Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan Campuran

Nama Nim

1. MARIAM HIDAYANTI 15.0040.684.03

2. MONIK TANTRI URBANINGRUM 15.0046.690.03

3. SUPRIATI 15.0072.716.03

4. ZAINUDIN NUR 15.0090.734.03

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Kehadiratnya lah Laporan Kimia Dasar ini mampu kami selesaikan Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Tanpa bantuan mereka, maka laporan ini tidak dapat dirampungkan. Laporan ini disampaikan untuk memenuhi tugas dari Siti Raudah.S,Si, selaku Dosen Pembimbing Praktikum Kimia Dasar. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi teman-teman sekalian. Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami meminta maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan Samarinda, 26 Februari 2016 . . . . . . . . . . . . . Penyusun KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………… 1 1.2 Tujuan………………………………………………………………………………. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………… 3 2.1 Landasan Teori………………………………………………………………….. 3 2.2 Definisi dan Pergolongan Campuran…………………………………….. 4 2.2.1 Memisahkan Zat dari Suspensi…………………………………………. 4 2.2.2 Memisahkan Zat Padat dari Larutan………………………………….. 5 2.2.3 Memisahkan Campuran dari Zat Cair………………………………… 6 2.2.4 Menurut Para Ahli……………………………………………………………. 7 BAB III METODE KERJA……………………………………………………………….. 8 3.1 Waktu dan Tempat…………………………………………………………….. 8 3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………………… 8 3.3 Cara Kerja…………………………………………………………………………. 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………. 10 4.1 Hasil………………………………………………………………………………… 10 4.2 Pembahasan…………………………………………………………………….. 11 BAB V PENUTUP………………………………………………………………………….. 12 5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 12 5.2 Saran……………………………………………………………………………….. 12 Pada umumnya orang-orang telah mengetahui cara pemisahan campuran dari zat-zat yang dapat mempengaruhi kestabilan atau kejernihan larutan tersebut. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari, masih ada yang menggunakan proses penyaringan air sumur untuk mendapatkan hasil dari air yang bersih dan jernih. Mereka melakukan penyaringan dengan proses yang sederhana, hanya dengan menggunakan alat-alat yang terjangkau, sehingga air yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam berbagai keparluan. Selain itu, pada pembuatan garam dapur yang sederhana yang hanya menggunakan air laut, dan kemudian dipanaskan dibawah panas matahari, akan menghasilkan Kristal garam yang dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-hari. Zat murni yang tercampur bisa dipisahkan menggunakan beberapa cara seperti Dekantasi (pengendapan merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada laporan bagian bawah atau mengendap. Dan menggunakan cara Filtrasi operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaringan secara kuantitatif bebas dari larutan. Dan Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Dalam ilmu pengetahuan dapat kita pelajari bahwa, dalam pemisahan campuran, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Baik dengan menggunakan alat-alat modern ataupun hanya menggunakan alat-alat yang sederhana saja. Dalam hal ini kita dapat juga memisahkan antara zat padat dengan zat padat, antara zat cair dengan zat cair pula. Akan tetapi dalam proses pemisahannya, memiliki perbedaan dalam jenis alat bahan yang digunakan, ataupun cara kerjanya. Hasil yang diperoleh pun sangat berbeda (Pasongi,2011) Karana zat murni yang telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung didalamnya. Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan (Wahuni,2012) 1. Mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar menggunakan cara kerja Dekantasi. 2. Mendapatkan zat murni dari larutan aquadest dan pasir menggunakan cara Filtrasi. 3. Rekristalisasi kembali menggunakan bahan larutan aquadest dan garam. Campuran merupakan suatu bahan yang terdiri dari satu atau lebilh zat yang berlainan yang bergabung menjadi satu yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Dua zat dapat bercampur bila ada interasi antara partikelnya. Interaksi itu detenukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas : gas-gas, gas-padat, cair-cair, cair-padat, dan padat-padat. Cara atau teknik pemisaan campuran tergantung pada jenis,wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. (Modul Kimdas Hal :7) Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahankan sifat-sifatnya aslinya. Sifat-sifat asku campuran : – Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. – Mempunyai sifat zat asalnya. – Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih. – Komposisinya tidak tetap. (Ralph H Ptrucci – Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1) Campuran terbentuk dari dua zat atau lebih zat berlainan yang masih mempunyai sifat aslinya. Dalam kehidupan sehari – hari banyak kita jumpai campuran, misalnya air sunga tenah udara makanan, minuman dan lain – lain campuran dibagi menjadi dua yaitu : Campuran homogen adalah penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk 1 fasa. Yang disebut 1 fasa adalah zat yang sifat komposisinya sama antara satu dengan bagian yang lain didekatnya. Contohnya gula dan air, rasa manis gula disemua bagian bejana sama baik diatas. Dibaah maupun dipinggirnya. Karena begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat maupun dengan mikroskop. (Syukuri: 5, 1999) Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana. Contohnya campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya kedua zat tidak bercampur , tetapi setelah dikocok dengan kuat minyak menyebar dalam ai berupa gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat minyak, sedangkan yang lain adalah air. Jadi, minyak tidak menyebar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain, dalam campuran heterogen masih ada bidang batas antara kedia komponen atau mengandung lebih dari 1 fasa(Syukri S,1999) Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sigat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel. kertas saring dipakai untuk memisahkan Selaput endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. (Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1) 2.2 Definisi dan Pergolongan Campuran Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan : 2.2.1 Memisahkan zat padat dari suspensi Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kacil (padat), setengah padat, atau cairan tersebut secara kurang lebih seragam dalam medium cair. Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan ( filtrasi) dan sentrifugasi. Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar endapan dan medium penyaringan seara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan bentuk penyaringan adalah: – Penyaring asbes murni atau platinum – Lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silica atau porselin. b. Sentrifugasi ( pemusingan) Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspense yang jumlahnya sedikit. Sentrifugasi digunakan untk memutar dengan cepat sehingga gaya setrifugasil beberapa kali lebih besar dari pada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan artikel tersupensi. 2.2.2 Memisahkan zat padat dari larutan Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi). Zat padat telarut dapat dipisahkan memalui penguapan atau kristalisasi. Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mepunyai titik didih yang lebih tinggi dari pada pelarutnya. Kristalisasi adalah larutan pekat yang didingankan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan , kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui kristallisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena larutan yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka,maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tapat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk Kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring. (Syukri S. 1999, Kimia Dasar 1) 2.2.3 Memisahkan campuran zat cair Zat cair dapat dipisahkan dari campuranya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan corong pisang. Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengallirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alcohol. Titik didih air dan alcohol masing – masing 100oC dan 78oC. jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78oC, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam peendingin dan akhirnya didapatkan cairan alcohol murni. (Syukri S. 1999, Kimia Dasar 1) b. Dekantasi (pengendapan) Dekantasi (pengendapan merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada pada laporan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. Selain itu zat terlarut ( yang akan disahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan. Berikut faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan : (Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika 1. Menurut Sukardjo (2002: 112) “ Bila zat cair didinginkan, gerakan teranalisasi molekul – molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul semakin besar hingga setelah mengkristal. Molekul mempuyak kedudukan tertentu di dalam Kristal. Panas yang erbentuk pada kristalisasi disebut panas pengkristalan. “ 2. Menurut Oxtoby (2003: 216) “ Dalam pemurnian tembaga secara elektrolitis banyak lempeng – lempeng tembaga tak murni, yang berfungsi sebagai anode, diselingi , dengan lembaran tipis tembaga murni (katode). Keduanya dicelupkan kedalam larutan encer tembaga yang bersifat asam sewaktu tembaga dioksidasi dari anode tak, tembaga ini memasuki larutan dan bergerak ke katode, dan di sini membentuk lapisan dalam yang lebih murni. “ 3. Menurut mendham (2004: 472) “ Faktor – faktor yang menentukan dalam analisis pengendapan adalah endapan yang dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi tertentu. Pengendapan dilakukan dalam larutan panas. Pada temperature yang tinggi kecepatan kristalisasi bertambah, jadi menimbulkan Kristal yang terbentuk lebih baik.” 4. Menurut Dorensbqura (1987: 648) “ Pada tekanan udara yang rendah zat padat guna bias berlangsung msenjadi bentuk gas, proses ini dinamakan sublimasi”. Praktikum dilakukan pada hari dan tanggal : Rabu, 10 Februari 2016 Praktikum bertempat di Laboratorium Stikes Wiyata Husada Samarinda – Disiapkan 2 tabung reaksi yang kering. – Dimasukkan sampel pasir kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ruas jari telunjuk dan seimbangkan volume larutan aquadest yang dimasukkan dengan perbandingan 1 : 1. – Diberi setiap tabung reaksi dengan nama untuk menghindari kekeliruan. – Dikocok tabung 1 menggunakan tangan sampai tercampur semua sampel setelah selesai taruh tabung 1 di rak tabung – Tabung reaksi 2 isi sama seperti tabung 1 tetapi tabung 2 dimasukkan kedalam sentrifuge selama 5 menit. – Setelah selesai di sentrifuge, taruh tabung 2 di rak tabung reaksi, kemudian amati perbedaannya antara tabung 1 dan 2. – Disiapkan 2 tabung reaksi lainnya, dan 1 corong serta 1 kertas saring – Dimasukkan 1 sendok pasir kedalam tabung dan tambahkan larutan aquadest sebanyak setengah tabung untuk volumenya. – Dikocok yang berisi pasir dan aquadest, sambil siapkan tabung reaksi kosong. – Dimasukkan corong kedalam tabung kosong yang dilapisi kertas saring – Setelah semua siap tuangkan tabung yang berisi larutan dan pasir ke tabung yang kosong. – Disiapkan gelas beaker ukuran 250ml, Bunsen , dan garam. – Dimasukkan 2 sendok garam kedalam Beaker glass kemudian tambahkan sebanyak 25ml. – Dihomogenkan garam dan larutan aquadest, nyalakan Bunsen menggunakan korek api. – Dipanaskan Beaker glass menggunakan Bunsen sambil terus di homogenkan, sampai Larutan aquadest yang ada Beaker glass mendidih. a. Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pemisahan Pencampuran. – Ditambahkan larutan aquadest dan pasir secukupnya dengan perbandingan 1 : 1 dan dikocok menggunakan tangan. – Pengisian sama seperti tabung 1 tetapi dimasukkan kedalam sentrifuge selama 5 menit. – Tabung reaksi yang bercampur dengan larutan aquadest dan pasir berubah dari bening menjadi keruh. – Tabung reaksi yang dimasukkan kedalam sentrifuge selama 5 menit mengalami perubahan dari keruh mendai bening – Menggunakan 2 tabung reaksi 1 tabung diisi dengan pasir dan larutan aquadest dengan volume setengah tabung serta tabung 2 digunakan untuk menyaring hasil dari larutan tabung 1 menggunakan kertas saring dan corong. · Hasil Filtrasi dari pasir sendok dan aquadest setengah tabung menghasilkan Filtran yang sedikit keruh, dengan meninggalkan Residu di kertas saring · Sehingga hasil Filtrasi dari pasir dan larutan aquadas menghasilkan Filtran yang setengah jernih – Menggunakan gelas beaker dan Bunsen untuk memanaskan garam yang bercampur dengan larutan aqudest sebanyak 25ml kemudian dihomogenkan. · Proses rekristalisasi menggunakan bahan garam dan larutan aquadest menghasilkan bintik – bintik kecil berupa Kristal didalam gelas beaker yang sudah mendidih dan didinginkan. 4.2.1 Pengamatan Campuran Campuran adalah zat yang terdiri dari dua jenis atau lebih.Campuran dapat berupa larutan, koloid, atau suspense. Berbagai cara pemisahan campuran adalah : 1. Memisahkan zat padat dari suspensi Suspensi adalah system yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat), setengah padat, atau cairan tersebut secara kurang lebih seragam dalam medium cair.Suatu suspense dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi. Penyaringan (filtrasi) dilakukan dengan menggunakan kertas saring berdasarkan perbedaan ukuran partikel.Butiran-butiran partikel yang tertahan disebut residu, sedangkan zat cair hasil penyaringan disebut filtrat.Contohnya : menyaring suspensi pasir dalam air. b. Pemusingan (sentrifugasi) Pemusingan (sentrifugasi) dilakukan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.Alat yang digunakan adalah alat sentrifugasi.Prinsip pemusingan (sentrifugasi) adalah pemusingan yang cepat menghasilkan gaya sentrifugal lebih besar dari gaya grafitasi, akibatnya partikel-partikel tersuspensi akan mengendap didasar tabung, selanjutnya filtrat di dekantasi (dituang atau dipipet secara berhati-hati). 