Kenapa Bayi Setelah Sakit Tidur Terus
ilustrasi anak sakit/copyright Rawpixel
Fimela.com, Jakarta Mengetahui apa yang harus dilakukan setelah anak sakit merupakan kewajiban semua orangtua. Sebagai oragntua,
penting untuk kita membantu mereka merasa lebih baik lebih cepat dan mengurangi panggilan atau kunjungan yang tidak perlu ke dokter anak. Anak lemas merupakan hal yang wajar terlebih saat mereka baru sembuh dari sakit.
Dikutip dari nhs.uk, Setelah sakit terkadang anak kita menjadi lemas untuk beraktifitas kembali. Anak-anak yang demam biasanya tidak mau makan banyak,
sedangkan anak-anak yang sedang pilek sering tidak merasa begitu buruk dan nafsu makannya baik. Sebagai orangtua kita harus membantu mengatasi lemas pada anak setelah anak sakit. Berikut cara untuk membantu anak dalam mengatasi lemas setelah sakit.
Jaga Ruangan Tetap Sejuk
ilustrasi anak sedang merasa nyaman. (sumber: Pexels)
Jaga
ruangan yang anak sedang tempati. Apabila ruangan tersebut terlalu panas mungkin anak akan merasakan lemas yang lebih buruk. Namun, jika ruangan juga terlalu dingin maka anak akan merasa kedinginan. Jagalah suhu ruangan tetap sejuk tanpa terlalu dingin atau terlalu panas. Suhu yang stabil membuat anak merasa nyaman dan perlahan membantunya merasakan perasaan yang lebih baik.
Beri Anak Minum
Ilustrasi Anak Minum Air Putih. (Ilustrasi/iStockphoto)
Bantu anak agar mereka banyak meminum air yang bening. Kemungkinan anak yang mengalami lemas adalah karena mereka merasa dehidrasi kekurangan cairan ataupun oksigen. Berikan anak minum dan tetap jaga kualitas minum mereka, berikan secara rutin sampai anak merasa membaik dari lemas yang dirasakannya.
Ajak Anak untuk
Berisitirahat
Ilustrasi/copyrightshutterstock/DONOT6_STUDIO
Setelah sakit mungkin anak akan merasa kelelahan. Sebagai orangtua, yang harus kamu lakukan adalah mengajak anak untuk beristirahat agar tubuh anak kembali sehat seperti semula. Apabila anak menolak untuk berisitirahat, berikan pemahaman bahwa tubuh mereka saat ini masih membutuhkan istirahat untuk proses pemulihan.
Penulis : Saffa Sabila
#Woman For Woman
KOMPAS.com – Seringkali orangtua cemas saat anak mengalami demam. Kecemasan itu menimbulkan tindakan yang berlebihan bukan hanya dilakukan orangtua tetapi juga oleh sebagian dokter. Padahal demam pada umumnya tidak berbahaya. Demam merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengatasi infeksinya.
Demam biasanya tidak mengindikasikan sesuatu yang serius. Demam sebenarnya tak membahayakan dan bisa saja justru merupakan suatu pertanda yang baik-kondisi ini
seringkali cara tubuh untuk melawan infeksi-dan tidak semua keadaan demam perlu diobati. Namun, demam tinggi bisa membuat anak tidak nyaman. Tetapi harus diwaspadai sebagai penyakit yang tidak ringan bila demam menimbulkan dehidrasi, kejang atau kesadaran menurun.
Demam pada umumnya disebabkan karena infeksi virus yang sebagian besar tidak memerlukan antibiotika dan tidak berbahaya kecuali disebabkan virus dengue penyebab Demam Berdarah. Seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus
padahal anak hanya mengalami infeksi virus biasa.
