zenduck.me: Mengenal Ukeireru Pola Pikir Orang Jepang yang Jadi Kunci Kebahagiaan Hidup


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian zenduck.me dengan judul zenduck.me: Mengenal Ukeireru Pola Pikir Orang Jepang yang Jadi Kunci Kebahagiaan Hidup yang telah tayang di zenduck.me terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

Jakarta

Jika filosofi orang Jawa memiliki “nerimo ing pandum” atau sebuah sikap penerimaan secara penuh, maka orang Jepang memiliki “ukeireru” sebagai pola pikir dalam hidupnya. Apakah artinya sama?

Secara umum, “ukeireru” adalah pola pikir untuk mencapai kebahagiaan dengan cara sikap penerimaan. Pola pikir ini bukan sama sekali menyerah pada keadaan, tapi bagaimana bisa mengelola pikiran untuk mencapai kebahagiaan.

Psikolog klinis yang berbasis di Amerika Serikat, Scott Haas telah merasakan pengalaman intim dengan budaya Jepang selama bertahun-tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Haas mulai mengunjungi Jepang pada tahun 2003 dan bekerja di negara tersebut tiga sampai empat kali setahun. Pengalaman ini membuat Haas mengetahui kunci hidup kebahagiaan orang-orang Jepang dengan pola pikir “ukeireru”.

Pola Pikir Ukeireru

Menurut Haas, ukeireru atau penerimaan adalah kunci kebahagiaan. Ukeireru lebih dari sekadar penerimaan diri.

“Itu berarti menerima hubungan kita dalam keluarga kita, di sekolah, di tempat kerja dan di komunitas kita. Itu berarti menerima orang lain,” katanya dikutip dari laman Forbes.

Ia membandingkan dengan di AS, di mana masyarakatnya hidup dengan penuh individualisme yang diagungkan sehingga membuatnya sulit untuk menerima apa pun di luar diri tanpa syarat.

“Tapi ukeireru tidak berarti tunduk atau menyerah,” imbuh Haas.

Ia mengatakan, ukeireru bisa membantu menciptakan ketenangan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita dan menyadari bahwa kita adalah bagian dari alam, dan seperti alam, kita juga terus berubah.

“Penerimaan ini menyiratkan bahwa krisis tidak berlangsung lama. Kemudian menjadi mungkin untuk membayangkan saat stres saat ini akan menjadi kenangan,” ujar Haas.

Kunci Kebahagiaan: Menerima dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain

Ada cara-cara praktis di mana ukeireru dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Haas mencontohnya dengan meluangkan waktu untuk makan dan minum perlahan, menikmati waktu di alam, bermeditasi, berjalan, tidur siang, dan menghormati semua orang yang ditemui.

“Ini juga berarti lebih banyak mendengarkan dan tidak terlalu reaktif. Meluangkan waktu dari setiap hari untuk berpartisipasi dalam pengalaman nonproduktif yang membantu kita melarikan diri dari diri kita sendiri dan memungkinkan kita merasa segar kembali atau diremajakan setelahnya. Ini adalah perilaku yang membentuk cara hidup,” terangnya, sebagaimana dikutip dari Psychology Today.

Menurut Haas, ketika kita menerima apa yang ada di sekitar kita, maka akan memiliki ruang untuk mengamati dan memperhatikan dengan tenang bahwa diri kita hanyalah bagian dari masyarakat dan tidak begitu penting.

Akibatnya, kita dapat lebih mudah memahami sudut pandang orang lain dan tidak akan bereaksi begitu saja terhadap seseorang atau peristiwa yang membuat kita kesal.

“Dan Anda tidak akan terlalu stres sepanjang waktu,” katanya.

Adapun di Jepang, sikap ukeireru yang banyak ditemukan adalah diam. Dalam bab diam, di Jepang sangat sering digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang jauh lebih efektif daripada kata-kata.

Menurut Haaas, ini membantu untuk membangun kepercayaan, mengungkapkan rasa hormat dan belajar melalui mendengarkan dan mengamati.

“Jika Anda sibuk berbicara dan menawarkan pendapat Anda, Anda tidak dapat menerimanya,” tuturnya.

Jadi, secara pragmatis, dengan mempraktikkan perilaku dan pemikiran ukeireru, seseorang bisa memiliki kebiasaan pengamatan, konsentrasi, kesabaran, dan pemahaman yang lebih baik dan lebih dapat diandalkan.

“Waktu melambat melalui praktik yang terkait dengan ukeireru,” pungkasnya.

Simak Video “Gaya Hidup Ramah Lingkungan yang Bisa Selamatkan Bumi”
[Gambas:Video 20detik]

(faz/nwk)