Alat Musik Kecapi Sejarah Pengertian Cara Memainkanya

Indonesia dikenal memiliki aneka ragam suku, ras, bahasa, serta agama. Dengan perbedaan yang dimilikinya, memberikan warna serta kekayaan sendiri di berbagai bidang kehidupan masyarakatnya. Termasuk dalam hal kesenian, salah satunya ialah hadirnya alat musik kecapi asli di beberapa daerah.

Mengapa Penting Mengenal Apa Itu Kecapi
Dengan mengetahui kekayaan nusantara tidak terkecuali di bidang kesenian lebih khusus permusikan. Itu artinya Anda juga ikut serta dalam upaya melestarikan budhaya yang dimiliki oleh negara Indonesia tercinta ini.

Selain itu, mengetahui lebih dalam akan keesenian yang diwariskan oleh leluhur negara ini. Setidaknya Anda juga ikut memberikan penghargaan atas jasa mereka. Dengan pengetahuan terkait warisan budaya secara mendalam, akan mudah menjelaskan dan turut serta dalam mengenalkan budaya lokal.

Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi negara lain yang berani mengaku-ngaku sebagai pemilik kesenian A maupun kesenian B, wabil khusus ialah alat musik kecapi ini. Maka, generasi mendatang akan bisa merasa bangga ketika memakai dan memainkannya.

Sejarah Alat Musik Kecapi

Kehadiran sesuatu hal tentu tidak lepas akan adanya sejarah yang mengiringinya. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana awal mula kecapi hadir mewarnai aneka ragam alat musik di Indonesia ini. Kemudian perlu menghadirkan ulasan terkait asal usul hadirnya alat musik tradisional kecapi ini.

Pengertian Kecapi
Secara etimologis, Pakacaping memiliki arti sebagai pemain kecapi. Memiliki asal kata dari dua suku kata yakni, pa diterjemahkan sebagai “pemain”. Kacaping yang dimaknai dalam bahasa Indonesia dengan “Instrumen”.

Sementara jika ditilik maknanya secara harfiah dapat diartikan sebagai tradisional musik. Pakacaping merupakan suatu permainan instrumen kecapi. Biasa dimainkan oleh satu orang maupun lebih sehingga terkesan meriah dan seru.

Baca Juga: Alat Musik Bali

Masih dengan pengertian secara harfiah, instrumen yang dimainkan tersebut diiringi oleh sentuhan akkelong atau nyanyian. Ini dilakukan melalui cara-cara si sila-sila maupun si bali-bali, biasa diartikan sebagai saling berbalas syair lagu.

Menurut Sejarah Penciptaan Kecapi
Terdapat tiga versi bagaimana alat musik ini tercipta. Sumber pertama mengatakan, alat kecapi berasal dari Ghuzeng China, dimana biasa digunakan sebagai pengiring sebuah lagu dengan irama yang lembut sehingga pendengar merasakan kemerduan nada-nadanya.

Versi selanjutnya mengatakan bahwa alat musik kecapi ini berasal dari tanah Bugis Makassar. Awal mulanya ditemukan oleh seorang pelaut yang sedang berlayar dan meninggalkan kekasihnya di daratan. Ketika gesekan layar dengan pengait waktu badai menimbulkan irama indah.

Versi ketiga ialah, alat musik kecapi ini diungkapkan berasal dari tanah pasundan. Meskipun demikian belum diketahui bagaimana sejarah ditanah tersebut terkait keberadaan benda tersebut. Namun keberadaannya sudah diyakini karena seringkali di tampilkan di acara festival musik.

Asal Usul Kecapi di Sulawesi Selatan
Sebagai alat musik tradisional kecapi merupakan salah satu penggambaran akan karakter budaya Sulawesi Selatan yang khas. Jika ditelusuri lebih dalam, memang tidak ada sumber mutlak tentang awal penciptaan dan persebarannya.

Dirangkum dari berbagai sumber mengatakan Kanjillo merupakan muasal dari Kecapi. Ia ialah alat musik yang terbuat dari kayu pilihan dan memiliki bentuk seperti Pinisi. Bagian permukaannya dibentangkan senar, sementara untuk kepalanya diberi tempurung sebagai ruang resinangsinya.

