zenduck.me: Fenomena Astronomis Agustus 2023 Puncak Hujan Meteor dan Supermoon


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian zenduck.me dengan judul zenduck.me: Fenomena Astronomis Agustus 2023 Puncak Hujan Meteor dan Supermoon yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

KOMPAS.com – Sejumlah peristiwa atau fenomena astronomis akan terjadi sepanjang bulan Agustus 2023.

Pada bulan tersebut, terdapat tiga fenomena astronomis yakni satu puncak hujan meteor Perseid dan dua supermoon yang mempunyai sebutan sturgeon moon dan blue moon.

Baca juga: Ramai soal Muncul Awan Lentikular Saat Merapi Erupsi, Apa Itu?

Berikut penjelasan lengkap dari tiga fenomena astronomis tersebut:

Dikutip dari SmithsonianMagazine, hujan meteor Perseid adalah salah satu yang terbaik tahun ini. Meteor yang cerah dan sering berekor panjang akan menerangi langit dengan kecepatan sekitar 50 hingga 100 per jam.

Hujan meteor merupakan fenomena ketika Bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari melewati daerah yang padat dengan meteor.

Sedangkan, meteor merupakan guguran atau sisa komet yang tertinggal.

Perseid tahun lalu bertepatan dengan bulan purnama, membuat beberapa bintang jatuh sulit dilihat.

Namun tahun ini, hujan akan mencapai puncaknya dua hari sebelum bulan baru pada 11 dan 12 Agustus 2023.

Untuk pengalaman menonton terbaik, Royal Museums Greenwich merekomendasikan untuk pergi ke lokasi yang gelap dan memberikan waktu 15 menit untuk menyesuaikan mata melihat hujan meteor tersebut.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Scarf Cloud, Pelangi Melingkari Awan yang Menggumpal, Ini Penjelasan BRIN

2. Sturgeon moon: 1 Agustus 2023

Dilansir dari Space, sturgeon moon merupakan fenomena supermoon yang terjadi pada 1 Agustus 2023. 

Supermoon merupakan fenomena ketika bulan purnama berada di jarak terdekat dengan Bumi pada tanggal tertentu.

Hal itu terjadi karena lintasan bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, melainkan agak elips atau lonjong.

Diketahui, bulan memiliki jarak rata-rata sejauh 238 ribu mil atau 382.900 km dari Bumi.

Namun apogee (posisi terjauh) dan perigee (posisi terdekat) bulan berubah-ubah karena orbitnya yang berbentuk elips.

“Alasan utama mengapa orbit bulan bukan lingkaran sempurna (elips) adalah karena ada banyak gaya pasang suruh atau gravitasi yang menarik bulan,” ucap ilmuwan NASA Noah Petro.

Ia menambahkan, gravitasi Bumi, matahari, dan planet lain berpengaruh pada orbit bulan.

“Anda memiliki semua gaya gravitasi berbeda yang menarik dan mendorong bulan, yang memberi kita kesempatan untuk melewati jarak dekat ini,” tuturnya.

Mengapa disebut dengan sturgeon moon?

Dilansir dari Almanac, istilah supermoon pada 1 Agustus 2023 secara tradisional disebut sturgeon moon berasal dari The Old Farmer’s Almanac.

Disebut dengan sturgeon moon karena ikan sturgeon raksasa di Great Lakes dan Lake Champlain di Amerika Utara paling mudah ditangkap selama musim panas atau pada sekitar tanggal tersebut.

Ikan sturgeon diperkirakan sudah hidup sekitar 136 juta tahun lalu atau sejak masa prasejarah. Oleh karena itu, ikan ini sering disebut dengan “fosil hidup”.

Baca juga: Ramai soal Halo Bulan, Apa Itu? Berikut Penjelasannya

3. Blue moon: 31 Agustus 2023

Blue moon merupakan sebutan untuk fenomena supermoon yang terjadi pada 31 Agustus tahun ini.

Diketahui bahwa supermoon merupakan kejadian ketika bulan purnama mempunyai jarak yang cukup dekat dengan Bumi.

Adapun bulan purnama terjadi ketika bulan tepat berseberangan dengan matahari, Bumi di antara keduanya.

Ada dua faktor untuk mendukung terjadinya fenomena supermoon, yakni perigee dan fase purnama.

Adapun perigee bulan setiap 27 hari sekali dan fase purnama setiap 29,5 hari saat matahari menyinari bulan sepenuhnya.

Diperkirakan bulan akan tampak 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dari biasanya. Namun, sangat sulit untuk melihat perbedaannya dengan mata telanjang.

“Itu tidak cukup untuk diperhatikan (perbedaannya) kecuali Anda adalah pengamat bulan yang sangat berhati-hari,” kata Petro.

Istilah “supermoon” sendiri tidak berasal dari astronomi, melainkan dari astrologi bidang pseudoscientific.

Bidang astrologi itu mempelajari pergerakaan benda langit untuk membuat prediksi tentang perilaku dan peristiwa manusia.

Istilah ini pertama kali disebutkan dalam artikel tahun 1979 untuk majalah Dell Horoscope oleh Richard Nolle.

Nolle mendefinisikan supermoon sebagai bulan baru atau bulan purnama yang terjadi dengan bulan di posisi terdekat dengan Bumi dalam orbit tertentu.

Mengapa disebut dengan blue moon?

Dikutip dari Space, ada dua pendapat mengapa supermoon pada 31 Agustus 2023 disebut dengan blue moon. Namun sayangnya, supermoon tersebut tidak benar-benar berwarna biru.

Sebutan itu mengacu mengacu pada bulan purnama ketiga dalam satu musim yang memiliki empat bulan purnama menurut NASA.

Sementara pendapat kedua yang lahir dari kesalahpahaman dari pendapat pertama, yakni blue moon mengacu pada bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender.

Baca juga: Viral, Video Penampakan Dua Bulan Sabit, Ini Kata BRIN

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.