Cara Menentukan Arah Kiblat Sholat Menurut 4 Mazhab

Jakarta – Menghadap kiblat termasuk dalam syarat sahnya sholat. Yang mana berarti sholat seorang muslim akan sah bila menghadap kiblat. Kiblat umat Islam dalam sholat yakni Kakbah yang terletak di Masjidil Haram, kota Makkah.
Landasan hukum menghadap dalam sholat kiblat disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Arab Latin: Qad narā taqalluba waj-hika fis-samā`, fa lanuwalliyannaka qiblatan tarḍāhā fa walli waj-haka syaṭral-masjidil-ḥarām, wa ḥaiṡu mā kuntum fa wallụ wujụhakum syaṭrah, wa innallażīna ụtul-kitāba laya’lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa mallāhu bigāfilin ‘ammā ya’malụn.

Artinya: “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 144).

Dalam hadis ada cukup banyak sabda Nabi yang mensyariatkan sholat untuk menghadap kiblat, satu di antaranya diriwayatkan oleh Malik dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar. Ia berkata:

“Ketika orang-orang sholat Subuh di Kuba, seseorang mendatangi mereka dan berkata, ‘Sungguh, Rasulullah SAW semalam telah menerima wahyu yang memerintahkan supaya menghadap kiblat. Jadi, menghadaplah ke sana’. Kaum muslim yang awalnya menghadap ke Syam memutar guna menghadap kiblat”. (HR Bukhari & Muslim)

Cara Menentukan Arah Kiblat untuk Sholat

Ada sejumlah cara yang bisa digunakan seorang muslim untuk mengetahui arah kiblat shalat. Dilansir buku Kitab Shalat Empat Madzhab oleh, para ulama fikih menjelaskan cara menurut setiap madzhab.

Madzhab Hanafiah

Ada tiga alternatif yang bisa digunakan seorang dalam menentukan arah kiblat.

Pertama, jika di daerah tersebut ada masjid dengan mihrab tua yang didirikan oleh para sahabat atau tabi’in, seperti Masjid Umawi di Damaskus dan Masjid Amr bin ‘Ash di Mesir, ia wajib sholat menghadap ke arah mihrab tua. Tidak sah bila mencari dan melaksanakan sholat dengan menghadap ke arah lain.

Kedua, ketika berada di daerah yang tidak ada mihrab tuanya, seseorang wajib bertanya kepada orang beriman yang mengetahui arah kiblat di sekitarnya dekatnya. Ketiga, bila tidak ada mihrab dan tidak ada juga orang untuk ditanya. Ia wajib mengetahui arah kiblat dengan jalan meneliti. Misal, sholat menghadap ke arah yang diduga kuat sebagai arah kiblat atau menggunakan alat seperti kompas.

Madzhab Malikiah

Orang yang hendak sholat tapi tidak tahu arah kiblat /tag/arah-kiblat , lalu ia menemukan mihrab tua yang menunjukkan kiblat, wajib baginya mengikuti arah kiblat mihrab tersebut. Mihrab tua menurut Maliki hanya ada di empat masjid; Masjid Nabawi, Masjid Bani Umayyah, Masjid ‘Amr bin ‘Ash, dan Masjid Qairawan.

Jika seseorang berada di daerah yang berlandaskan kaidah Islam, bisa ditentukan oleh orang-orang yang mengetahui arah kiblat di sekitar situ dan ahli ijtihad.

Madzhab Syafi’iah

Ada empat tingkatan dalam menentukan arah kiblat: Pertama, orang yang bisa mengetahui arah kiblat sendiri, tanpa harus bertanya pada orang lain. Kedua, bertanya kepada orang yang dipercaya dan mengetahui kiblat. Alat bisa dijadikan pengganti orang yang dipercaya adalah kompas.

Ketiga, berijtihad. Cara ini hanya dibolehkan jika tidak ada orang yang dapat dipercaya untuk ditanya dan tidak memiliki sarana penunjuk arah kiblat. Keempat, mengikuti seorang mujtahid. Orang yang tidak memiliki semua sarana penunjuk kiblat seperti di atas boleh mengikuti orang ahli ijtihad.

Madzhab Hambaliah

Ada beberapa langkah yang harus diambil bagi orang yang tidak tahu arah kiblat:

Pertama, mengikuti arah mihrab. Kedua, jika tidak menemukan mihrab, harus bertanya kepada orang yang mengetahui arah kiblat.

Ketiga, jika tidak menemukan orang untuk ditanya, ia wajib berijtihad. Keempat, jika tidak bisa berijtihad, ia wajib mengikuti ijtihad orang lain. Kelima, jika juga tidak ada, ia boleh sholat menghadap ke arah yang diyakini.

Tahapan menurut Hambali harus dilakukan secara berurutan, bila tidak sholatnya tidak sah. Alasannya karena orang itu sudah meninggalkan tahapan yang wajib ditempuh dalam kondisi seperti ini.

Simak Video “Melihat Kiswah Baru Ka’bah Senilai Rp 99 M”
[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)