Kanjilo dalam bahasa Makassar adalah sebuah nama dari jenis ikan yang hidup di air tawar, rawa-rawa, serta sungai. Sementara jika dalam bahasa Indonesia bermakna ikan gabus. Keunikan kehidupannya membuatnya dipilih sebagai nama dari alat penghasil nada tersebut.

Perkembangan Instrumen Kecapi di Gowa
Alat Kecapi juga mengalami perkembangan dalam bagian instrumen. Pada sekitaran tahun 1975 seiring berdirinya sebuah Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Ujung Pandang. Kini telah berubah nama menjadi SMKN Sombaopu Gowa memang memberikan pengaruh besar.

Keberadaan tersebut memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan alat musik kecapi, terutama di daerah Gowa. Karena banyak pemain lokal yang menirukan bentuk instrumen sekolah tersebut dan dibawakan saat melakukan pementasan.

Kemudian terjadi perkembangan berupa sistem tangga nada menjadi enam grid. Selain pertumbuhan nada, yang awalnya hanya lima menjadi tujuh pokok. Terakhir ialah perkembangan syair lagu yang diiringi.

Bentuk Alat Musik Kecapi

Alat Musik Kecapi Memiliki Dua Macam bentuk. Perbedaan tersebut memberikan warna dan kesan yang unik sehingga membuatnya memiliki fungsi berbeda. Jika Anda ingin mengetahuinya lebih dalam, maka melanjutkan untuk membaca artikel ini merupakan pilihan tepat.

Kecapi Siter
Kecapi Siter merupakan salah satu bentuk dari alat musik tradisional ini. Bentuknya tergolong lebih sederhana di bandingkan dengan yang perahu. Yakni memiliki berupa trapesium rata dengan lubang beresonansi di dalamnya.

Cara memainkan kecapi siterpun di rasa tidak jauh berbeda dengan kecapi bentu lainnya. Yaitu dengan cara memetik senar yang ada seperti memainkan alat musik petik lainnya. Tentu Anda harus belajar kepada ahlinya agar suara terdengar indah.

Hampi sama dengan bentuk lainnya, kecapi siter ini berasal dari kayu. Sebelumnya kayu yang akan di gunakan pun harus diolah dengan merendamnya selama lebih kurang tiga bulan. Perendaman di lakukan agar tekstur dan strukturnya lebih kuat.

Kecapi Parahu
Seperti nama yang tersemat, kecapi ini memiliki bentuk mirip dengan perahu. Setelah kayu melalui proses perendaman langkah yang di lakukan ialah memahatnya menjadi seperti keinginan. Cara memainkannyapun sama yakni dengan di petik.

Saat kayu yang di bentuk dengan pahatan sudah menyerupai perahu, proses pemasangan senar pun dilakukan. Umumnya terbuat dari baja. Dengan proses tersebutlah maka dikenal alat musik bernama kecapi.

Kecapi jenis ini memiliki fungsi lebih di bandingkan dengan jenis lainnya. Yaitu berguna sebagai pimpinan alunan dan tempo musik ketika membawakan suatu tembang ataupun lagu pilihan pelakon seni.

Fungsi Alat Musik Kecapi

Pada umumnya alat musik bernama kecapi ini memiliki fungsi sebagai pengiring tembang ataupun musik tradisional. Terdapat dua fungsi yang dihadirkannya, pertama ialah fungsi indung atau induk dan kedua ialah rincik atau anak. Berikut ulasan lebih lengkapnya:

Fungsi Induk atau Indung
Fungsi induk atau indung ialah berguna dalam memimpin irama suatu iringan musik dengan cara memainkan suatu intro, bridges, interlude, maupun mengatur tempo dalam permainan nada itu sendiri dan juga tembang dari sebuah lagu.

Kecapi indung ini memiliki senar cukup banyak yaitu sekitar delapan belas ataupun dua puluhan dawai. Ukurannya pun juga jauh lebih besar ketimbang kecapi anak. Memiliki variasi yang beragam sehingga fungsinyapun berbeda.

Dengan perbedaan bentuk dan juga fungsi, Anda akan menemukan banyak hal yang lebih variatif dalam seni musik ini. Kekayaan kecapi ini tidak mungkin ditemukan di beragam jenis alat penghasil nada suara lain.

Fungsi Rincik atau Anak
Kecapi rincik atau biasa di kenal dengan sebutan anak ini memiliki fungsi yang tidak bisa di sepelekan juga. Jika dimainkan alat tersebut akan memperkaya iringan musik dengan mengisi ruangan-ruangan kosong antara nada.

Terutama nada-nada dengan frekuensi lebih tinggi, terkhusunya dalam memainkan lagu yang terdapat di dalam sebuah kecapi suling atau Sekar Penambih. Memiliki ukuran lebih kecil dan dawainya sedikit, yaitu hanya lima belas dawai saja.

Hingga sekarang alat musik kecapi ini masih sering di gunakan pada acara-acara hajatan masyarakat. Terutama pernikahan, khitanan, serta lainnya yang membutuhkan hiburan serta iringan musik. Keunikannya sudah terkenal hingga mancanegara.

Notasi yang di miliki oleh Kecapi
Sebuah alat musik kecapi ini pasti memiliki notasi-notasi yang di gunakan sebagai patokan iringan sebuah lagu. Di dalam kecapi sunda terdapat lima nada tangga (pentatonis), yaitu Da, Mi, Na, Ti, dan La berbeda dengan alat musik lain.

Alat musik lainnya biasa menggunakan nada tangga Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do. Maka perbedaan tersebut tentu membuatnya lebih unik dibandingkan lainnya. Meskipun setiap alat pasti memiliki ciri khasnya masing-masing.

Notasi yang digunakan saat memainkan alat musik kecapi ini adalah notasi dengung. Notasi tersebut adalah sebuah nada, juga merupakan bagian dari suatu sistem. Hal tersebut di kenal oleh kalangan seniman sebagai heptachordal pelog.

Teknik yang Dapat di mainkan dengan Alat Musik Kecapi

Alat musik kecapi ini dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari tangan, baik itu kecapi siter maupun kecapi perahu. Menggunakan teknik berikut, Anda akan dapat menghasilkan suara berkualitas serta enak didengar. Berikut teknik cara memainkan kecapi yang dapat Anda mainkan:

Teknik Di Jambret
Teknik Di Jambret mungkin terdengar unik dan asing pada telinga Anda, karena yang tergambar mungkin ialah sebuah tindak kejahatan. Ini bisa di lakukan dengan menggerakan jari jemari tangan kanan, yaitu jempol, tengah, serta telunjuk (dibunyikan secara bersamaan).

Kemudian dua jari tangan kiri, yaitu bagian jempol, serta telunjuk. Di gunakan dengan memetik senar sebagai pengisi nada bebas. Teknik Di Jambret digunakan sebagai istilah karena posisi badan dan tangan pemain seolah seperti ingin menjambret.

Teknik ini biasa juga di gunakan ketika sedang mengiringi sebuah tembang, ataupun lagu-lagu dengan tempo yang lebih cepat serta Anda harus berhati-hati ketika memainkannya. Karena jika sedikit salah, akan menghasilkan nada yang berbeda.

Teknik Sintreuk Toel
Teknik Sintreuk toel ini adalah teknik memetik sebuah senar kecapi dengan langkah menjentikan jari. Menggunakan ujung jari telunjuk tangan kanan serta kiri. Jika di lihat Anda akan seperti mentoel atau mencolek seseorang.

Perlu di perhatikan tangan kanan dan juga kiri harus berperan secara signifikan. Sebab untuk menyelaraskan antara ketetapan serta kecepatan nada, sepanjang tembang ataupun lagu yang dibawakan.

Baca Juga: Tari Tradisional

Jika Anda menggunakan teknik ini, perlu memposisikan jari telunjuk melengkung di bawah senar sebuah kecapi. Pemain menjentikkan mentoel senar dengan sebuah jari telunjuk sehingga menghasilkan nada yang diinginkan. Untuk menghasilkan suara yang melodis.

Teknik Dijeungkalan
Di teknik ini akan lebih mudah dan simple di bandingkan sebelumnya. Perlu Anda coba serta jangan sampai terlewat. Meski gampang, tetap perlu memperhatikannya lebih seksama lagi, jangan menganggap enteng.

Lakukan posisi berikut, condongkan badan pemusik ke depan, posisi jari hampir mirip dengan teknik di jambret. Hal yang membedakan ialah posisi dari pemainnya. Perhatikan pula jari jemari tangan agar hasil memuaskan.

