zenduck.me: Keraguan Pakar soal Klaim Pria Nganjuk Temukan 2 Batu Meteor


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian zenduck.me dengan judul zenduck.me: Keraguan Pakar soal Klaim Pria Nganjuk Temukan 2 Batu Meteor yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Surabaya

Pakar Fisika Teori Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr rer nat Bintoro Anang Subagyo meragukan pria asal Nganjuk, Suprianto (43) yang mengekalim menemukan 2 batu meteor di sungai Kedung Ngaron, Bringin, di tengah hutan lereng Gunung Pandan.

Menurut Bintoro, bisa jadi batu itu memang meteor. Akan tetapi, harus ada kajian untuk membuktikannya. Keraguan Bintoro bukan tanpa alasan.

Menurutnya, melihat ukuran batu yang besar, harusnya ada jejak yang jelas. Dia ragu karena batu sebesar itu tidak menimbulkan benturan keras di tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bisa iya (meteor), tapi jika melihat pada ukuran agak mustahil tanpa mengakibatkan benturan yang cukup keras,” terang Bintoro saat dihubungi detikJatim, Senin (10/7/2023).

Bintoro mengatakan, jika memang batu meteor jatuh dengan ukuran besar, pastinya akan diketahui secara luas. Bahkan, bisa diketahui kapan proses terjadinya.

“Kecuali jika hal tersebut terjadi di masa lampau, di mana daerah penemuan tersebut tidak ada penghuni manusia,” ujarnya.

Bintoro menerangkan, ukuran batu meteor bervariasi. Jika batu tersebut besar, seharusnya sampai menimbulkan kawah ketika batu tersebut mendarat di tanah.

Keraguan Bintoro juga berkaitan dengan fenomena astronomi. Dalam kurun waktu 1-2 pekan terakhir dia tidak mencatat adanya peristiwa langit, termasuk hujan meteor. Pada awal Mei lalu memang sempat terjadi hujan meteor, tapi itu terjadi di belahan bumi lain, alias bukan di Indonesia.

“Jika merujuk pada rentang waktu 1-2 minggu ini tidak ada hal spesial. Termasuk soal hujan meteor,” jelasnya.

Bintoro mengungkapkan, hujan meteor sendiri terjadi karena orbit dari batuan meteor yang dekat dengan orbit Bumi. Dampak umumnya hanya penampakan hujan meteor di langit, tak sampai menghujam tanah.

“Pada umumnya tidak membahayakan karena sebagian besar batuan terbakar di atmosfer,” tukasnya.

Perjuangan berat pria Nganjuk hingga mimpi didatangi nenek tua sebelum temukan meteor. Baca halaman selanjutnya…