Sejarah Angklung Bagian Angklung Fungsi Bagian Angklung Cara Memainkan

Pada jaman dahulu kala, instrumen angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Fungsi utama angklung adalah sebagai media pengundang Dewi Sri (dewi padi/kesuburan) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan pada musim tanam. Angklung yang dipergunakan berlaraskan tritonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada) dan penta tonik (5 nada). Angklung jenis ini seringkali disebut dengan istilah angklung buhun yang berarti “Angklung tua” yang belum terpengaruhi unsur-unsur dari luar . Hingga saat ini di beberapa desa masih dijumpai beragam kegiatan upacara yang mempergunakan angklung buhun, diantaranya: pesta panen, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi dll. Etimologi Secara etimologis, Angklung berasal dari kata“angka”yang berarti nada dan“lung”yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap. Kata Angklung diambil dari cara alat musik tersebut dimainkan. Filosofi Angklung Menurut Karuhun Urang Sunda jaman dahulu,kehidupan manusia diibaratkan seperti tabung angklung. Tabung tersebut mempersonifikasikan manusia itu sendiri. Angklung bukanlah sebuah angklung apabila ia hanya terdiri dari satu tabung saja. Itu mengibaratkan layaknya manusia yang tidak dapat hidup sendiri (individu) tetapi juga menggambarkan bahwa manusia hidup bersosialisasi . Tak hanya itu, tabung angklung yang tediri dari tabung besar dan kecil mengibaratkan perkembangan manusia. Tabung kecil (sebelah kiri) merupakan gambaran manusia yang memiliki cita – cita dan upaya untuk menjadi besar (tabung besar – sebelah kanan). Kedua tabung tersebut mempunyai makna bahwa manusia tahu dan paham akan batasan – batasan dirinya, layaknya kedua tabung angklung yang dibunyikan beriringan menghasilkan harmonisasi, manusia pun berjalan beriringan menciptakan keharmonisasian dalam kehidupan masyarakat. Angklung, adalah salahsatu jenis alat musik tradisional Nusantara asal Sunda (Jawa Barat dan Banten) terbuat dari 2 – 3 tabung bambu atau lebih yang dirangkai menjadi satu dalam satu rangka yang disebut ancak(frame); cara memainkannya digoyangkan. Setiap 1 buah angklung merupakan 1 not nada, sehingga untuk memainkan sebuah lagu diperlukan beberapa angklung. — Untuk ritem (pangiring) minimal berjumlah 4 (seperti dalam kesenian réog dulu atau pada angklung-Baduy); sementara untuk melodi (panglagu) minimal berjumlah 8 atau lebih (misal pada kesenian angklung Buncis dari Kabupaten Bandung).Suatu catatan : Dalam bentuk dan pengertian lain angklung pun terdapat pada kesenian Bali. In ancient times , instrument Angklung is an instrument which has the function of religious rituals . The main function is as a media angklung inviter Dewi Sri ( the goddess of rice / fertility ) to come down to earth and gave fertility in the growing season . Angklung is used berlaraskan tritonik ( three tones ) , tonic tetra ( four tones ) and penta tonic ( note 5 ) . Angklung this type are often referred to as angklung Buhun which means ” old Angklung ” are not affected from the elements outside . Until today in some villages still found a variety of activities that use angklung Buhun ceremony , including : harvest festival , ngaseuk pare , pare nginebkeun , ngampihkeun pare , seren epidemic , nadran , helaran , down earth , Etymologically , Angklung is derived from the word ” number” which means the tone and ” lung ” which means broken . So Angklung refer broken tone or tones that are not complete . Angklung word taken from the way the instrument is played According ancestor ancient Sundanese , likened human life angklung tube . The tube personified the man himself . Angklung Angklung if he is not an only consists of one tube only. It likens the human beings who can not live alone ( individual ) but also illustrates that human social life . Not only that , angklung tube consisting of large and small tubes likens human development . Small tube ( left) is a picture of people who have ideals – ideals and efforts to make it big ( big tube – the right) . Both of these tubes have the meaning that humans know and understand the limits – limits himself , like the two tubes Angklung is sounded trooped produce harmonization , humans also go hand in hand creating harmony in public life . Angklung , is one of the main types of traditional musical instrument Sunda archipelago origin ( West Java and Banten ) made ​​of 2-3 or more bamboo tubes are strung