Tata Cara Salat Nisfu Syaban Lengkap Dengan Doanya Ma

Malam Nisfu Syaban selalu menjadi waktu istimewa bagi umat Muslim. Menjelang bulan Ramadan, menjadi waktu pengampunan dosa.

Pada malam inilah takdir seseorang ditetapkan oleh Allah SWT untuk tahun yang akan datang. Umat Islam biasanya menghabiskan malam suntuk salat dan berdoa. Selain itu, meminta pengampunan.

Umat Muslim berpuasa di siang hari dalam persiapan untuk malam hari. Biasanya dilakukan salat Nisfu Syaban. Ibadah Sunnah ini memiliki pahala yang besar. Bagaimana caranya?

Berikut syarat dan tata cara lengkap salat Nisfu Syaban yang dirangkumPopmama.com

1. Niat
Pexels/ThirdmanTerdapat dua niat salat Nisfu Syaban dalam Bahasa Arab beserta artinya:

اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan nisfu sya’baana rak’ataini lillahi ta’ala.

Artinya:
“Saya sholat sunnat Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

اُصَلِّىْ سُنَّةَ لَيْلَةِ نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Usholli sunnata lailati nisfu sya’baana rok’ataini lillahi ta’alaa.

Artinya:
“Saya sholat sunnat malam Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala”

2. Tata cara
Pixabay/adelbayoumiMelaksanakan salat Nisfu Syaban harus melakukan tata cara secara berurutan:

* Membaca niat salat
* Membaca doa iftitah
* Pada rakaat pertama, dianjurkan membaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun
* Pada rakaat kedua, dianjurkan membaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas
* Kemudian mengucap salam

3. Membaca surat Yasin
Pexels/Alena DarmelSetelah melaksanakan salat Nisfu Syaban untuk membaca surat Yasin sebanyak tiga kali dengan niat sebagai berikut.

* Pada surat Yasin pertama, diniatkan untuk memohon doa agar panjang umur.
* Surat Yasin kedua, diniatkan untuk memohon doa minta rezeki yang lancar dan halal.
* Surat Yasin ketiga, diniatkan untuk memohon keteguhan iman kepada Allah SWT

4. Membaca doa malam Nisfu Syaban
Pexels/ThirdmanLalu, kamu membaca doa malam Nisfu Syaban seperti berikut ini:

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

5. Waktu pelaksanaan
Pexels/Alena DarmelBiasanya berlangsung pada tanggal empat belas Syaban, bulan kedelapan kalender Hijriah dan dua minggu sebelum Ramadhan dimulai. Atau umat Islam sudah bisa memeringati malam Nisfu Syaban pada Kamis (17/3/2022).

Salat sunnah ini dapat dikerjakan pada malam hari setelah melaksanakan sholat isya. Waktu yang sangat dianjurkan dan sesuai sunnah dalam agama Islam untuk laki-laki maupun perempuan.

Semoga setelah melewati malam Nisfu Syaban, kita menjadi manusia yang lebih baik dan bertawakan kepada Allah SWT.

Baca Juga: