4 Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan Dengan Berbagai Metode

Tidak selamanya harganya sama, suatu aset atau barang yang telah digunakan akan mengalami penurunan harga, tak terkecuali kendaraan. Cara menghitung penyusutan kendaraan secara mudah dapat dilakukan dengan mempertimbangkan usianya.

Tak hanya itu saja, ada beberapa faktor yang perlu diketahui untuk bisa melakukan perhitungan besarnya penyusutan harga kendaraan. Untuk itu, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini agar lebih mudah memahaminya.

Pengertian Penyusutan Kendaraan
Penyusutan kendaraan dapat didefinisikan sebagai suatu penurunan nilai atau harga kendaraan selaku aset tetap. Jadi, misalnya kendaraan yang dibeli dengan harga Rp15.000.000,00 setelah dijual 5 tahun kemudian harganya tidak akan sama, melainkan mengalami penurunan.

Penurunan nilai jual kendaraan tersebut sifatnya permanen. Dengan kata lain, harga kendaraan yang telah dikurangi biaya penyusutan tidak akan bisa dikembalikan ke harga asalnya ketika pertama kali dibeli.

Penyusutan nilai kendaraan dapat terjadi akibat adanya penggunaan kendaraan tersebut atau waktunya telah berakhir. Meskipun begitu, penyusutan aset tidak bisa digunakan untuk aset yang tidak berwujud, hanya aset yang berwujud saja seperti kendaraan, mesin, dan lain sebagainya.

Unsur-Unsur Penyusutan Kendaraan
Sebelum mengenal beberapa metode yang digunakan sebagai cara menghitung penyusutan kendaraan, terlebih dahulu harus mengetahui unsur-unsur yang ada dalam penyusutan kendaraan. Unsur-unsur tersebut menjadi variabel yang dapat memengaruhi besarnya penyusutan kendaraan.

Beberapa unsur yang ada dalam perhitungan penyusutan kendaraan antara lain:

Harga Perolehan
Untuk membeli suatu kendaraan, tentunya harus memerlukan biaya atau uang sejumlah yang telah ditetapkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli kendaraan tersebutlah yang disebut sebagai harga perolehan.

Harga perolehan menjadi unsur penting yang menentukan besarnya nilai penyusutan kendaraan setiap tahunnya. Perlu diperhatikan bahwa harga perolehan tidak hanya terbatas pada harga kendaraan ketika dibeli, namun mencakup biaya lain yang dikeluarkan untuk mendapatkan kendaraan tersebut.

Misalnya, Anda membeli kendaraan yang dikirim dengan menggunakan jasa kurir atau jasa antar. Jasa antar tersebut mengenakan biaya pengiriman kendaraan kepada Anda. Oleh karena itu, biaya pengiriman tersebut masuk ke dalam harga perolehan.

Usia Ekonomis
Setiap kendaraan memiliki masa habis pakai atau masa efektif penggunaannya. Perkiraan masa habis pakai kendaraan atau aset lainnya sampai usia tertentu dinamakan sebagai usia atau umur ekonomis.

Misalnya, Anda memprediksi bahwa kendaraan yang dibeli pada tahun 2018 akan rusak atau tidak bisa berfungsi dengan baik maupun kondisinya sudah tidak layak pakai pada tahun 2025. Prediksi itulah yang disebut dengan usia ekonomis kendaraan.

Umur ekonomis menjadi salah satu unsur yang diperlukan dalam metode yang digunakan sebagai cara menghitung penyusutan kendaraan. Umur ekonomis dapat ditentukan dari sisi fisik dan fungsional suatu aset.

Oleh sebab itu, kedua sisi tersebut harus dalam kondisi yang baik, tidak bisa salah satunya saja. Misalnya, kendaraan yang fisiknya terlihat baik-baik saja belum tentu bisa berfungsi dengan baik. Sebaliknya, kendaraan yang masih berfungsi dengan baik terkadang kondisi fisiknya sudah tidak layak.

Nilai Residu
Kendaraan yang umur ekonomisnya telah habis dan kemudian dijual, maka akan diketahui nilai residunya. Kendaraan yang umur ekonomisnya telah habis namun tidak dijual, maka nilai residunya menjadi nol.

Adapun yang dimaksud dengan nilai residu adalah nilai sisa yang ada pada suatu aset saat usia ekonomisnya sudah habis kemudian dikurangi dengan nilai penyusutannya.

Berikut ini adalah Cara Menghitung Umur Ekonomis Mobil Pick Up.

Cara Menghitung Penyusutan Kendaraan dengan 4 Metode
Seperti halnya saat menghitung nilai residu suatu aset, menghitung penyusutan kendaraan juga bisa dilakukan dengan 4 metode, yakni:

Metode Garis Lurus
Metode paling umum yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset adalah metode garis lurus. Metode ini menyajikan perhitungan sederhana yang digunakan untuk menjaga penyusutan agar tetap konstan.

Konstan yang dimaksud adalah biaya penyusutan suatu aset dalam setiap periode nilainya akan tetap sama. Untuk menggunakan metode garis lurus, ada dua jenis rumus yang bisa digunakan, yakni dengan dan tanpa nilai residu.

* Rumus dengan Menyertakan Nilai Residu

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis

* Rumus tanpa Menyetakan Nilai Residu

Biaya Penyusutan = Harga Perolehan : Usia Ekonomis

Contoh soal:

PT Aku Pintar membeli mobil untuk kebutuhan operasional pada tahun 2013 seharga Rp400.000.000,00. 6 tahun kemudian mobil tersebut dijual dengan harga Rp100.000.000,00. Berapakah biaya penyusutan mobil tersebut setiap tahunnya?

Jawab:

Diketahui bahwa:

Harga perolehan : Rp400.000.000,00

Usia ekonomis : 6 tahun

Nilai residu : Rp100.000.000,00

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Usia Ekonomis

= (Rp400.000.000,00 – Rp100.000.000,00) : 6

= Rp300.000.000,00 : 6

= Rp50.000.000,00

Jadi, biaya penyusutan per tahun mobil PT Aku Pintar adalah sebesar Rp50.000.000,00.

Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda berfungsi untuk mengkalkulasikan biaya penyusutan aset tetap yang berupa mesin produksi. Hal ini karena mesin secara umum tidak akan selamanya berfungsi sama seperti ketika pertama kali dibeli.

Adapun rumus perhitungan biaya penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda adalah:

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan : Usia Ekonomis) x 2

Menghitung biaya penyusutan dengan metode di atas akan menggunakan nilai buku yang terus mengalami penurunan setiap periodenya sebagai patokan. Dibandingkan dengan metode garis lurus, metode saldo menurun ganda lebih rumit perhitungannya.

Metode Jumlah Angka Tahun
Meskipun rumusnya berbeda, secara umum cara menghitung penyusutan kendaraan dengan metode jumlah angka tahun hampir sama dengan metode garis lurus.

Rumusnya:

Biaya Penyusutan = Sisa Usia Pemakaian : Jumlah Angka Tahun x (Harga Perolehan – Nilai Residu)

Metode Unit Produksi
Metode berikutnya yang bisa digunakan adalah metode unit produksi, yakni dengan menetapkan penyusutan dengan memerhatikan jumlah unik produksi dari suatu aktiva tetap. Yang ditekankan dari metode ini adalah fungsi, dibandingkan dengan waktunya.

Dibandingkan dengan aset berupa kendaraan, metode ini banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk melakukan perhitungan terhadap sisa usia dari aset tetap yang mereka miliki.

Rumus perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode unit produksi:

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) x (Pemakaian : Kapasitas Maksimal)

Contoh soal:

Pak Sutrisno membeli mobil dengan harga Rp500.000.000,00 pada tanggal 20 Maret 2014. Mobil tersebu setelah 5 tahun mengalami penurunan performa dari yang awalnya bisa menempuh jarak hingga 200.000 km sekarang hanya bisa menempuh jarak 100.000 km.

Rencananya mobil tersebut akan dijual dengan harga Rp200.000.000,00. Lalu, berapa biaya penyusutan mobil Pak Sutrisno tersebut?

Jawab:

Diketahui bahwa:

Harga perolehan : Rp500.000.000,00

Nilai residu : Rp200.000.000,00

Pemakaian : 100.000 km

Kapasitas maksimal : 200.000 km

Biaya Penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) x (Pemakaian : Kapasitas Maksimal)

= (Rp500.000.000,00 – Rp200.000.000,00) x (100.000 : 200.000)

= Rp300.000.000,00 x 0,5

= Rp150.000.000,00

Jadi, biaya penyusutan mobil setelah dijual adalah Rp150.000.000,00.

Keempat metode di atas bisa digunakan sebagai cara menghitung penyusutan kendaraan. Masing-masing metode bisa digunakan sesuai dengan variabel atau unsur yang tersedia.