2. Memisahkan zat padat dari larutan Larutan adalah campuran yang serba sama. Metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan zat padat dari larutan ada dua, yaitu : Penguapan juga dilakukan dengan cara memanaskan larutan, sehingga zat pelarut menguap dan meninggalkan zat terlarut. Hal ini terjadi karena pada penguapan zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya.Contohnya : pembuatan garam di laut. b. Pengkristalan (Kristalisasi) Pengkristalan merupakan proses pemurnian zat padat berdasarkan perbedaan kelarutan dengan pelarutnya. Contoh : pemisahan air tebu dari ampas tebu untuk membuat gula. Beberapa cara pengkristalan yang digunakan : pendinginan, penguapan, pelarut, evaporasi, adiabatic, salting out. Hasil pengamatan yang dilakukan di laboratorium : Tabung I à pasir + aquadest dengan perbandingan 1:1 kemudian dikocok. Dari perlakuan ini didapat hasil aquadest yang keruh karena massa jenis pasir ukuran partikelnya relative kecil sehingga masih ada bagia padatan yang masih melayang atau mengapung. Tabung II à pasir + aquadest di centrifuge selama 5 menit Dari perlakuan ini didapat hasil aquadest yang jernih karena pada saat pasir dan aquadest yang telah dicampur dan dicentrifuge maka pasir akan mengendap semua dan membuat aquadest menjadi jernih. 1 sendok pasir + aquadest sampai ½ tabung dikocok dan disaring dengan kertas saring. Dari perlakuan ini didapat hasil filtrat aquadest yang jernih karena partikel pasir yang kasar tidak dapat menembus kertas saring pada saat disaring. 2 sendok garam dimasukkan dalam beaker glass + aquadest sampai tanda 25 mL diaduk kemudian dipanaskan. Dari perlakuan ini didapat hasil Kristal garam yang menjadi lebih kecil dari pada garam aslinya.Dikarenakan pengotor – pengotor berupa partikel padat bisa terlepas pada kristalisasi melalui penguapan, untuk mendapatkan larutan garam yang murni yang terbebas dari pengotor – pengotornya. Campuran dibagi menjadi dua yaitu: – Campuran homogen adalah penggabungan 2 zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk 1 fasa. Yang disebut 1 fasa adalah zat yang sifat komposisinya sama antara satu dengan bagian yang lain didekatnya. – Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara 2 zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana Pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.Teknik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami pencemaran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: · Dekantasi adalah proses pemisahan dari suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada masa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Dekantasi dilakukan dengan 2 cara yaitu secara manual atau kocok tangan dengan hasil larutan yang keruh. Dan secara otomatis atau menggunakan alat sentrifuge dengan hasil larutan yang jernih. · Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. · Rekristalisasi adalah proses melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali. Proses pemisahan campuran pasir dan aquadest dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan kedalam aquadest kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap, karena massa jenis aquadest lebih besar dari pada massa jenis aquadest. Proses filtrasi pemisahan pasir dalam aquadest dilakukan dengan filtrasi (penyaringan), pasir yang dikocok dalam aquadest membuat campuran menjadi keruh. Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, pasir tertahan pada kertas saring karena pasirmemiliki partikel yang lebih besar dari pada ukuran pori-pori kertas saring. Proses rekristalisasi dilakukan dengan melarutkan garam dalam aquadest, garam yang telah di larutkan dalam aquadest di homogenkan sambil dipanaskan hingga mendidih, dan menghasilkan Kristal garam yang lebih kasar. Ini dikarenakan proses kristalisasi kembali garam yang telah menjadi larutan berubah menjadi Kristal garam. Tabel 4.2 Perbedaan Rekristalisasi dan Kristalisasi Rekristalisasi adalah suatu teknik pemurnian bahan kristalin. Sering kali senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kiia memiliki kemurnian yang tidak terlalu murni. Untuk memurnikan senyawa perlu dilakukan rekristalisasi. Kristalisasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan bahan murni suatu senyawa . dalam sintesis kimia banyak senyawa-senyawa kimia yang banyak dikeristalkan. Pengkristalan dapat dilakukan dengan mendinginkan larutan jenuh pada tempratur yang sangat renda didalam lemari es atau freezer. 1. Dengan menggunakan cara dekantasi untuk mencari zat murni dalam suatu zat yang tercemar mampu untuk membedakan antara zat yang murni dan zat yang telah tercemar. 2. Menggunakan cara filtarsi dalam menemukan atau mencari zat murni hanya mampu untuk mendapatkan filtran dengan kadar tidak murni. 3. Proses rekristalisasi menggunakan bahan garam dan larutan aquadest bias dilakukan karena uap panas yang dihasil kan akan mampu mengebalikan garam yang telah larut menjadi Kristal kembali. Pada saat melakukan proses atau cara kerja dalam melakukan percobaan diharuskan berhati – hati agar tidak terjadi kecelakaan dan percobaan yang dilakukan akan sepenuhnya berhasil . Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1 Cang,Raymond.2004.Kimia Dasar Jilid 2.Penerbit Erlangga :Ciracas,Jakarta. Syukri, S 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB Pasongi,Tutut.2011.laporan praktikum pemisahan campuran: -posangi.blogspot.co.id di akses tanggal ; 23 Februari 2016 Wahyuni, Ita T.2012.laporan kimia dasar II pemisahan dan campuran : diakses tanggal ; 23 Februari 2016