Mengubah Puisi Menjadi Prosa

Mengubah puisi menjadi prosa biasa disebut dengan parafrase. Dalam mengubah puisi menjadi bentuk prosa makna dan isinya tidak berubah (tetap), hanya bentuknya saja diubah.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh aturan irama, rima, dan penyusunan bait dan baris yang bahasanya menjadi terlihat indah dan penuh makna.

Prosa adalah sebuah karya sastra yang bebas penulisannya dan tidak terikat oleh kaidah-kaidah seperti dalam puisi, sehingga biasa disebut dengan karangan bebas.

> Baca juga:Pedoman Penggunaan Huruf Kapital yang Benar

Berikut perbedaan puisi dengan prosa yang perlu diketahui sebelum mengetahui cara mengubah puisi menjadi bentuk prosa

1. Puisi terikat aturan sedangkan prosa bebas
2. Puisi tersusun dari bait-bait sedangkan prosa berbentuk paragraf
3. Puisi tidak menggunakan tanda baca sedangkan prosa menggunakan tanda baca seperti koma (,) dan titik (.)

Dalam mengubah puisi menjadi bentuk prosa perlu melakukan beberapa hal, diantaranya:

1. Memahami isi puisi dengan cara membaca puisi secara berulang-ulang.
2. Mencatat kata-kata sukar yang ditemui dalam puisi, dilanjutkan dengan mencari arti kata-kata tersebut.
3. Menambahkan kata-kata dan tanda baca yang sebelumnya tidak ada dan dihilangkan dalam puisi agar terlihat lebih indah dengan cara menuliskan dalam tanda kurung.
4. Mengubah susunan puisi dalam bait menjadi paragraf.

Berikut contoh mengubah puisi menjadi prosa dengan penggalan puisi yang dikutip dari bukubiruku.com.

> Tangisan Air mata Bunda

Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu
Derita kala siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku

1. Menemukan kata sukar dalam puisi di atas:

bunda : ibu
kala : waktu/ketika

2. Penambahan kata-kata dan tanda baca yang sengaja dihilangkan pada puisi dimunculkan lagi dalam prosa.

(Ibu tetap) dalam tersenyum kau sembunyikan(walaupun dalam kondisi) letih. (meskipun bekerja keras)derita kala(ketika) siang dan malam menimpamu,(tidak) Tak (pernah) sedetik (saja) ia (menyerah)menghentikan langkah. Untuk (tetap) bisa memberikan harapan baru bagiku anaknya.

Parafrase puisi di atas sebagai berikut:

Ibu tetap tersenyum walaupun dalam kondisi letih. Meskipun bekerja keras ketika siang dan malam, tidak pernah sedetik saja ia menyerah. Untuk tetap bisa memberikan harapan baru bagi anaknya.