zenduck.me: Peribadatan Jalan Salib Pelipur Luka Pandemi Warga Surabaya
Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.
Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian zenduck.me dengan judul zenduck.me: Peribadatan Jalan Salib Pelipur Luka Pandemi Warga Surabaya yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.
Sebelum pandemi, di gereja, sebelum ibadat Jumat Agung cukup lazim diadakan aksi teater atau peragaan kisah Yesus di hari penyaliban. Jalan Salib terdiri atas 14 segmen atau pemberhentian, mulai dari kisah hukuman mati terhadap Yesus, perjalanan-Nya memanggul salib ke Golgota, penyaliban dan kematian Yesus, hingga pemakaman.
Menurut Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya Reverendus Dominus (RD) Yosef Eko Budi Susilo, Jalan Salib dan ibadat Jumat Agung merupakan kesatuan kisah sengsara dan kematian Yesus. Meski demikian, umat Katolik merayakan kisah sengsara dan kematian itu sebagai bagian dari Paskah atau berarti kebangkitan, kemuliaan.
Baca juga : Penyaliban Kristus, Sungguhkah Tak Terelakkan?
Yosef mengatakan, serangan pandemi sejak Maret 2020 mengakibatkan kesengsaraan, penderitaan, bahkan kematian bagi umat manusia, termasuk di Surabaya. Jika mengutip data pemerintah, sejak 17 Maret 2020, di Surabaya tercatat 115.891 kasus konfirmasi Covid-19. Sebanyak 2.929 kasus di antaranya adalah kematian. Untuk kasus konfirmasi Covid-19 bisa menjangkiti seseorang lebih dari sekali.
”Jalan Salib dan ibadat dalam pekan suci, terutama trihari suci, diharapkan turut mengobati luka sengsara dan penderitaan umat dalam pandemi,” kata Yosef. Yesus disalibkan untuk menebus dosa manusia. Semoga peribadatan juga dapat dianggap sebagai upaya umat memahami bahwa penderitaan mereka dalam masa pandemi turut diangkat dan ditebus.
Masa pra-Paskah dimulai dengan Rabu Abu pada 2 Maret 2020. Selama masa ini, umat Katolik diminta menjalani puasa dan pantang. Tahun ini, masa puasa atau Ramadhan umat Islam berlangsung beririsan dengan masa pra-Paskah.
Pekan suci
Pekan suci dalam masa pra-Paskah dimulai dengan Minggu Palma pada 10 April 2022. Selanjutnya ada trihari suci, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Minggu Paskah pada 17 April 2022 adalah puncak peribadatan karena umat Katolik merayakan peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan sebelum ibadat Jumat Agung di Katedral Surabaya mengucapkan selamat menjalani peribadatan masa trihari suci dan Paskah bagi umat Katolik dan umat Kristen.
Peribadatan umat Kristen bersamaan dengan masa Ramadhan umat Islam. ”Semoga membawa semangat keharmonisan antarumat beragama,” katanya.
Yusep melanjutkan, anggota Polri dibantu TNI, aparatur pemerintah, dan organisasi massa di Surabaya turut menjaga keamanan dan kelancaran peribadatan. Semoga kehidupan antarumat selalu penuh kerukunan, kedamaian, dan ketenteraman.
Baca juga : Warga Surabaya agar Bangkit Lawan Pandemi Covid-19
Dalam khotbah Jumat Agung di Gereja Roh Kudus Surabaya, pastor paroki Reverendus Pater (RP) Yoseph Jaga Dawam, SVD menegaskan bahwa ibadat untuk mengenang dan memperingati derita, sengsara, dan kematian Yesus di salib. ”Nilai keselamatan ada pada salib Yesus. Dengan memandang salib, dalam kelemahan dan kerapuhan hati, kita menempuh jalan salib menuju keabadian,” katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, situasi pandemi melandai sehingga ibu kota Jatim ini masuk dalam level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kegiatan peribadatan dapat dihadiri sampai 100 persen dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Namun, pengurus gereja, lanjut Eri, tetap berusaha menekan risiko penularan Covid-19 dengan masih menerapkan pembatasan kehadiran umat untuk peribadatan. Sikap kehati-hatian itu memperlihatkan kerendahan hati umat Kristen.
”Aparatur kami disebar untuk memantau dan memastikan peribadatan berjalan dengan tertib, lancar, dan sesuai protokol kesehatan,” katanya.
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengapresiasi warga Surabaya yang berkehidupan rukun. Surabaya tetap dipandang sebagai kota yang toleran terhadap kehidupan antarumat beragama. Di ibu kota Jatim ini, umat beragama dan aliran kepercayaan dapat beribadah dengan leluasa.
”Dalam perayaan hari besar agama, antarumat sudah terbiasa saling bantu, saling jaga,” kata Adi yang juga Ketua PDI-P Surabaya. Sikap gotong royong menjadi modal sosial yang penting untuk memajukan pembangunan dan peradaban masyarakat Surabaya.