Jari jemari pada tangan kanan di gunakan untuk memainkan tiga senar nada secara bersamaan. Sedangkan posisi sebelah kiri di pakai untuk memetik senar dan memainkan nada dengan bebas tanpa aturan pasti.

Alat Musik Pelengkap Simponi Kecapi dari Sulawesi Selatan
Biasanya simponi kecapi yang berasal dari Sulawesi Selatan tidak dimainkan sendiri saja, namun juga didampingi oleh beberapa alat supaya terdengar lebih indah. Beraneka macam pengiring saling bersautan dan mengisi. Berikut disuguhkan alat musik pelengkap simponi kecapi:

Dalam simponi kecapi yang berasal dari Sulawesi Selatan alat musik ini tentu tidak boleh di tinggalkan. Sejarahnya ialah, seorang pelaut diceritakan sebagai penemunya, sehingga memiliki bentuk seperti perahu.

Bentuknya yang menyerupai perahu memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu. Alat musik ini sesuai data yang berada di dinas kebudayaan Sidrap seiring waktu selalu mengalami perubahan.

Biasanya di gunakan sebagai hal yang di pentaskan dalam acara penjemputan para tamu, perkawinan hajatan, bahkan hingga hiburan di kala ada ulang tahun. Itulah keunikan kecapi, melekat dengan kehidupan masyarakatnya.

Gendang
Gendang merupakan alat musik yang juga akrab di sebut sebagai Genrang. Merupakan jenis perkusi mempunyai dua buah bentuk dasar. Yaitu bulat panjang serta bundar seperti halnya sebuah rebana kasidahan.

Biasanya gendang terbuat dari kulit hewan yang telah di proses sedemikian rupa sehingga menghasilkan bunyi-bunyian sedap di dengar. Dikombinasikan pula dengan batang tumbuhan sebagai badan penunjang supaya tegak.

Alat musik ini juga bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Karena keberadaannya itu merupakan produk asli nusantara. Cocok di kombinasikan dengan alat musik apapun membuatnya juga semakin mendunia.

Lontara
Disebut sebagai alat musik lontara karena bahan dasar pembuatannya yang berasal dari “Lontara”, bisa ditemukan didaerah Sidenregg Rappang. Bahan dasar tersebut mudah di temukan pada daerah asal membuat harganya juga menjadi terjangkau.

Alat musik ini jika Anda bayangkan bentuknya mirip sekali dengan suling yang biasa melengkapi iringan tampilan instrumen dangdut. Meskipun hampir sama bentuknya, namun ia tentu memiliki daya pikat dan keunikan yang berbeda.

Suling ataupun Lontara khas daerah tersebut biasanya bertugas sebagai pengiring melodi pada pertunjukkan musik. Bersama dengan alat lainnya yaitu kecapi dan biola. Akan menghasilkan sesuatu yang indah.

Anak Beccing
Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata Anak Beccing? Bingung? Tentu akan merasakan hal serupa jika bukanlah seorang yang berasal dari Sulawesi. Oleh karenanya perlu membaca ulasan berikutnya secara lebiih lengkap.

Alat musik ini dibuat dari sebatang logam, memiliki bentuk seperti pendayung. Anak Beccing merupakan bagian dari sebuah perangkat tarian Bugis. Yaitu tarian Bisu yang dipertunjukkan saat upacara pernikahaan, pelantikan, kematian raja, saat terjadi sebuah wabah penyakit.

Selain itu biasa juga digunakan sebagai penanda dimulainya sebuah masa tanam padi. Dalam pertunjukkan simponi kecapi, bersama dengan alat musik lea-lea berfungsi untuk ritmis pengiring melodi dari yang lainnya.

Lea-Lea
Lea-Lea juga adalah sebuah alat yang sangat khas didaerah tersebut. Berfungsi sebagai alat pendamping kecapi. Gunanya untuk mengisi ritme-ritme kosong disaat pertunjukkan berlangsung sehingga terdengar lebih pas.

Dibuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil sampai pada tangkai pegangannya. Lelea tentu menjadi hal unik dan tidak ditemukan didaerah lainnya. Alat musik senada mungkin ada, tetapi sama persis dirasa tidak mungkin ada.