Seringkali tindakan panik dan tindakan berlebihan dilakukan oleh orangtua bahkan sebagian dokter saat menangani demam pada anak. Saat terjadi demam kadang orangtua masih khawatir dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Diobati sendiri, harus segera ke dokter atau harus segera cek darah. Dalam menyikapi tersebut, setiap orangtua dan setiap dokter berbeda. Ada yang meremehkan ada yang berlebihan. Sebagian orangtua, demam sedikit harus
segera ke dokter.
Bahkan sebagian dokter juga kadang berlebihan, demam sebentar langsung diberi obat antibiotika dan langsung mengadviskan harus cek darah. Tidak semua keluhan demam harus diberikan obat antibiotika atau harus langsung cek laboratorium. Tindakan yang berlebihan seperti itu justru sering merugikan anak dibanding efek demam itu sendiri.
Demam lebih dari 72 jam tidak harus selalu periksa laboratorium darah karena tidak selalu disebabkan karena demam berdarah atau
tifus. Sebaiknya, pemeriksaan laboratorium harus berdasarkan advis dokter. Bukan berdasarkan permintaan sendiri atau berdasarkan advis petugas laboratorium. Perlu tidaknya cek darah atau jenis pemeriksaan laboratorium harus sesuai dengan manifestasi klinis pada anak agar tidak berlebihan. Kalau ragu-ragu sebaiknya menghubungi dokter anak bisa konsultasi langsung atau pertelepon, apakah perlu cek darah atau tidak.
Untuk minta advis jenis pemeriksaannya. Seringkali terjadi dokter hanya
mengadviskan cek darah lengkap, tetapi atas advis perugas laboratorium atau keinginan sendiri menambah jenis pemeriksaan yang tidak perlu. Tetapi sebaliknya, orang tua juga jangan terlalu meremehkan bila demam disebabkan karena penyakit berbahaya disertai gangguan yang mengancam jiwa atau membuat penyakitnya lebih berat bila terlambat penanganannya. Hal penting lain adalah pengukuran suhu saat anak demam. Untuk bayi, ukur suhu dubur karena paling mendekati suhu tubuh yang sebenarnya. Untuk anak
besar, ukur suhu di daerah mulut atau telinga. Suhu di ketiak sekitar 0,5 sampai 0,8 derajat lebih rendah dari suhu rectal. Jangan menebak suhu tubuh berdasarkan perabaan tangan tanpa menggunakan termometer.
Mencari penyebab demam pada anak
Dalam keadaan demam sebenarnya yang lebih penting adalah mencari penyebabnya. Orangtua tidak perlu kawatir bila penyebabnya adalah infeksi virus biasa. Harus diwaspadai bila demam tersebut disebabkan penyakit berbahaya seperti
DBD, meningitis atau infeksi otak. Bila dicurigai infeksi bakteri seperti tifus atau infeksi saluran kencing harus konsultasi ke dokter. Penting untuk diketahui, seringkali terjadi overdiagnosis penyakit tifus karena pemeriksaan laboratorium tifus sangat sensitif dan menyesatkan bila tidak cermat mengamati tanda dan gejala penyakitnya.
Langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Penyebab paling sering, infeksi virus. Meski kadang sedikit lesu tetapi, bila
anak masih aktif dan mau bermain di lantai biasanay disebabkan karena infeksi ringan seperti infeksi virus. Infeksi virus ditandai dengan pilek dan atau batuk, atau diare tanpa darah. Sebagian infeksi virus tanpa gejala batuk, pilek atau gangguan lain. Ciri khas infeksi virus demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, saat hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Biasanya hari ke 6-7 akan membaik sendiri. Dalam keadaan seperti ini tidak perlu
antibiotika dan tidak perlu cek darah.
