Gejala Omicron Pada Anak

Gejala Omicron pada Anak. todaysparent.com Merdeka.com – Setelah dua tahun, pandemi COVID-19 masih terus merebak. Bahkan saat ini, varian baru muncul dan gelombang infeksi baru berulang. SARS-CoV-2 telah bermutasi secara drastis, membuat penyakit ini semakin cepat menular, terutama di kalangan kelompok yang rentan.

Sejak Desember 2021, varian Omicron yang menyebar cepat menyebabkan lonjakan kasus secara global. Kepala Penasihat Medis Presiden AS, Dr Anthony Fauci, mengatakan, “Omicron, dengan tingkat efisiensi transmisibilitas yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, pada akhirnya akan menemukan hampir semua orang.”

Ketika kasus kembali meroket, hampir setiap orang berpeluang tertular, bahkan bayi dan anak-anak. Bukti awal menunjukkan bahwa anak-anak bisa lebih rentan terhadap varian baru ini daripada yang sebelumnya, sementara para ahli berpendapat bahwa tidak perlu panik dengan varian baru ini.

Varian omicron yang memiliki gejala mirip dengan flu, semakin membuatnya sulit untuk dideteksi. Lalu, bagaimana gejala omicron pada anak? Dalam artikel berikut kami akan menjelaskan bagaimana omicron mempengaruhi anak-anak dan juga gejala omicron pada anak yang mungkin muncul.

Sejauh ini, sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang omicron berasal dari data orang dewasa yang terinfeksi. Dilansir dari verywellfamily.com, data menunjukkan bahwa omicron memang tidak separah varian delta, namun masih lebih dari sekadar flu bagi orang dewasa yang belum divaksinasi.

Terkait gejala omicron pada anak, Eric Ball, MD, seorang dokter anak di Rumah Sakit Mission Providence di Orange County, California mengatakan bahwa gejala omicron pada anak tampak mirip dengan varian COVID-19 lainnya, yang cenderung menyerang saluran udara bagian atas daripada saluran udara bagian bawah. Dia mengatakan bahwa banyak anak datang dengan keluhan sakit tenggorokan yang sangat parah, batuk, hidung tersumbat, dan demam.

Pada beberapa anak, gejala omicron pada anak mirip dengan gejala pilek, tetapi gejala COVID-19 biasanya lebih parah daripada hidung tersumbat biasa, pilek, batuk, dan sakit tenggorokan. “Kami melihat demam tinggi dan kesulitan bernapas karena infeksi COVID-19,” kata Dr. Ball.

Banyak pasien COVID-19 anak memiliki gejala seperti croup. Mereka mengalami pembengkakan pada saluran napas bagian atas, yang membuatnya sulit bernapas. Beberapa dari anak-anak ini perlu diperiksa di rumah sakit atau menerima pengobatan khusus untuk membantu mereka lebih mudah bernapas. Pasien anak-anak juga lebih mungkin mengalami sakit tenggorokan, batuk croup, dan sakit kepala sebagai gejala omicron pada anak.

Kapan Harus Mengunjungi Dokter Anak
Jika Anda merasa bahwa anak Anda mungkin terinfeksi omicron, yang terbaik adalah memastikannya dengan tes, baik di rumah atau di rumah sakit, kata Dr. Ball.

Jika anak Anda mengalami infeksi ringan, Anda dapat menggunakan obat penurun demam seperti acetaminophen (Tylenol). Jika anak Anda berusia 6 bulan atau lebih, Anda juga dapat memberi mereka ibuprofen (Advil atau Motrin).

Selain itu, jangan lupa juga dengan asupan cairan dan istirahat si kecil, kata Dr. Ball. Jika hasil tes anak Anda positif, Anda harus mengisolasi anak untuk memastikan mereka tidak menyebarkan penyakit ini ke orang lain. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang gejala apa pun yang mungkin dimiliki anak Anda, hubungi dokter anak.

Mencegah Omicron pada Anak
Melakukan tes lebih awal untuk mengidentifikasi kasus akan lebih baik untuk mencegah penyebaran di masyarakat. Semakin cepat Anda mendeteksi COVID-19, semakin cepat anak Anda dapat kembali ke aktivitasnya seperti biasa, karena masa karantina dimulai ketika tesnya positif.

Vaksin COVID-19 memberikan perlindungan yang kuat dari penyebaran virus ini, kata Kelly Fradin, MD, dokter anak dan penulis Parenting in a Pandemic: How to Help Your Family Through COVID-19. “Kami memiliki data bahwa vaksinasi mengurangi risiko komplikasi COVID-19 seperti MIS-C dan kemungkinan vaksinasi juga mengurangi risiko COVID-19 yang berkepanjangan dan kemungkinan penyakit autoimun yang memicu COVID-19 seperti diabetes tipe 1,” jelasnya.

Meskipun vaksinasi COVID-19 belum disetujui untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun, ada pilihan lain yang dapat membantu menjaga anak-anak Anda tetap aman. Orang tua dapat mengambil tindakan pencegahan yang untuk melindungi anak-anak mereka, dengan mengikuti pedoman karantina, pengujian, penggunaan masker, dan membatasi anak beraktivitas di luar rumah.

Kemudian dilansir dari liputan6.com, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), juga menyampaikan beberapa cara mencegah penularan omicron pada anak, dengan langkah berikut:

1. Bagi anak-anak usia di atas 2 tahun harus bisa memakai masker dengan benar.
2. Budayakan anak untuk mencuci tangan.
3. Menjaga jarak dari orang lain.
4. Menghindari kontak erat dengan orang terinfeksi Covid-19 varian Omicron.
5. Menjauhi kerumunan.
6. Hindari membawa anak ke tempat ramai, seperti pusat perbelanjaan, mal, dan bioskop.
7. Hindari tempat atau lingkungan yang memiliki ventilasi tertutup.

[ank]

Baca juga:
Kemenkes: Kasus Covid-19 Omicron Lampaui Puncak Delta, Tapi Kematian Lebih Rendah
Tanggapan Pemerintah Soal AS Larang Warganya Bepergian ke Indonesia
Sekolah Kesulitan Cegah Penyebaran Covid-19 saat Siswa Berada di Luar
Kemenkes: 98 Persen Penularan Covid-19 Nasional Merupakan Omicron
Ilmuwan Oxford Teliti Dampak Covid-19 Varian Omicron pada Ibu Hamil & Bayi Baru Lahir