Cara memainkan alat musik ini ialah dengan membenturkan satu sama lainnya, dengan begitu akan menghasilkan bunyi-bunyian yang khas. Jika di dengar gemericik lah yang dihasilkan dari permainan tersebut.

Gong
Gong tersebar di hampir seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Biasa dipakai untuk mengiringi alunan musik tradisional. Baik di wilayah pulau jawa ataupun sulawesi serta banyak lainnya.

Alat ini berasal dari tembaga, dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan bunyi yang sesuai sebutannya. Membuatnya diberikan istilah sama dengan hasil suaranya dan memiliki sebutan di seluruh wilayah sebagai “Gong”.

Alat pemukul yang digunakan sebagai pendamping dalam penggunaan gong ini ialah sebuah kayu yang diberikan lilitan kain. Dibuat dengan bulatan yang lebih menonjol, sebagian kayu tersebut tidak mendapatkan balutan (untuk pegangan).

Biola
Meskipun simponi musik kecapi ini tergolong pertunjukkan tradisional, namun juga menghadirkan biola sebagai pelengkapnya. Akan tetapi, sebenarnya alat musik tersebut bukanlah sebuah hal tradisional masyarakat Bugis.

Meskipun demikian, keberadaan biola tetaplah dianggap penting karena digunakan sebagai penopang melodi pada lagu-lagu dalam Simponi Kecapi. Perpaduan unik ini tentu menghadirkan suguhan yang berbeda dan lebih mantap.

Pada awalnya pembentukan simponi kecapi keberadaan biola bukanlah sesuatu yang signifikan. Seperti alat tradisional lainnya dikarenakan sumber daya manusia pada saat itu. Kemudian di beberapa tahun terakhir ini keberadaannya sangat mendominasi.

Fungsi Sosial Nyanyian Musik Kecapi yang Terdapat di daerah Bugis
Musik kecapi biasanya diiringi dengan syair-syair atau biasa disebut lagu-lagu yang dihadirkan untuk melengkapi seni pertunjukkan tersebut. Dengan begitu, cukup menarik jika mengulas tentang pesan terkandung di dalamnya. Berikut ulasan dari fungsi sosial nyanyian ini:

Dalam Bidang Rumah Tangga dari Nyanyian Musik Kecapi
Berikut akan diulas dalam bahasa Indonesia yang telah diterjemahkan dari kata Bugis kurang lebih sebagai berikut:

“itulah pesan-pesan saya kepada engkau Cappi, saya memberitahu kepada kalian karena kita ini adalah lelaki, jika esok atau lusa ada anak di antara kalian ingin dinikahkan, mohon jangan melihat perempuan dari sisi kecantikanya, tolong jangan melihat sisi cantik, sisi muda, atau sisi kekayaan yang ia miliki, tetapi lihatlah dari sisi sifatnya semata. Walaupun seseorang tidak cantik namun sifatnya bagus itu lebih baik”.

Lagu tersebut memiliki fungsi secara rumah tangga untuk mengajarkan agar seorang lelaki memilih perempuan, karena sifat yang ia miliki dan bukan karena hal lainnya. Karena ukuran dari suatu pernikahan bukanlah karena wajah, melainkan watak itu sendiri.

Dalam Kemasyarakatan dari Nyanyian Musik Kecapi
Berikut akan dituliskan penggalan lagu dari musik kecapi yang berasal dari daerah Bugis. Namun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah untuk mengerti serta memahami bagi penduduk luar daerah.

“Cappi itulah yang saya sampaikan kepada dirimu, bahwa besok atau lusa ada uang yang engkau dapatkan, berapapun jumlah uang terberikan, dalam genggaman, pasti suatu saat nanti akan habis juga”.

Lirik lagu tersebut berfungsi menyampaikan kepada semua orang. Bahwa sebagai manusia yang merupakan mahluk sosial tidak diperkenankan untuk terlalu perhitungan kepada sesama. Mengerti apa yang ia miliki. Karena sesuatu berwujud milik Kita akan habis juga.