2. Demam berdarah dengue. Infeksi virus yang paling harus diwaspadai adalah DBD dengan tampilan khas demam biasanya akan tinggi dalam 1-2 hari pertama, saat hari ke 3-5 turun atau kadang hari ke 4-5 naik lagi tetapi tidak setinggi hari ke 1-2. Tetapi saat hari ke 3-5 anak sangat lemas tidak mau main turun ke bawah sepanjang hari anak tidur dan hanya mau digendong berebah di sandaran. Dalam keadaan seperti ini
dianjurkan untuk periksa darah lengkap, atau IgG IgM Dengue. Tetapi tidak perlu cek widal atau IgG Tiphus. Juga tidak perlu cek CRP, SGOT, SGPT. Pemeriksaan untuk penyakit tifus sering sangat sensitif, dimana saat terkena infeksi virus hasil pemerikaan widal atau IgG Tiphus meningkat padahal tidak menderita penyakit tifus. Hal ini yang menunjukkan bahwa penderita demam berdarah juga didiagnosis sakit tifus. Sebenarnya yang terjadi hasil laboratorium tifus sering menyesatkan karena menimbulkan
tanda positif palsu. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna
3. Radang selaput otak atau infeksi otak (Meningitis atau ensefalitis). Infeksi virus yang berbahaya lainnya adalah meningitis dan ensefalitis. Penyakit ini hars dicurigai bila demam disertai kejang berulang dan lama atau disertai kesadaran menurun.
4. Infeksi bakteri. Penyebab infeksi yang jarang adalah infeksi
bakteri.
Ciri khasnya adalah saat hari 1-2 tidak terlalu tinggi, tetapi hari ke 3-5 semakin tinggi. Infeksi bakteri yang harus dicurigai adalah infeksi saluran kencing, tifus, bronkitis, pnemonia atau infeksi bakteri lainnya. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter.
5. Penyebab jarang. Penyebab lain sangat jarang seperti reaksi auto immun, keganasan dan sejenisnya. Hal ini terjadi bila demam lebih dari 5-7 tidak
diketahui sebabnya.
6. Demam tinggi bukan disebabkan karena tumbuh gigi. Hal sering mengecoh klinisi terutama pada penderita alergi atau hipersenitif saluran cerna. Dalam keadaan demam mereka mengalami gangguan pencernaan dan gangguan di sekitar mulut seperti gusi bengkak, bibir kering, lidah putih, lidah berpulau (geographic tongue), bibir kering dan berdarah. Pada keadaan gusi bengkak sering dianggap gigi tumbuh, Bila dicermati bengkak gusi
terjadi pada sebagaian besar gusi, tidak hanya pada lokal satu gigi.
Obat dan Penanganan Demam
– Demam merupakan gejala, bukan penyakit. Cari penyebabnya bukan terburu-buru memberikan obat demam.
– Kompres. Kompres dengan air hangat. Hindari kompres dengan air dingin atau alkohol. Kompres alkohol berbahaya karena uap yang ditimbulkannya terhitup anak dapat berdampak buruk
– Tak perlu kawatir bila anak sulit makan atau minum. Tak perlu kawatir bila anak tidak mau makan sama sekali, selama anak masih mau minum air teh manis atau susu persen dari jumlah biasa atau sekitar cc dalam sehari. Tidak juga perlu kawatir bila anak masih aktif dan bermain seperti biasa. Karena pada umumnya terutama anak dengan hipersensitif saluran cerna atau anak dengan picky eaters akan mengalami sulit makan saat demam. Biasanya tidak akan
berlangsung lama, anak tersebut mengalaminya dalam 3-5 hari. Orang tua harus khawatir bila anak tampak lemas berlebihan seharian tidur terus dan anak gelisah sepanjang hari.
– Parasetamol/Asetamino. Parasetamol dianggap cukup aman dibandingkan dengan obat penurun demam golongan lain, karena efek samping ke saluran pencernaan minimal. Dapat diberikan secara oral maupun rektal. Namun bila digunakan melebihi dosis yang dianjurkan dalam waktu
lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Selalu baca petunjuk penggunaan pada kemasan, atau ikuti petunjuk dokter spesialis anak Anda.
– Ibuprofen. selain menurunkan demam dan meredakan nyeri, ibuprofen memiliki manfaat antiinflamasi (anti radang) rendah. Efek sampingnya berupa mual, perut kembung dan yang paling parah pendarahan di lambung.
