangkan menjadi proposal penelitian yang utuh.
4. Mengembangkan bagian-bagian pada kerangka proposal
Apabila Grameds sudah selesai menyusun kerangka proposal, maka setiap bab serta sub bab hanya perlu dikembangkan dengan baik agar menjadi proposal penelitian yang sempurna. Proses mengembangkan bab-bab dalam kerangka proposal tersebut akan menyusun isi proposal penelitian secara keseluruhan.
Kesimpulannya, kerangka proposal harus disusun dengan baik oleh peneliti agar proposal dapat ditulis dan dikembangkan dengan baik sesuai dengan struktur penulisan yang telah ditentukan. Kerangka proposal yang disusun dengan baik tentu akan mempermudah peneliti, sehingga proses penulisan proposal akan lebih efisien.
Itulah penjelasan tentang kerangka proposal penelitian yang perlu Grameds ketahui dan pahami. Apabila Grameds belum memahami pembahasan terkait kerangka proposal atau proposal penelitian, maka Grameds dapat mencari tahu lebih dalam dengan membaca buku terkait.
Agar lebih memahami tentang kerangka proposal, Grameds bisa membaca buku-buku yang tersedia di Gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas tentu saja menyediakan buku-buku bermanfaat dan pasti original.
Penulis: Khansa
BACA JUGA:
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”
* Custom log
* Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
* Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
* Tersedia dalam platform Android dan IOS
* Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
* Laporan statistik lengkap
* Aplikasi aman, praktis, dan efisien