together in a single framework called a rack ( frame ), how to play shaken . Each 1 piece 1 angklung is not tone , so as to play a song needed some shakers. – To the rhythm ( pangiring ) totaling a minimum of 4 ( as in the first or the Reog – Baduy Angklung ) , while for the melody ( panglagu ) totaling a minimum of 8 or more ( eg the Beans Angklung art from Bandung regency ) . A note : In shape and another definition of angklung was found in Balinese art . A. Bagian-bagian dari alat musik Angklung A.1 Tabung Sora (Parungpung Laras/Liang Toros) Tabung Sora (Liang Toros) terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a. Tabung Kecil, yang berada disebalah kiri (Parungpung Anak) b. Tabung Sedang, yang berada diantara Tabung Kecil (Parungpung Anak) dan Tabung Besar (Parungpung Indung) atau ditengah tengah (Parungpung Panengah) c. Tabung Besar, yang berada disebelah kanan (Parungpung Indung) A.2 Ancak (Kerangka Angklung) Ancak (Kerangka Angklung) terdiri dari beberapa bagian, yaitu : b. Tabung Dasar (Parungpung Tatapakan) c. Palang Gantung (Palang/Toros) B. Fungsi bagian-bagian alat musik Angklung B.1 Tabung Sora (Parungpung Laras/Liang Toros), berfungsi sebagai tabung nada atau penghasil nada. a. Tabung Kecil (Parungpung Anak) berfungsi sebagai tabung bernada, dan juga sebagai resonator atau lawong. Tabung kecil (Parungpung Anak) bisa disebut juga berfungsi sebagai penhasil nada nada atau suara pada angklung. b. Tabung Sedang (Parungpung Panengah) berfungsi sebagai tabung bernada, dan juga sebagai resonator atau lawong. Tabung Sedang (Parungpung Panengah) bisa disebut juga berfungsi sebagai penghasil nada nada atau suara pada Angklung. c. Tabung Besar (Parungpung Indung ) berfungsi sebagai tabung bernada, dan juga sebagai resonator atau lawong. Tabung Besar (Parungpung Indung) bisa disebut juga berfungsi sebagai penghasil nada nada atau suara pada Angklung. B.2 Ancak (Kerangka Angklung) berfungsi sebagai kerangka angklung. a. Jejer (Tihang), Jejer (Tihang) berfungsi sebagai kerangka angklung yang digunakan untuk menyambungkan Palang Gantung agar Palang Gantung kuat menggantung atau menyangga Tabung Sora atau Liang Toros. b. Tabung Dasar (Parungpung Tatapakan), Tabung Dasar (Patungpung Tatapakan) berfungsi sebagai kerangka Angklung untuk memperkuat Kerangka Angklung lainnya. Tabung Dasar berada dibagian bawah Angklung yang berbentuk horizontal. c. Palang Gantung (Palang/Toros), Palang Gantung (Palang/Toros) berfungsi sebagai penyangga atau penggantung Tabung Sora atau Liang Toros dengan tingkatan tinggi Palang Gantung yang berbeda dan menyesuaikan tinggi dan lebarnya Tabung Sora yang terdapat pada Angklung tersebut. C. Cara Memainkan alat musik Angklung Posisi Angklung yang tepat saat dimainkan : · Posisi angklung adalah tabung yang tinggi berada di sebelah kanan pemain, dan yang kecil berada di sebelah kiri, dengan posisi lurus, tidak miring. · Tangan kiri pemain memegang angklung pada bagian simpul atas angklung dan tangan kanan memegang angklung pada bagian bawah angklung. Posisi tangan kiri dapat menggenggam ke arah bawah maupun ke arah atas. Kedua tangan diharapkan dalam posisi lurus. · Tangan yang bertugas menggetarkan angklung adalah tangan kanan, sedangkan tangan kiri hanya memegang angklung, tidak turut digerakkan. Gerakan tangan kanan adalah arah kanan ke kiri, dan gerakan dilakukan dengan cepat dari pergelangan tangan · Apabila pemain memegang lebih dari satu angklung, maka angklung yang berukuran lebih besar ditempatkan lebih dekat dengan tubuh. Apabila ukurannnya cukup besar, angklung dapat kita masukkan ke dalam lengan pemain. Kalau kecil, angklung tetap dipegang dengan jari, tetapi harus tetap ada jarak antar angklung sehigga tidak saling bersinggungan. Memainkan angklung ada beberapa cara: 1. Getaran panjang Angklung digerakan panjang sesuai dengan nilai nada yang dimainkan, sehingga nada dimainkan secara sambung menyambung. Nada juga tidak terdengar putus putus saat digerakan panjang. Angklung tidak digetarkan seperti biasanya, tetapi dengan cara dicetok, sehingga menghasilkan bunyi yang pendek. Biasanya cara memegang angklung untuk menghasilkan bunyi seperti ini adalah dengan sedikit memiringkan angklung dan tabung dasar kanan angklung dipukulkna ke tangan kanan. Cara ini dimainkan dengan menahan atau menutup tabung kecil sehingga tidak ikut berbunyi. Getaran untuk cara ini tetap panjang dan disambungkan. Cara ini dilakukan jika ingin menghasilkan suara yang lebih halus.