– Naproxen.
Sering juga dikenal sebagai Naproxen sodium.
Obat ini dikategorikan sebagai antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Bekerja dengan cara menurunkan hormon penyebab pembengkakkan dan rasa nyeri pada tubuh.Umumnya digunakan untuk meredakan gejala arthritis seperti peradangan, bengkak kaku dan nyeri sendi. Hanya bisa didapatkan melalui resep dokter. Karena penggunaan naproxen dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, tidak disarankan untuk anak dengan riwayat penyakit jantung. Konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter anak, sebelum obat ini diberikan.
– Aspirin. Dikenal juga dengan nama asam asetilsalisilat yang memiliki fungsi untuk menurunkan demam, meredakan nyeri dan antiinflamasi. Aspirin sama seperti ibuprofen, dapat menyebabkan mual dan pendarahan lambung. Karenanya, selalu konsumsi aspirin sesudah makan. Aspirin juga tidak dianjurkan untuk anak-anak bila demam disebabkan oleh infeksi virus, karena dapat menyebabkan Sindrom Reye (gangguan hati yang dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran).
Kapan harus membawa anak ke dokter?
– Bila bayi berusia kurang dari 3 bulan dengan suhu di atas 38,3°C.
– Kalau demam lebih dari 48 jam-72 jam tanpa batuk pilek, sehingga Anda perlu mencari penyebabnya. Misalnya, menyingkirkan kemungkinan ISK (Infeksi Saluran Kemih).
– Tidak mau minum sama sekali, anak hanya mau minum kurang dari biasanya dan mengalami dehidrasi. Mata anak
tampak cekung. Bila ubun-ubun belum menutup, Anda dapat melihat bahwa ubun-ubun juga cekung. Anda juga dapat melakukan tes kulit sederhana. Cubit kulit anak, bila mengeriput dan cukup lama ke posisi awal, maka dapat dikatakan anak Anda mengalami dehidrasi.
– Rewel berlebihan atau menangis terus menerus disertai jeritan.
– Saat hari ke 3-5 demam anak sangat lemas atau tidur terus menerus sepanjang hari.
– Kejang, kuduk leher kaku dan sesak
napas.
– Lemas, kencing berkurang atau Gelisah, bila muntah berlebih dengan frekuensi lebih dari 5-7 kali dan diare banyak lebih dari 5-7 kali cair
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram Kompas.com News Update, caranya klik link /kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi
Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kenapa bayi tidur terus setelah demam?
Ada banyak faktor yang membuat anak terus tidur saat demam, diantaranya: Faktor lingkungan, karena Si Kecil melakukan kontak langsung dengan orang lain yang mungkin beberapa diantaranya sedang tidak sehat. Melawan infeksi yang terjadi didalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang masih lemah.Kenapa anak sering tidur setelah sakit?
Anak yang menjadi lemas atau letargi (ingin tidur terus) dapat disebabkan oleh rasa lemas akibat sakit, mengalami dehidrasi, mengalami infeksi berat, dsb. Sebaiknya anak tetap diberikan asupan cairan yang cukup untuk menurunkan suhu tubuh dan menghindari dehidrasi pada anak.Apakah bayi sakit tidur terus?
Sama seperti orang dewasa yang juga membutuhkan waktu tidur lebih banyak dibandingkan biasanya, bayi dan anak-anak juga cenderung lebih sering mudah mengantuk ketika mereka sakit.Bagaimana cara mengatasi anak yang lemas setelah sakit?
Oleh karena itu, lakukanlah beberapa tips di bawah ini untuk membantu anak pulih dari sakit:. Buat anak merasa nyaman. … . 2. Alihkan perhatiannya. … . Pastikan anak cukup minum. … . Penuhi kebutuhan nutrisinya. … . Berikan susu. … . 6. Biarkan anak beristirahat. … . #Kenapa #bayi #setelah #sakit #tidur #terus