Dalam Bidang Agama dari Nyanyian Musik Kecapi
Berikut akan ditulis dalam bahasa Indonesia lirik yang biasa dimainkan. “Saya mohon maaf tiada henti kepada semua umat islam yang mendengarkan lagu ini, jika ternyata menyinggung perasaan. Akan memohon ampun dari ujung kaki hingga ujung rambut. Saya mengakui jika pekerjaan yang saya lakukan pada dasarnya tidaklah sama dengan perilaku sebenarnya. Semoga memaknai atas apa yang disampaikan, dari lagu yang disampaikan karena memiliki hubungan keluarga. Yang pertama berna Bungaputte dan kedua Lagenggong”.

Fungsi dari lagu tersebut ialah memberikan nasihat bahwa lebih baik sesuatu yang berkaitan orang banyak sebaiknya didahului dengan kata maaf. Walaupn ditujukan sebagai alat hiburan atau hanya candaan semata. Karena yang mengeluarkan hal tersebut tidak bisa menjadi pendengar yang baik

Alat Musik Tradisional di Indonesia yang Mirip dengan Kecapi
Beberapa alat musik memang memiliki kesamaan. Baik dari cara bermainnya, komposisi bahan pembuatannya, ataupun nada yang dihasilkan. Oleh karenanya perlu juga mengenal beberapa hal yang mirip tersebut. Berikut disajikan ulasan lebih lengkapnya:

Sasando
Alat musik ini berasal dari daerah pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bunyi yang di hasilkanpun mirip dengan alat petik lainnya. Meskipun demikian nada yang khas dan harmoni dapat Anda nikmati, sensasinya pun juga berbeda.

Memiliki bentuk yang unik, sasando mempunyai banyak jenis. Poin yang membedakan dari semuanya ialah jumlah dawai yang dimilikinya. Di antaranya sasando Engkel (28) dawai, dan juga sasando Dobel (56-84 Dawai) dan masih banyak lagi.

Alat musik ini biasa dimainkan dalam acara-acara adat atau tradisional di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sasando juga mampu dimainkan secara tunggal disaat modern ini. Seperti Berto Pah yang ahli memainkan sasando secara mandiri

Sampek
Selain sasando dan juga kecapi, alat musik ini juga merupakan asli Indonesia. Berasal dari pulau kalimantan khususnya suku Dayak. Bahan dasar yang digunakan juga berasal dari kayu. Terlebih ulin sebagai ciri khas.

Kayu ulin memiliki nama lain kapur atau arrow. Dengan dilengkapi tiga sampai enam dawai. Upacara adat suku dayakpun juga tidak bisa terlepas dengan menggunakan iringan nada yang dihasilkan dari sampek.

Cara pembuatannya bisa dibilang cukup rumit. Kayupun juga harus benar-benar dipilih. Seperti kebanyakan alat musik tradisional lainnya, semakin keras bahan dasar akan menghasilkan nada yang lebih bagus pula.

Hasapi
Hasapi berbeda dengan yang namanya kecapi. Ia adalah alat musik tradisional yang menjadi ciri khas Batak Toba dan sering disebut sebagai kecapi batak karena bentuknya yang dinilai amat sangat mirip.

Hasapi dan kecapi sesuatu yang berbeda. Mulai dari ukuran sampai jumlah dawainya juga dilihat tidak sama. Terdapat dua jenis pada alat musik ini, yaitu Ende dan juga Doal. Biasa dimainkan saat acara pernikahan adat.

Tidak mudah dimainkan membuatnya jarang digunakan oleh orang-orang. Tergolong kedalam alat musik ritmis, karena penggunaannya yang tidak perlu tangga nada. Biasanya dibuat dari kayu ijor didapat dari pinggiran danau toba. Ukirannya yang bagus menjadikan sangat cocok untuk dipajang didalam ruangan.

Baca Juga: Tarian Daerah

Kekayaan yang dimiliki oleh sebuah alat musik kecapi tidak hanya berhenti pada pengertian kecapi, tetapi juga variasi bentuk, fungsi, jenis, teknik cara memainkannya. Bahkan pesan yang terkandung dalam lirik yang didendangkan syarat akan pelajaran hidup didalam segala aspek kehidupan.

Alat musik kecapi ternyata terdapat di berbagai daerah di Indonesia, salah duanya berada di Sulawesi dan juga Jawa Barat. Meskipun beberapa sumber menyebutkan bahwa ia bermuasal dari daratan China.